Episode 20 : Tunggu Aku, Melisya

2K 86 0
                                    

-As Melisya-
Hari ini, aku akan mendatangi perusahaan Violet Designer. Dan akan menerima tawaran pekerjaan dari ayah temen Papa.

"Permisi, Mba. Saya Melisya Queenita. Saya akan bertemu dengan Bapak Rio. Bisa saya ke ruangannya?"
"Ah, anda MeQee kan? Baiklah, akan saya hubungi Bapak Rio."

Aku menunggu dia sedang menelfon kontak Bapak Rio selaku temennya Papa dan pemilik perusahaan ini.

Aku melihat disekeliling ruangan yang memiliki banyak sekali hiasan-hiasan dan sangatlah mewah. Aku sangat takjub melihat semua ini.

"Nona MeQee?"
"Ah, iya mba?"
"Mari saya tunjukkan ruangan Bapak Rio."
"Ah, baiklah."

***
"Permisi, Pak. Nona MeQee akan bertemu dengan anda."
"Ah, baiklah. Silahkan masuk." jawab Pak Rio.
"Silahkan masuk, Nona."
"Iya, makasih mba."
"Baiklah, saya tinggal dulu. Permisi."

Aku masuk kedalam ruangan Pak Rio dan entah mengapa aku sangat deg-degan.

"Apa kabar, Melisya?"
"Baik, Pak."
"Ah, tidak usah manggil bapak. Panggil saja Om. Saya temen dekatnya Papa kamu. Dulu, saya lihat kamu masih berumur 5 tahun. Sekarang sudah 20 tahun. Lama tidak bertemu, Melisya."
"Ah, iya Pak. Eh, Om. Papa juga suka menceritakan tentang Om Rio. Aku tahu, Om sama Papa sangatlah dekat. Bahkan, aku punya foto masa kecil kalian. Hehe."
"Bagaimana kabar Papa dan Mama kamu? Sudah lama juga Om tak bertemu mereka."
"Kabar baik, Om. Mama sama Papa sangat berterima kasih sama Om karena sudah memberi tawaran pekerjaan pada Melisya."
"Ah, baiklah. Kita bicara tentang pekerjaan kamu. Oke?"
"Baiklah, Om."
"Om bangga sama kamu. Kamu anak muda yang berprestasi. Apalagi, kamu sudah memenangkan tropi internasional kamu. Kamu bangga jadi seorang designer?"
"Sangat bangga, Om. Apalagi, ini adalah cita-cita Melisya. Melisya berjuang agar bisa menjadi designer ternama. Dan syukurlah, perjuangan itu tidak sia-sia."
"Rencana kamu kerja dimana?"
"Kebetulan sekali kalo Melisya akan mendaftarkan diri disini. Melisya gak tahu, kalo perusahaan ini milik Om Rio."
"Haha baiklah. Besok, kamu sudah bisa mulai bekerja. Peminat desain kamu banyak sekali. Jadi, awal kerjamu pasti akan sangatlah sibuk."
"Iya, Melisya akan berusaha dan bekerja keras, Om. Ohiya, tentang kuliah Melisya?"
"Ah, jadi gini. Karena kamu masih harus menyelesaikan kuliahmu, maka kamu mulai kerja disini disaat pulang kuliah. Dan mungkin, kamu pulang sekitar jam 9-an. Bagaimana?"
"Ah, baiklah. Aku akan menyetujuinya."
"Selamat bekerja sama dengan kami, Melisya."
"Terima kasih banyak, Pak. Eh, Om."

Aku keluar dari ruangan Om Rio dan segera pulang.

***
"Gimana sama perusahaannya? Temen Papa kamu baik kan?" ucap Mama.
"Baik banget, Ma. Besok, akan ada hari terberatku. Banyak pemesan desainku, Ma."

Mama mengecup keningku.

"Mama bangga sama kamu, Melisya. Mama bahagia punya anak seperti kamu. Mama terharu sama kegigihan kamu, sayang."
"Ah, Mama sudahlah. Nanti Melisya nangis nih."
"Sini peluk Mama, sayang."

Kami berpelukan sampai tak terdengar suara Papa yang memanggil kami berdua.

"Eh, Papa baru pulang." ucap Mama.
"Iya nih. Gak ada yang denger panggilan Papa."
"Hehe maafkan aku ya, Pa."
"Ohiya, Melisya. Papa punya kado buat kamu. Ayo, keluar sini nak."
"Ada apa, Pa?"

Aku dan Mama keluar. Dan betapa terkejutnya aku. Papa membelikanku sebuah mobil jazz berwarna merah.

"Pa.. Papa beliin aku mobil?"
"Iya sayang. Papa beliin ini sebagai kebanggaan Papa atas kesuksesan anak Papa. Kamu suka?"
"Aku.. Aku suka banget, Pa. Makasih, Pa. Aku sayang Papa." aku memeluk Papa dan mencium pipi Papa.
"Oh, jadi Mama juga gak disayangin nih?" ucap Mama.
"Aku sayang Mama sama Papa." jawabku sambil memeluk Mama dan mencium pipi Mama.

I Love You. Do You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang