52 : This is the End of Your Suffering

187 20 21
                                    

Haloo haloo yang udah prepare buat endingnya The Leonidas. Siapin aja tissu yang banyak dan mental yang kuat untuk melihat beberapa bagian yang gak kamu harapkan bakal terjadi wkwkwkw. Karena ini waktunya kita say goodbye sama mereka berdua yang udah nemenin kita dari Caesarion yang hanya pewaris Leonidas hingga jadi raja sesungguhnya di Sparta.

Aku juga mau terimakasih banyak buat kalian yang udah dukung cerita ini begitu lama sampai setahun vakum. I don't know kalo kalian masih ada yang baca dan nungguin selama itu. Yang jelas makasih banget dan akhirnya buku ke dunia yang penuh perjuangan ini bisa selesai sesuai dengan yang aku janjikan. Bulan Agustus, hahahaha xoxo

Tapi ini bukan perpisahan sesungguhnya karena bakal ada EPILOG dan Bonus Chapter lagi seperti pada buku pertamanya, hehehe. Jadi aku memang sengaja menyiapkan hal ini untuk kalian yang masih enggak rela buat melepas kepergian Caesarion hehehe.

Sampai jumpa, kita ketemu lagi di buku ke tiga : FATHER😊🙏🏼

****




Bunyi yang mirip sesuatu seperti alat penyedot debu namun lebih besar tiba-tiba terdengar dikejauhan menyita seluruh perhatian mereka dari Julian. Pemuda tampan itu nyaris tak sadarkan diri. Ia tengah berbaring di dalam kamarnya tersebut dengan dominasi warna coklat hangat. Tubuh Julian telah mengalami kaku sepenuhnya pada kaki kiri hingga ke paha nya dan tangan kanan pemuda itu. Beruntung kutukan belum menyebar ke dalam rongga dadanya untuk membekukan detak jantung Julian. Walau begitu beberapa bagian tumit pada kaki kanannya perlahan mulai menjadi sangat keras seiring berjalannya setiap detik hingga tak mampu lagi bergerak dan Mese tidak akan pernah berani untuk sekadar melihatnya. Gadis itu masih mengamati Julian dalam diam ketika Thomas mengatakan sesuatu dengan berbisik, "Aku akan mengecek suara itu" bisiknya pelan.

Mese mengangguk mengiyakan namun gadis itu tidak menoleh sedikitpun. Perhatiannya masih bertumpu pada Julian yang terbaring lemah disana. Tidak ada lagi rona kemerahan yang selalu menghiasi pipi pemuda itu, kini semuanya tampak pucat dan seputih salju. Alih-alih di beberapa bagian wajahnya guratan-guratan berwarna biru langit dan warna putih berkilau perlahan mulai tampak. Mrs. Leonidas dan Bethreyya mendekat ke arah Mese, "Kurasa waktunya sudah dekat" ujar Bethreyya memberi tahu.

Mese dan Mrs. Leonidas mengangguk menyetujui. Di pojok ruangan ada Bill Follet yang menatap mereka dalam diam. Pandangannya tajam menatap kepada pemuda yang terbaring lemah dan dibantu alat untuk menunjang kehidupannya. Tiba-tiba sebuah dobrakan yang disengaja terdengar di pintu kamar Julian membuat pintu tersebut roboh ke belakang. Mereka berempat menoleh ke asal suara tersebut dan melihat dua orang pemuda berkelahi satu sama lain. Thomas dan Caesarion. Thomas berada di atas tubuh Caesarion dan menghujani pemuda itu dengan pukulan-pukulan yang amat keras.

THE LEONIDAS [Book Two] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang