5; Tetap tinggal

2.3K 275 5
                                    

Seulgi : "Aku pikir aku harus pergi sekarang."

Jimin : "Sekarang kau tak akan bisa lari dariku, Kang Seulgi."

Taehyung : "Seulgi, siapa lelaki itu? Kau tak pernah menceritakannya padaku?"

Irene : "Taehyung, apa arti tatapanmu pada sahabatmu itu?"

---

5| Tetap tinggal



Suasana pentas semakin ramai karena drama yang dibuat lelaki yang tidak Taehyung kenal --yang baru saja menyelesaikan nyanyiannya. Sebenarnya Kim Taehyung tidak ingin ikut campur dengan urusan lelaki itu. Tapi saat melihat ke arah gadis yang lelaki itu tatap, Taehyung tahu dia tidak bisa hanya diam saja. Lelaki itu melihat ke arah sahabatnya, Kang Seulgi.

Taehyung memperhatikan Seulgi yang sedang kebingungan dan dia juga merasa bingung dengan keadaan yang sedang terjadi saat ini, siapa pria aneh itu? Taehyung mengernyitkan dahi sembari melihat wajah pria yang berusaha mengejar Seulgi.

Irene melihat kekasihnya yang sedang bingung dan tatapannya tidak biasa dia lihat. Irene tidak ingin kekasihnya meninggalkannya.

"Taehyung-ah," panggil Irene di sampingnya. "Apa kau akan mengejarnya juga?"

"Hm," Taehyung hanya menyahut pelan.

"Ku bilang, apa kau juga akan mengejar juga?" Tanya Irene lagi.

Taehyung menggelengkan kepalanya.

Taehyung berhenti menatapi jalan mereka berdua; Seulgi dan si pria aneh, Park Jimin. Gadis yang di samping Taehyung saat ini sedang menggenggam erat lengannya dengan tatapan penuh kecewa dan takut.

"Ani, Noona-ya.. aku tidak akan mengejarnya. Tenang saja," Taehyung memegangi kedua bahu gadis itu dan tersenyum. "Aku akan tetap bersamamu. Jadi, jangan khawatir, Taehyung memegangi kedua bahu gadis itu dan tersenyum.. Aku bersamamu."

Irene ingin sepenuhnya percaya dan mengabulkan permintaan Taehyung, namun Irene tidak bisa melakukannya. Dia sudah terlanjur membuat Irene khawatir. 

Seulgi, Mian. Maafkan aku, maafkan karena kali ini aku tak dapat mengejarmu, Taehyung berusaha memaafkan dirinya sendiri pada sahabatnya itu.

"Ya! Kau masih saja senang memanggilku Noona, huh, Kim Taehyung-ssi?" Irene kesal namun wajahnya semakin terlihat imut dan mempesona.

Taehyung mengangguk mengakuinya. Taehyung mengembangkakn senyumnya melihat Irene. Taehyung senang sekali menggoda Noonanya itu. Karena saat Irene ngambek, dia akan terlihat seperti bayi, sangat lucu.

"Kau super cantik saat marah, Noona."

"Ya, kau sekarang sudah berani merayuku, ya."

Taehyung memeluk Irene erat dalam keramaian pentas dengan cepat Irene berusaha melepaskan pelukan Taehyung. Namun, usaha Irene sia-sia belaka lelakinya terlalu kuat. Lalu Irene hanya memukul-mukul dada lelakinya dengan pukulan lemah.

Wae, Taehyung-ah? Kau baik-baik saja? Taehyung-ah, ada apa? Apa yang sedang membebanimu? Jangan membuatku menjadi bingung seperti ini. Bukankah jika kau tiba-tiba memelukku seperti ini ada sesuatu yang salah? Apa itu, Taehyung-ah? Irene merasa ada  yang tidak beres dalam peluk Taehyung kali ini.

"Pembohong, kau membohongiku. Kau selalu saja membohongiku, Taehyung-ah."

"Noona, bisa kita tetap begini untuk sebentar saja." Taehyung mempererat pelukannya dan mulai memejamkan matanya dan senyum Taehyung pun memudar. 

Taehyung tidak ingin Irene melihat dirinya tanpa senyum. Itu saja.

Tak bisakah kau mempercayaiku, Taehyung-ah? Pikir Irene selama Taehyung memeluknya.

"Noona?"

Siapa aku bagimu, Taehyung-ah? Irene tenggelam dalam lamunannya.

"Noona?"

"Noona?"

"Wae?" Irene membuyarkan dialog hatinya yang tak karuan memikirkan kekasihnya.

"Noona?"

"Wae, Taehyung-ah?"

"Noona, maukah kau memanggilku Oppa meski aku lebih muda darimu?" Irene malu, wajahnya memerah. Irene tahu hanya pria ini yang bisa membuat hatinya tak menentu. Sekejap dibuat bingung, sekejap dibuat khawatir dan sekejap lagi dibuat kejang-kejang, ya itulah keahlian dari kekasihnya, Kim Taehyung.

Irene mengangguk dalam pelukan Taehyung menyetujui permintaan Taehyung yang ingin dipanggi Oppa olehnya. Taehyung pun semakin mempererat pelukannya.

"Nae," ucap Irene terhenti. "Nae, Oppa," Irene menunduk malu berharap Taehyung tidak melihat wajah merahnya dan mengejeknya.

"Taehyung Oppa."

Taehyung-ah, kau selalu saja dengan mudahnya memenangkan perasaanku dan aku yang selalu saja kalah padamu. Irene tersenyum kembali.

"Gomawo, terimakasih, Noona-ya."

"Hmm.."

"Noona.."

"Hmm, Oppa.."

Taehyung tersenyum geli.

"Apakah Noona sedang lapar?"

Alis Irene hampir menyatu mendengar pertanyaan Taehyung, "Wae? Tiba-tiba kau menanyakan hal itu."

"Sepertinya aku baru saja mendengar suara raungan dari perut Noona." Senyum jahil Taehyung mengebang dia melepaskan pelukan dan berlari kecil agar Irene mengikutinya.

"YA! KIM TAEHYUNG KAU SUDAH TIDAK IINGIN HIDUP, HUH? KAU INGIN AKU BUNUH?"

Mereka berlarian seperti anak kecil.




(bersambung)

Taehyung : "Maafkan aku, Nuna. Aku tidak bisa menjelaskan apa-apa. Aku merasa aku sekarang sedang kacau."

Irene : "Kau selalu saja membuatku merasa bodoh, Oppa(?)"

Would you see me, Kim Taehyung?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang