Episode 23 : The Power of Love (3)

2K 83 10
                                    

Aku ingin sekali bilang ke Mike kalo aku juga mencintainya dari dulu. Tapi, aku tak bisa mengatakannya. Aku mengingat kejadian pernikahannya yang gagal karena dia memilih untuk mengejarku.

Aku mengalihkan pandangan dari Mike. Kemudian aku menatap ombak yang menerpa daratan. Aku kembali berpikir.

"Mel? Melisya?" panggilnya lembut.

"Ah, iya Mike?"

"Mikirin apa?"

"Tidak, Mike."

"Kamu belum menjawab pertanyaanku."

"Ah, pertanyaan apa?"

"Intinya, aku bisa mencintaimu lagi kan? Dan kamu akan mencintaiku kan?"

"Aku.. Aku tidak menginginkan hal ini."

"Mel.."

"Cukup, Mike. Aku dan kamu hanya sebatas teman saja. Aku gak bisa mencintaimu. Aku sudah bilang padamu untuk melupakanku. Apa kamu tidak bisa melupakanku?"

"Aku gak bisa melupakanmu."

"Kalo gitu, jangan hadir dipandanganku. Kumohon, kembalilah ke Amerika dan hiduplah dengan Carol. Apa kamu tidak merasa bersalah setelah apa yang udah kamu lakukan? Kamu tidak memikirkan keluarganya? Betapa malunya mereka karena ulahmu sendiri. Dan yang lebih membuatku kesal, kamu membuat alasan karenaku. Kamu hanya ingin mengejarku. Kehidupanmu tidak akan bersamaku. Kamu tidak ditakdirkan untukku, Mike. Kumohon, pergilah dan hilang dari pandanganku."

"Begitu gampangnya kamu berkata seperti itu? Kamu hanya memikirkan Carol! Kamu tidak memikirkan hati kita kan? Kamu menyembunyikan hal yang besar dariku kan? Kamu masih mencintaiku kan? Kenapa kamu harus bilang kebohongan seperti ini?"

"Tidak. Aku tidak mencintaimu dan aku tidak mengatakan kebohongan. Ini semua berasal dari hatiku. Aku tidak mencintaimu."

"Mel, aku udah berusaha agar kamu bisa deket lagi denganku. Apa kesalahanku? Apa aku punya kekurangan untuk dirimu? Apa aku tidak berarti untukmu?"

"Berhentilah bicara omong kosong. Aku tidak ingin membicarakan ini padamu."

"Ha.. Baiklah. Jawab pertanyaanku."

"Pertanyaan apa sih? Kamu gak ngerti sama ucapanku?" ucapku sambil mengalihkan pandangan darinya. Aku gugup.

"Kamu menganggapku sebagai pangeran. Benar?"

'Benar.' batinku.

"Tidak."

"Kamu menungguku untuk hadir di hadapanmu. Benar?"

'Benar.' batinku.

"Tidak."

"Kamu mencintaiku dari awal SMA. Benar?"

"Semua pertanyaan ini tidak penting bagiku. Kenapa aku harus menjawab semua pertanyaanmu? Aku.."

"KUMOHON, JAWABLAH!!"

"Mike.."

"Apa kamu mencintaiku dari awal SMA?"

Aku terdiam menatapnya. Genangan air yang berada dimataku akan turun. Lalu aku memalingkan mukaku lagi dan menghembus nafas yang panjang.

"Ya, aku mencintaimu dari awal SMA. Kamu itu orang genius. Banyak cewe yang suka sama kamu. Dan salah satu diantara cewe itu adalah aku. Tapi, cintaku bertepuk sebelah tangan. Ku perhatikan, kamu selalu dekat dengan Carol. Saat itu, aku tidak mungkin lebih hebat dari Carol. Apalagi, dia punya paras yang cantik. Aku hanya memendam rasa ini. Tapi, tenang aja. Aku tidak mencintaimu lagi. Aku akan mencari cowo yang benar-benar mencintaiku. Aku akan melupakan perasaan ini untukmu. Maafkan aku, Mike. Tapi, aku harus pergi. Selamat tinggal."

I Love You. Do You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang