11; Dimulainya Hari Kasih Sayang

1.9K 238 7
                                    

11| Dimulainya Hari Kasih Sayang



"Ya kau, Kim Taehyung! Kau itu mengapa seperti hantu saja, huh? Berbaring di atas kasur orang dengan seenaknya. Keluar!"

Seulgi baru saja keluar dari kamar mandi dengan balutan seragam sekolah, rambutnya masih basah dan kepala masih tertutup handuk. Seulgi memarahi Taehyung yang sedang asyik berbaring di atas kasurnya, Taehyung malah tersenyum seolah tak terjadi apa-apa.

"Ya, kau itu seharusnya yang cepat, rambutmu juga masih basah, huh! Lagipula aku ini 'kan tamu. Bukankah tamu adalah Raja."

Taehyung berlagak dan Seulgi paham memang begitu tabiatnya. Seulgi berharap Kim Taehyung akan mengerti dan memahami kondisinya. Tapi, itu membuatnya berubah adalah sebuah keajaiban. Sebab dia memang begitu --selalu saja berlaku seenaknya.

"Ya, siapa juga yang menyuruhmu masuk ke kamarku, Cheonaa, Raja. Ya! Kau, kamu, Kim Taehyung! Mengapa kau sangat menyebalkan, huh?"

Taehyung masih berbaring di atas kasur Seulgi. Sekarang dia mulai membuka handphonenya, mencoba mengabaikan Seulgi.

Dasar bocah tengik! Nanti awas saja kau, yaa. Seulgi ingin sekali menikam Taehyung.

"Ayahmu yang menyuruhku."

"Ayahku?" Seulgi tak percaya.

Taehyung mengangguk santai, "Iya, Ayahmu."

Seulgi melongo.

"Sudahlah tidak perlu dibahas lagi dan cepatlah. Jika tidak kita akan terlambat ke sekolah."

Seulgi menatap Taehyung horor, "Kau menyuruhku bersiap-siap tapi kau juga masih tidak bergerak dari kasurku, dodol."

"Lalu kenapa? Abaikan saja aku." Seulgi kehabisan kata-kata Taehyung benar-benar susah untuk diperingati, dia memang selalu berbuat semaunya.

Bagaimana bisa aku menganggapmu tidak ada? Seulgi tak sanggup melayani Kim Taehyung dan berakhir dengan mengeringkan rambutnya lebih dulu di depan cermin. 

Taehyung menunggu Seulgi, dia masih di atas kasur Seulgi. Mata Taehyung yang nakal diam-diam menatap Seulgi di cermin dan tertangkap basah oleh Seulgi.

"Apa yang kau lihat, Taehyung-ah?"

Seulgi menatap Taehyung lewat cermin. Taehyung merubah posisinya di atas tempat tidur Seulgi.

"Tidak ada, tidak ada yang aku lihat."

"Pembohong."

Taehyung berbaring membelakangi Seulgi. Membuat Seulgi tersenyum di depan cermin.

Ya masih saja berbohong, sudah jelas-jelas aku melihatmu, Taehyung-ah, Seulgi merapikan rambutnya, dia menata rambutnya dengan sederhana.

"Aku sudah selesai," Seulgi sangat cepat, "Ayo berangkat."

Taehyung bangun dari kasur Seulgi. "Ayo," Taehyung membawa tas Seulgi. "dan kau masih saja begitu ya, tidak berubah, apa kau tidak tertarik untuk berdandan?"

"Ribet."

Seulgi meninggalkan Taehyung dan mengambil lagi tasnya. Taehyung menggeleng.

Mengapa dia tetap terlihat menawan meski tanpa harus dandan. Bukankah itu aneh? Taehyung mengikuti langkah Seulgi.

"Ya, tunggu aku , Kang Seulgi!"
***

Seulgi dan Taehyung telah melihat gerbang sekolah mereka, terlihat siswa-siswi ramai membicarakan perihal hari kasih sayang.

"Kau akan memberikan cokelatmu ke siapa nanti?"

"Bagaimana dengan Park Jimin, siswa baru kita."

"Hei, sepertinya Park Jimin dengan wanita itu tidak memiliki hubungan apa-apa."

Mengapa perempuan sekolah ini bisa langsung menggosipkan si gembel itu? Ak, kenapa aku tiba-tiba kesal? Bodoh. Seulgi mencoba untuk tidak ikut campur.

