6; Terbuka kembali

2.2K 289 10
                                    

Seulgi : "Aku pikir aku harus pergi sekarang."

Jimin : "Sekarang kau tak akan bisa lari dariku, Kang Seulgi."

Taehyung : "Seulgi, siapa lelaki itu? Kau tak pernah menceritakannya padaku?"

Irene : "Taehyung, apa arti tatapanmu pada sahabatmu itu?"

---

6| Terbuka kembali





"Ya! Aku mohon berhentilah!"

"Tidak mau!"

Gadis itu masih berlari dan Jimin juga masih mengejarnya. Gadis itu rupanya mulai melambat sebab lelah lalu Jimin mempercepat larinya mendekati gadis itu.

"Kena kau!"

Jimin berhasil menangkap gadis itu, Seulgi. Dia berhasil memelukknya dari belakang. Karena lelah berlari, nafas mereka terombang-ambing. Seulgi berusaha memberontak namun dia masih belum juga terlepas dari pelukan Jimin.

"Jangan lari lagi, ku mohon. Jangan kabur dariku lagi, aku mohon."

Seulgi berhenti memberontak. "Kalau begitu cepat lepaskan aku. Aku berjanji tidak akan kabur darimu."

Jimin masih memeluk Seulgi, "Kau pikir aku segitu bodohnya?"

"YA! LEPASKAN!"

Jimin malah tersenyum jahil dan puas di balik punggung Seulgi.

"Chotta~"

"YA! MWORAGO?"

Jimin menggeleng,"Ani, bukan apa-apa!" lalu dia tersenyum lagi.

"Apa yang kau katakan, huh?" Seulgi merasa aneh dengan Jimin.

"Nyamannya," lalu Jimin mengatupkan bibirnya. "Ups!"

"YA, KAU! CEPAT LEPASKAN!"

"Bagaimana jika aku tidak mau melakukannya?" Jimin mengambil nafas, "Atau, hm, apa keuntungannya untukku jika aku melepaskanmu?"

"Ya! Apa dengan be-gi-ni membuatmu merasa beruntung?" Jimin hanya terus tersenyum jahil.

"YA, KAU BERANI-BERANINYA! KAU SIAPA, HUH? MAU AKU PENGGAL?"

"Waw, ternyata kau mulai sadis dan bisa menjadi kasar juga, ya." Jimin menjeda perkataaannya, "Kau sedikit berubah, ya, Kang Seulgi."

"Jangan sok mengenalku."

Jimin terkekeh, "Ya, Kang Seulgi! Aku mengenalmu dan kau yang melupakan aku." 

"Ah, molla, aku tidak mengerti lagi. Cepat lepaskan, aku hanya ingin kau cepat melepaskan aku. Tolong?" Seulgi berusaha melepaskan diri namun dia masih saja gagal.

"Seulgi-ya, Neo, kau melupakanku? Kau benar-benar tidak mengenaliku?" Seulgi terdiam sepertinya dia tidak asing dengan suara itu tapi, siapa?

"Memangnya aku mengenalmu, huh?"

Jimin ingin sekali menjitak dahi Seulgi.

"YA! NEO! Kau benar-benar jahat, ya. Kau benar-benar telah berubah." Tadi yang Jimin bilang sedikit menjadi membukit --tentang perubahan Seulgi. "Kau benar-benar melupakanku? Atau jangan-jangan," Seulgi menyela. "Jangan-jangan apa, huh?"

"Jangan-jangan sebelum ini kau pernah terbentur lalu kau menjadi amnesia?" karang Jimin. 

Sekarang giliran Seulgi yang ingin menjitak dahi Jimin angannya terlalu sinetron.

"Aku tak pernah terbentur atau amnesia seperti yang kau katakan, berhenti mengarang."

"Kau tidak mungkin melupakan aku 'kan, Seulgi." Raut muka Jimin kecewa. "Kau sudah berjanji padaku. Kita bahkan melingkarkan kelingking kita."

Seulgi tidak sabar untuk berlari lagi.

"Tapi kau tetap Kang Seul-gi, 'kan?"

"Bukan," Jimin terbelalak. "Yaiyalah aku, Kang Seul-gi. Memang ada lagi di dunia ini yang namanya Kang Seul-gi selain aku." Seulgi mulai membanggakan namanya.

"Yayaya terserah kau saja yang penting ini tetap kau, Kang Seul-gi," lalu jimin mengeratkan pelukannya. "Kang Seul-gi."

"YA! Apa kau sudah gila?"

Jimin terdiam sejenak lalu dia menggeleng dan dia berhenti menggeleng, "Tunggu, mungkin kau benar aku sudah mulai gila."

"Something kinda crazy," Jimin kembali melantunkan bait lagu tadi yang dia nyanyinkan.

"YA, KAU!"

"Apa kau takut dengan orang gila, Kang Seul-gi?"

"Ya, aku takut. Aku takut pada orang gila, terlebih lagi jika yang gila itu adalah kau. Cepat lepaskan!"

"Lagipula jika aku benar gila, kaulah penyebabnya Nona Kang."

"AKU?"

Jimin mengangguk.

"dan kini kau benar-benar gila dan aku menyerah pada kegilaanmu itu. Jadi, lepaskan aku."

"..."

"YA! Mengapa kau diam saja, huh?"

"Kang Seulgi," Seulgi terdiam suara lelaki itu sekarang terdengar horor seperti akan menerkamnya tanpa ada ampun sedikitpun.

"H-h-hu-hum?" Seulgi takut dan perkataannya terbata-bata.

"Kang Seulgi, kau tahu. Sedari dulu sampai sekarang," Seulgi menelan ludah, "sebenarnya kau tak berubah sedikit pun."

"Apa maksudmu?" Seulgi sudah tidak sanggup lagi dengan lelaki ini. "Tadi kau bilang aku sedikit berubah lalu aku banyak berubah dan sekarang aku tidak pernah berubah. Apa kau memang plin-plan seperti ini." 

Jimin tersenyum mendengarkan celoteh Seulgi yang paling dia rindu.

"Kau sedikit berubah karena kau menjadi lebih lemah," Seulgi ingin menamparnya. "Kau banyak berubah karena kau semakin cantik." Seulgi ingin muntah, "Dan kau tidak berubah sedikit pun, sebab kau tak pernah memohon atau meminta tolong padaku."

"Hah?"

Siapa sebenarnya lelaki ini, Seulgi mulai penasaran.

Seulgi membalikkan badannya untuk melihat wajah lelaki itu. Kini mereka saling bertatapan dan jarak mereka sangat dekat bahkan Jimin mampu mengamati gadis itu dengan jelas. Jimin mulai tersenyum. Senyum Jimin sangat janggal.

Seulgi-ya, apa kau sadar bahwa kau sedang dalam pelukanku? Berani-beraninya kau memutarkan badanmu, huh?

"Kamu, siapa sebenarnya dirimu?" tanya Seulgi dengan kening yang berkerut.

"Pangeranmu."

Seulgi menjitak dahi Jimin.

"Aw," Jimin merintih kesakitan.

"Akhirnya aku bisa melakukannya."

Seulgi tersenyum dan Jimin tersenyum melihat Seulgi tersenyum.



Jimin : "Masih mengingatku, Nona Kang?"

Seulgi : "Kau?"



(bersambung)

kenapa ini manis sekali? :')

dan buat kalian yang masih mau membaca cerita ini lagi, aku sangat-sangat berterima kasih.
sampai jumpa di halaman selanjutnya.

sehat selalu.

Would you see me, Kim Taehyung?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang