Episode 13 : Harapan di Negara Amerika

2.2K 114 0
                                    

-As Mike-
Hari ini, aku akan mengundang designer itu, MeQee ke Amerika. Aku akan melakukan meeting dengannya di kantorku untuk membicarakan gaun pernikahan ini. Aku juga akan membuat dia menjadi terkenal setelah men-design gaun pernikahan buat calon istriku, Carol.

"Tolong jemput designer itu ke Amerika dan bawa dia kepadaku. Aku akan melakukan meeting dengannya."
"Tugas akan dilaksanakan, Mr. Mike."

-As Melisya-
Hari ini aku berangkat kuliah seperti biasa dan terdapat banyak reporter menungguku di depan kelas. Mereka akan mewawancaraiku. Dan aku sudah diizinkan oleh pihak universitas.

Setelah selesai wawancara, Bu Cinta memanggilku untuk ke ruangannya. Ketika di ruangan, aku melihat 3 orang cowo dan 1 cewe yang sangat gagah itu. Kemudian aku menghampiri mereka.

"Permisi, Bu Cinta. Ada apa ya?"
"Ah, mereka ingin bicara denganmu." jawab Bu Cinta.
"Kami perwakilan dari Amerika yang terlibat terhadap design gaun pernikahan itu. Kami akan mengundang Anda, Melisya. Untuk datang ke Amerika bertemu dengan pemesan gaun Anda."
"Saya? Ke Amerika?"
"Iya, untuk masalah transportasi, tempat tinggal dan uang, semuanya sudah diatur oleh pihak kami. Anda hanya persiapkan yang Anda butuhkan dan kami akan mengantarkan Anda dengan selamat."
"Kapan saya akan berangkat?"
"Besok jam 7 pagi. Kami akan menjemput Anda ke rumah Anda. Sebelumnya, sertakan alamat Anda di kertas ini dan tanda tangan."

Aku menandatangani kertas itu. Dan kulihat bahwa mereka berasal dari perusahaan ternama di Amerika.

"Terima kasih atas waktu Anda. Besok, kami akan menjemput Anda ke bandara. Jaga kesehatan Anda. Permisi Ms. Melisya dan Mrs. Cinta."
"Baiklah."

Aku.. Aku akan ke Amerika? Ini seperti mimpi. Aku gak mimpi kan? Harapanku terwujud.

"Melisya? Melisya? Mel?" panggil Bu Cinta.
"Ah.. Iya, Bu?"
"Kamu ini malah bengong lagi. Selamat ya, Nak. Kamu akan dikirimkan ke Amerika. Ibu bangga sama mahasiswi seperti kamu. Ibu yakin, kamu akan sukses di kemudian hari."
"Terima kasih, Bu Cinta. Saya sukses juga karena ibu. Ibu lah yang sudah mengajari saya semuanya. Saya tidak akan melupakan kebaikan ibu. Baiklah bu, saya permisi dulu."
"Baiklah. Jaga kesehatan ya, Nak."

***
Aku mengajak Meri, Phire, dan Kelvin ke kantin. Aku akan memberitahu mereka bahwa aku akan dikirimkan ke Amerika.

"Semuanya, aku mendapatkan info yang sangat menakjubkan dalam hidupku." ucapku.
"Apaan tuh?" jawab mereka.
"Aku.. Aku akan dikirimkan ke Amerika!!"
"Wah? Beneran Mel?" jawab Meri kaget.
"Hebat banget!" jawab Phire.
"Kok bisa, Mel? Sumpah, keren banget lo." jawab Kelvin.
"Aku.. Aku gak tau. Tapi tadi ada pihak Amerika yang terlibat dengan design-ku itu datang untuk memberitahuku. Dan keberangkatanku esok hari jam 7."
"Gue bangga sama sahabat gue. Lo udah sukses, Mel." ucap Meri.
"Iya, kamu udah mewujudkan apa yang kamu inginkan, Mel." ucap Phire.
"Lo bakal jadi benih baru yang akan tumbuh dan berkembang dengan maksimal, Mel. Gue percaya sama kemampuan lo. Lo pasti bisa." ucap Kelvin.
"Kalian.. Kalian semua telah mendukungku sampai sejauh ini. Kesuksesanku itu dari kalian juga. Kalian yang udah membuatku percaya diri dan maju. Kalian yang udah memotivasiku. Kalian udah percaya sama kemampuanku. Aku.. Aku bangga punya sahabat seperti kalian. Bukan sahabat, tapi sudah kuanggap sebagai keluargaku sendiri. Aku menyayangi kalian semua." jawabku sambil menitikkan air mata.

Kulihat wajah Meri dan Phire sudah mulai sedih. Dan wajah Kelvin yang sedang termenung.

"Sudahlah, Mel. Hari ini adalah hari bahagia lo. Jangan pake nangis juga lah haha. Kita seneng-seneng bareng, gimana? Kita habiskan waktu 1 hari ini sama Melisya. Kita bakal jalan-jalan. Gimana?" ucap Meri.
"Ya, aku setuju. Aku akan ikut dengan kalian. Karena hari ini adalah hari terspesial Melisya." ucap Phire.
"Dan tetaplah. Gue yang nyetir mobilnya hahaa."

I Love You. Do You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang