Sangat pedih rasanya ketika kita harus merelakan orang yang kita sayang pada orang lain.
Sangat pedih rasanya ketika kita harus meninggalkan orang yang kita sayang.
Sangat pedih rasanya ketika kita harus melupakan orang yang kita sayang.
Sangat pedih rasanya ketika kita harus menjauhi orang yang kita sayang.
Sangat pedih rasanya ketika kita harus pura-pura tidak kenal dengan orang yang kita sayang.Semua itu, karena aku cinta kamu . . .
Teringat kata-kata Carol yang melintas dipikiranku. Jika aku masih mendekati Mike, maka bukan aku saja yang akan terkena imbasnya, melainkan Meri juga. Aku menceritakan semuanya pada Meri. Meri pun akan membantuku dan mencari solusinya. Tapi, hal yang membuatku sedih adalah harus menjauhi dan melupakan pangeranku, Mike. Apa aku bisa melakukannya?
Hari ini adalah hari perlombaanku. Aku dan Mike akan pergi berlomba. Kami ditemani oleh Bu Widi."Melisya, sahabat gue. Semangat ya! Gue yakin lo pasti bisa!" ucap Meri.
"Makasih, Mer. Doakan aku ya."
"Mel, gue percaya sama lo. Hantem aja ceritanya haha. Semangat ya, Mel." ucap Kelvin.
"Kalian semua kenapa cuma nyemangatin Melisya? Gue?" ucap Mike.
"Karena lo gak penting." jawab Meri dan Kelvin bersamaan.
"Anjir, segitunya ya sama gue."
"Haha canda, Mike."Kulihat Mike tertawa. Aku pun ikut tertawa. Sangat manis.
"Mike!" teriak Carol.
"Iya?"
"Semangat ya! Gue tunggu lo disini bawa piala!"
"Yang gue butuhin bukan piala, tapi kerjasama antara gue dan Melisya."
"Oh gitu ya. Yaudah, gue tunggu lo disini ya. Cepat pulang."
"Habis dari perlombaan, gue langsung pulang ke rumah. Gak ke sekolah lagi."
"Kalo gitu, mau gue jemput pulangnya?"
"Gak usah repot-repot. Gue dan Melisya pasti diantar pulang sama Bu Widi."
"Kenapa sih gue salah aja dimata lo? Melisya selalu benar gitu?"
"Hal ini, gak ada sangkutannya dengan Melisya."
"Ya maksud gue, kenapa lo gak mau nerima tawaran gue sih?"
"Gue bilang, gak usah repot-repot urusin gue. Urus aja hidup lo."
"What? Kenapa sih Mike? Lo benci sama gue? Udah jelas-jelas bukan gue pelakunya."Kulihat Meri mau bicara sesuatu. Pasti dia akan memberitahu yang sebenarnya. Tapi, aku tahan dia.
"Mer..."
"Tapi Mel? Dia.."
"Sudahlah, biarkan Mike bicara dengan Carol."
"Iya, Mel."
"Haha dengan cara lo bahas tentang insiden itu, gue malah yakin kalo lo itu pelaku sebenernya." jawab Mike pada Carol.
"Lo jahat sama gue, Mike!"
Carol menatapku dan melotot padaku. Tapi, aku diam dan tak berani menatapnya. Dan sepertinya Meri melihat mata Carol.
"Ada apa lo melotot ke sahabat gue?"
"Gue gak melotot ke dia kok."
"Haha basi tau gak. Mata lo tuh busuk! Emang gue gak tau apa? Gue yakin kalo lo pelaku sebenernya." ucap Meri.
"Mer, sudahlah."
"Yaudah, Mel. Kita ke ruangan Bu Widi yuk."
"Iya, Mike. Mer, Vin. Aku pergi dulu ya."
"Hati-hati, Mel."Aku.. Jalan berdua dengan Mike. Kejadian tadi membuatku sedikit takut. Aku takut jika Carol melakukan sesuatu pada Meri. Tapi, aku sudah menyuruh Kelvin untuk menjaga Meri.
Berjalan berdua dengan Mike, membuat suasana yang sangat berbeda. Tampak semua masalah hilang dibenakku. Tapi, aku sudah janji akan menjauhi Mike.
"Mel, kamu udah siap buat lomba nanti?"
"Gimana nanti saja."
"Kamu udah sarapan? Biasanya, kalo mau lomba tuh harus sarapan banyak dulu. Biar gak keroncongan hahaa."
"Udah, Mike."
"Semalam, kamu belajar lagi gak? Aku sih nggak. Males banget haha."
"Tidak."
"Emm, masalah tadi jangan dimasukkin ke hati ya. Aku bakal jauhin Carol dan..."
"Sudahlah, Mike. Jangan bahas itu lagi. Aku gak mau ikut kedalam masalah kamu sama Carol. Jangan mencampuri aku dalam masalah kalian. Aku gak mau kalo Carol membenciku jika kamu mulai menjauhinya."
"Itu hakku dong. Carol kan cuma sebatas teman saja."
"Terserah. Aku ke kamar mandi dulu. Kamu duluan aja."
"Baiklah."Aku bercermin dan menatap wajahku sendiri. Pertama kalinya aku kesal sama orang lain. Pertama kalinya aku bicara seperti itu sama orang. Apalagi, dia adalah pangeranku, Mike. Aku gak kuat jika harus benar-benar menjauhi Mike. Aku gak bisa. Menurutku, aku sudah nyaman dengan Mike. Tapi, ini harus kujalani karena aku gak mau terjadi kesalahpahaman lagi antara aku dan Carol. Dan aku gak mau kalo Meri akan terluka karenaku. Aku akan berusaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You. Do You Love Me?
Teen FictionMelisya Queenita; dulunya seorang gadis lugu dan pemalu. Melisya memperjuangkan cintanya dari awal SMA sampai sekarang. Namanya Mike King. Bisa dibilang cinta pertamanya. Karakter Melisya berubah karena dia. Mau tau kelanjutannya? Keep reading ❤