Taehyung memandangi Seulgi sepertinya dia tidak suka dengan topik pembicaraan hangat hari kasih sayang tahun ini, perihalnya lelaki norak yag tampil di pentas kemarin itu menjadi begitu terkenal dalam kurun waktu yang amat singkat, hanya dalam waktu beberapa hari. 

Park Jimin memang luar biasa. Seulgi memukul kepalanya sendiri kesal karena dia bingung mengapa harus membayangkan lelaki itu lagi, padahal dia sempat anmesia tentang lelaki itu, si Park Jimin.

"Ya, kau. Kenapa malah memukul diri sendiri begini? Gwaenchana. Jangan salahkan dirimu." Seulgi menatap Taehyung, dia masih memikirkan perkataan Taehyung. 

Ada yang janggal dari apa yang dikatakan Taehyung, aku tak paham apa maksudnya, Jangan salahkan diriku sendiri? batin Seulgi berkecamuk. Seulgi hanya membalas Taehyung dengan mengangguk.

Seulgi terkadang menjadi sangat aneh jika dia merasa kesal dan salah satunya adalah dengan memukuli dirinya sendiri dan sebenarnya Taehyung tidak tahan dengan kebiasaannya yang begitu.

"Akan aku antar kau ke kelas," tawar Taehyung dan Seulgi mengangguk setuju, "dan ingat, jangan memukul dirimu lagi. Aku tidak suka kau begitu."

"Iya," Seulgi terlihat tidak peduli. 

"Janji?"

"Iya janji, Tae!"

"Tapi Tae," Taehyung menatap Seulgi. "Wae, Seulgi-ya?"

"Apa gadismu akan baik-baik saja?" Taehyung mengerdik. "Memang ada apa dengan Irene-ku?"

Irene-ku? Kenapa kau manis sekali padanya, Taehyung-ah? Seulgi menggeleng.

"Ani, apa dia tahu jika kau tidak suka cokelat? Bagaimana jika dia membuatkanmu?" Taehyung terdiam namun dia tersenyum.

"Kau tak perlu mengkhawatirkannya." Taehyung tersenyum janggal dia mengacak rambut Seulgi.

"Ya, Taehyung-ah! Kau membuat rambutku berantakan kau tahu!" Seulgi merapikan rambutnya. "Ah, jinjaa."

Ah, setidaknya kau masih peduli bagaimana seharusnya berpenampilan, Seulgi-ya, Taehyung tersenyum.

"Sudah tiba di kelasmu, Seulgi-ya." Seulgi memasuki kelas, dia menoleh ke belakang lagi melihat Taehyung. Taehyung masih tersenyum, membuat Seulgi-pun mengembangkan senyumnya.

"Jangan tidur di kelas, Seulgi-ya."

Biasanya juga kau yang tidur di kelas, Seulgi hanya mengangguk pelan.

Taehyung sudah tidak terlihat lagi dan entah mengapa walau baru saja Seulgi melihat senyum Taehyung, anehnya dia sudah merindukannya. Seulgi duduk di bangkunya menunggu guru datang. Pikiran Seulgi masih tertuju pada sahabatnya.

"Ya, kau, tidak sadar kita satu kelas?"

Park Jimin mengejutkan Seulgi dia duduk di bangku depan Seulgi, bangku kedua dari meja guru.

"Mungkin kau terlalu kecil, sehingga aku sulit untuk menyadari kehadiranmu."

Apa mungkin iya dia tidak memperhatikanku saat perkenalan? Ah, masa bodoh! Park Jimin memaklumi sifat Seulgi yang tidak mau tahu akan kehidupan orang lain.

Tiba-tiba seorang gadis mendekati meja Jimin dan Seulgi.

"Seulgi-ya, bisa kita bicara seusai sekolah nanti?"

Dia Bae Irene, kekasih Kim Taehyung. Dan bodohnya Kang Seulgi, dia malah mengangguk menyetujui permintaannya.

Mati aku, apa yang ingin dia bicarakan denganku?

Seulgi melihat Irene membawa coklat sepertinya untuk Taehyung. Seulgi menaruh tangannya di bawah dagu dan melihat Irene pergi.

"Kau benar akan menemuinya sepulang sekolah nanti, Seulgi-ya?"

"Sepertinya begitu."




(bersambung)
semuanya terjadi hanya karena 

Kim Taehyung

Would you see me, Kim Taehyung?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang