Caesarion tersenyum polos saat Helena berdiri didepannya sambil berkacak pinggang sebal, "Caesarion kukatakan sekali lagi, dimana Chitons yang kau sembunyikan itu, aku tidak sedang bermain Caesarion, Gorgo mengajakku mengunjungi kota!!" Sahut Helena sebal, gadis itu berdecak kesal membuat Caesarion semakin kuat menggodanya.
Caesarion menggeleng pelan, "Sungguh Helena aku tidak menyembunyikan sesuatu. Aku baru saja bangun tidak mungkin aku melakukannya" dustanya,
Helena memicingkan matanya tajam, "Itu tidak mungkin jika bukan karena ulahmu mana bisa baju itu lenyap, dia bahkan tidak punya kaki untuk berjalan, Caesarion!!" Seru Helena kesal
Caesarion tertawa lebar, "Kecilkan suaramu itu yang Mulia Ratu. Bagaimana bisa mereka menghormati mu dengan sikap urakan itu!"
"Caesarion, aku tidak punya banyak waktu. Norah akan datang untuk menggantikanku baju dan menata rambut" tepat setelah Helena berkata seperti itu pintu diketuk pelan. Helena tahu itu adalah Norah, "Norah datang. Sebaiknya pergilah" imbuh Helena memaksa.
Namun hal tersebut tak membuat Caesarion mengalah. Pemuda itu berlari di atas kasur untuk menyeberanginya menuju pintu. Ia membukanya dalam sekejap, "Maaf Norah pekerjaanmu tidak dibutuhkan sekarang. Aku akan mengganti pakaian Helena dan mengurusnya. Terimakasih kau sudah melakukannya"
Norah terkejut mendengarnya, "Tap-tapi yang Mulia it-ituu..."
Caesarion menempelkan telunjuknya di bibir, "Sssttt... Aku tahu, jangan bilang siapapun, oke?" Ujarnya sembari mengedipkan sebelah mata menggoda membuat kaki Norah terasa seperti agar-agar lembek yang baru dikunyah. Raja Sparta memang sangat tampan dan tidak ada seorang pun yang bisa menolak pesona nya. Jadi dengan rela, Norah mengangguk kemudian menutup pintunya kembali.
Caesarion tersenyum lebar setelah itu ke arah Helena, "Norah setuju denganku. Jadi hari ini biarkan aku melayani tuan puteri" ia berujar sambil membungkuk memberi salam ala kerajaan.
"Caesarion... apa-apa an kau akan mengacaukan semuanya. Demi Zeus, kau sudah gila??!"
Caesarion menggeleng pelan kemudian mendekati Helena, pemuda itu menempelkan bibirnya sekilas, "Ciuman selamat pagi dan persetujuan, berhubung kau tidak menolak jadi kuanggap ya"
"Baiklah. Terserah kau saja. Aku toh bisa melakukannya sendiri" Helena mengibaskan tangannya asal kemudian berniat berjalan menjauh tapi sebelum itu terjadi Caesarion menangkap tangannya.
"Helena...." Wanita itu tampak terdiam tak bergeming. Kepalanya menunduk kebawah. Sebuah dorongan besar entah darimana membuatnya menghela nafas kemudian mengangguk. Ia tidak tahu kenapa rasanya sungguh berdosa ketika ia menolak permintaan Caesarion, rasanya seperti ia telah mengabaikan Julian itu sendiri. Julian akan marah jika melakukannya, Helena tidak ingin Julian marah. Ditambah ia merasakan keinginan yang lebih besar agar ia membuka diri untuk Caesarion.
Helan merasa ini tidak benar namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Keinginan itu melandanya dengan kuat menerpa seluruh batas-batas kewarasannya hingga menjadi belati sendiri baginya. Caesarion memeluk wanita itu dari belakang sambil mengecup bahunya dengan lembut, "Caesarion...."
"Hmmm....?" Caesarion menjawabnya dengan bergumam masih menciumi bahu wanita itu,
"Kau bilang kau akan mengganti pakaianku"
Caesarion tertawa sumbang, "Ahhh... Tentu saja" pemuda itu menepak dahinya.
Caesarion melepas pelukannya. Kemudian berjalan menuju laci meja. Mengambil pakaian Helena yang disembunyikan olehnya. Ia membuka fibula yang mengikat kedua sisi kain di bahunya perlahan. Kain tersebut lolos begitu saja menampakkan tubuh telanjang Helena. Sontak wanita itu menutupi bagian dadanya, "Jangan berpikiran macam-macam Caesarion. Kau tidak bisa menyentuhku!" Ancam Helena,
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LEONIDAS [Book Two] ✓
Fiksi PenggemarFor Those Who doesn't Believe in Love *** Book two : Ancient Civilization Trilogy Kembalinya Caesarion ke kehidupannya yang sekarang tak selalu berjalan mulus. Musim panas keduanya kembali datang. Kali ini lebih menyeramkan. Sisi lain dari dirinya b...