Warning!!
Part paling puanjangggg
Part khusus yang mengandung konten dewasa full
Dilarang keras bagi yg berusia dibawah 17 TAHUN untuk membaca!! Tapi jika memaksa, resiko tidak ditanggung
Jika tidak suka tinggal melewati part nya saja.
Oke, selamat membaca, xoxo***
Sparta, Ancient Greece, 465 BCMereka sampai diujung tangga, Norah semakin mempercepat larinya menuju ke arah balkon. Dilihatnya Helena berdiri dengan mematung di atas penyangga besi yang ada disana. Hati Caesarion mencelos ketakutan karena ia tidak pernah melihat wanita manapun senekat dia. Ralat, ia tahu satu orang yang juga sama nekatnya dengan Helena. Mese, gadis itu sama keras kepalanya dengan Helena tapi lihatlah. Helena sedang hamil, dia sedang mengandung anak Julian dan demi saus tartar sekalipun Caesarion membenci Julian ia tidak membenci bayi yang berada di dalam kandungan Helena. Bayi itu tak berdosa, kenapa Helena juga harus mengorbankannya demi rasa cintanya pada si brengsek Julian. Derap langkah kaki Norah menyadarkan Helena, gadis itu merangsek maju lebih dekat ke pembatas balkon. Jeritan para pelayan istana yang berada dibawah semakin keras memekakkan telinga, "Berhenti disitu Norah. Jika kau maju selangkah aku akan menerjunkan tubuh ini!!" Seru Helena tajam,
Norah tidak berkutik. Gadis itu terdiam di tempatnya, sedangkan Caesarion tetap meneruskan langkahnya perlahan berusaha untuk tidak membuat suara ketika ia mencapai ke jarak yang lebih dekat dengan gadis itu, "Norah!! Kukatakan jangan mendekat!" Helena berseru lagi penuh emosi,
"Helena ini aku. Kau tidak harus melakukan ini. Kemarilah!" Bujuk Caesarion lembut,
Helena menoleh kearah pemuda yang berdiri setengah meter darinya tersebut. Caesarion bisa melihat jelas wajah Helena beruraian air mata. Matanya bengkak dan hidungnya memerah karena terlalu banyak menangis. Rambutnya berantakan, sanggul biasanya yang selalu terikat rapi dikepalanya lepaa meninggalkan untaian-untaian tak karuan. Chitons tipis miliknya tertiup angin dengan sangat keras membuat gigi Helena terdengar bergemelutuk menahan dinginnya udara sore itu. Wanita itu menatapnya sendu, "Kau tidak pernah mencintaiku, Julian...." Ia berbisik lirih ketika angin membawa suaranya ke telinga Caesarion,
"Helena apa yang kau bicarakan. Kau kelelahan, sebaiknya mundur lah perlahan dari balkon itu dan kemarilah!" Caesarion maju selangkah dengan perlahan tapi Helena mencondongkan tubuhnya, mereka semua menjerit ketakutan.
Caesarion membentak marah, "Helena!! Berhenti bertingkah menyebalkan!"
Wanita itu tertawa kecil melihat emosi Caesarion, "Apa gunanya aku hidup Julian, jika kau tidak mencintaiku. Kau tidak pernah sekalipun memberikan hatimu padaku. Padahal aku selalu mencintaimu sepenuh hati, aku selalu menunggumu sampai kau kembali, aku tidak pernah pergi, aku selalu disini selamanya. Saat semua orang tidak percaya padamu, saat mereka mengatakan bahwa kau terkutuk, saat mereka semua berbondong-bondong melecehkanmu dan mengasingkan dirimu sedangkan Gorgo tidak bisa berbuat apapun untuk mencegahnya, aku membela mu Julian. Aku berlutut dihadapan Aegisthus, dihadapan Gorgo, dihadapan Lysander dan dihadapan semua rakyat Sparta untuk memohon pengampunan atasmu, memohon supaya mereka tidak menyalahkanmu pada suatu hal yang kutahu kau tidak bersalah. Tetapi kau tetap tidak mencintaiku, sekalipun kau kembali. Kau masih tetaplah Julian yang sama, aku tidak pernah bisa memenangkan hatimu. Maafkan aku yang telah berharap terlalu banyak darimu, maafkan aku telah membuat mu jijik dengan cintaku yang tak tertanggungkan, sekali lagi maaf jika selama ini aku selalu menyusahkanmu. Atas nama Thebes dan Athena, aku Helena Orpheus meminta pengampunan yang Mulia Leonidas"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LEONIDAS [Book Two] ✓
FanficFor Those Who doesn't Believe in Love *** Book two : Ancient Civilization Trilogy Kembalinya Caesarion ke kehidupannya yang sekarang tak selalu berjalan mulus. Musim panas keduanya kembali datang. Kali ini lebih menyeramkan. Sisi lain dari dirinya b...