Caesarion
Aku tidak tahu apa yang ku lakukan malam ini atau malam-malam sebelumnya selama beberapa minggu setelah insiden aku dibawa ke masa lalu oleh Julian dan percakapan dalam alam bawah sadar ku terputar jelas berulang-ulang setiap kali aku merenung atau dalam keadaan tidak melakukan apapun. Aku lelah memikirkan semua pecahan kenangan itu yang menghantuiku bahkan mampu membuat ku menderita insomnia parah. Aku tidak pernah bisa tertidur lagi selama seminggu ini. Gorgo beberapa kali pernah menyuruhku untuk mengistirahatkan diri sewaktu siang hari namun aku menolaknya bukan karena aku tidak ingin tetapi setiap kali aku memejamkan mataku rekaman sialan kejadian itu selalu berputar-putar layaknya kaset rusak. Aku tidak tahan lagi hingga memutuskan untuk tidak tidur selama tiga hari ini. Dan lihatlah bagaimana aku berakhir sekarang. Aku akan pergi keluar dari ruang kerja ku untuk menjernihkan pikiran namun sebelum itu aku tergoda untuk mematut diri ku pada cermin perak yang berdiri tegas di ujung ruangan dekat pintu keluar.Melihat keadaanku yang sekarang bisa dikatakan aku terlihat mengenaskan. Aku memiliki kantung tebal berwarna kehitaman dibawah mataku. Pipi yang sedikit tirus dan rambut berantakan luar biasa. Wajah ku juga nampak kusut dan luar biasa tak bersemangat bagai mayat hidup. Oh ayolah, tentu apa yang bisa kau harapkan dari orang yang tidak pernah tidur selama tiga hari ini. Aku kacau dan aku tahu itu. Menjadi pria brengsek merupakan nama tengahku. Aku sudah mendapatkan itu sejak dulu bahkan ku kira si brengsek Julian yang menurunkannya. Aku meninggalkan Helena lagi dan mengurung diri di dalam kamarku hingga masalah ku sendiri selesai. Berlagak menjadi seorang pengecut setiap kali Helena menyeru kan nama ku di luar ruangan ketika meminta ku makan, menemaninya ke kota, berkebun, melihat pemandangan dan segala hal lainnya. Aku sekarang berada dalam fase pengecut dimana sebagian hati ku berharap aku bisa kembali pulang, aku menginginkan Mese kekasihku namun aku juga tak sanggup meninggalkan Helena sendirian dalam keadaan hamil. Aku mengkhawatirkannya bukan karena aku mencintai Helena aku hanya merasa bersalah atas apa yang dilakukan Julian padanya. Si brengsek itu yang berwujud sepertiki menelantarkan istrinya sendiri dan aku merasa bersalah karena memiliki rupa yang sama sepertinya. Aku tidak mau Helena menyamakan ku dengan Julian. Aku tahu aku miliknya. Aku jiwanya dan bagian tubuhnya. Tapi aku berbeda. Aku tidak pernah sama dengan Julian.
Ferdinand Leonidas mendidikku menjadi seorang lelaki sejati dengan kemewahan yang menjadikan ku sedikit brengsek sedangkan Julian? Aku bahkan tidak mengerti ia di didik seperti apa? Setidaknya aku masih memiliki rasa bersalah pada seorang wanita dan mengerti bagaimana cara memperlakukan nya. Tidak seperti Julian yang tidak memiliki belas kasihan sedikitpun. Tapi diatas semua itu aku tidak memungkiri bahwa aku adalah dia dan eksistensi ku di dunia ini hanya karena penopang utama ku sekarang mengambil sebagian hidup sempurna ku supaya aku bisa membayar apa yang sudah dilakukannya dengan ku selama delapan belas tahun ini.
Aku mendesah keras. Bicara apa aku ini. Aku sepertinya mulai melantur karena efek tidak pernah tertidur. Rasanya tidak sakit tapi sangat menganggu bahwa kau tidak bisa memejamkan matamu barang sedetik pun. Tidak perlu memutuskan terlalu berat untuk keluar dari ruang kerjaku. Aku menutup pintu ku sebelum berjalan dengan perlahan menyusuri lorong demi lorong di tengah malam hanya untuk menjernihkan pikiran ku. Belum selesai masalah Julian ternyata aku bahkan lupa dengan Sparta dan serangan Persia atau apapun lah yang Themisthokles rajukkan beberapa minggu ini. Aku tidak ingin memikirkan masalah-masalah lain ku yang bertubi-tubi atau bagaimana festival pemujaan sebentar lagi berlangsung dan aku harus membuat kami terlihat sebagai raja dan ratu yang bahagia di depan rakyat nya. Bagaimana pun juga sandiwara di dalam lingkup kerajaan harus tertutup dengan sempurna atau harga setimpal per kepala manusia menjadi balasannya.
Tidak terasa kaki ku melangkah menuju kamar ku, tidak lebih tepat nya kamar Helena. Untuk raja muda seperti ku yang belum memiliki seorang selir atau memutuskan menikahi satu orang wanita saja seumur hidup ku kamar seorang raja dan permaisuri nya boleh menjadi satu namun ketika aku sudah membuat keputusan untuk memiliki selir, bahkan permaisuri dan selir ku harus tidur terpisah denganku, ini dikarenakan untuk menjaga kerukunan antar istri dimana tidak akan ada hal-hal yang disebut sebagai iri hati dan upaya penggulingan sang raja karena mendapat perlakuan yang tidak sebanding diantara para istri. Namun sampai saat ini aku belum memikirkan seorang selir pun baik di Alexandria atau pun Sparta. Bagiku memiliki satu orang wanita hebat di belakang ku seumur hidup tanpa perlu mendua adalah hal yang patut kubangga kan walau aku tahu se brengsek apa diriku. Dan wanita itu adalah Mese.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LEONIDAS [Book Two] ✓
Fiksi PenggemarFor Those Who doesn't Believe in Love *** Book two : Ancient Civilization Trilogy Kembalinya Caesarion ke kehidupannya yang sekarang tak selalu berjalan mulus. Musim panas keduanya kembali datang. Kali ini lebih menyeramkan. Sisi lain dari dirinya b...