15; Please Don't

1.9K 225 15
                                    

15| Please Don't


"Kim Taehyung! Cepat bangun kau akan terlambat sekolah."

"Iya, Eomma Aku bangun."

Setelah itu Taehyung tidur lagi.

"YA! KIM TAEHYUNG!"

---

"Seulgi-ya, hari ini kau terlihat sangat cantik," Jimin memuji dandanan Seulgi, "aku suka dengan gaya kuncir rambutmu hari ini. Begitu lucu. Sangat cocok untukmu." 

Seulgi terlihat tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Jimin perihal tampilannya itu. "Uhm, gwomawo, Jimin-ah.." mereka pergi menuju sekolah.

Seulgi tidak tahu harus bagaimana menyikapi diri di depan Jimin. Seulgi merasa tidak nyaman dan selalu merasa membebani Jimin sebab Jimin selalu saja ada untuk membantu dirinya dalam hal apapun -baik ataupun susah, meskipun sebenarnya lebih banyak hal yang menyusahkan.

Dan bagaimana dengan Seulgi kepada Jimin?

Seulgi malah terlihat acuh, tidak peduli. Seperti pertama kali mereka dipertemuan kembali, Seulgi tidak mengingat apa-apa tentang Jimin -baik rupa atau nama Jimin. Oleh karena itu, Seulgi merasa bersalah dan sangat merasa canggung ketika berada di dekat Park Jimin.

Seulgi merasa sangat berhutang budi pada Jimin.

Jimin melihat Seulgi melamun. "Ya, apa yang sedang kau lamunkan, Seulgi-ya?" 

Seulgi menggeleng, "Aniya-aniya, aku tidak melamun." 

Jimin menatap Seulgi dekat, "hm.. jangan-jangan kau sedang memikirkan aku, ya?" goda Jimin. 

"Ya, Neo--" Seulgi gelagapan, "aniyaa.. aku tidak sedang memikirkanmu."

Baiklah aku berbohong. Ya benar aku sedang memikirkanmu, Park Jimin.

Jimin menatap Seulgi lagi, "Atau jangan-jangan kau tak suka pergi sekolah denganku, Kang Seulgi?" 

Seulgi menggeleng lagi, "Bukan begitu, Jimin-ah." Seulgi berusaha menjelaskan. 

"Lalu?" Jimin menanti jawaban dari Seulgi. 

"Aku," Seulgi terhenti, "aku hanya merasa tidak nyaman padamu, Jimin-ssi. Aku selalu saja menyusahkanmu." Wajah Seulgi menjadi sedih.

Jimin tersenyum dengan senyum ala dia yang mampu menenangkan bagi siapa saja yang melihatnya.

"Tidak perlu merasa seperti itu saat kau bersamaku, Seulgi-ya." Jimin memegangi kedua bahu Seulgi. "Berada dekat denganmu saja, membuatku bahagia Seulgi-ya."

Aku tidak tahu mengapa aku begitu berarti untukmu, Jimin-ah.

"Ya, kau! Jangan tersenyum seperti itu." pinta Seulgi.

"Wae, wae, wae?"

"Tidak baik untuk kesehatan.. ku.." Seulgi bercanda.

Lalu Jimin menggenggam erat tangan Seulgi dan menghangatkannya dalam kantong seragam Jimin.

"Kau tidak keberatan 'kan, Kang Seulgi?" tanya Jimin, Seulgi menjawabnya dengan mengangguk.

Kang Seulgi, kau tahu? Hatiku sedang berdebar begitu kencang, aku harap kau tidak mendengarnya, wajah Jimin tersipu malu.

---

Jimin dan Seulgi tiba di sekolah dan tangan Park Jimin masih menggenggam tangan Seulgi. Dia masih tidak mau melepaskannya membuat seluruh jagad raya sekolah mereka menatap mereka.

Would you see me, Kim Taehyung?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang