Episode 31 : Agnez in Action (2)

1.5K 66 2
                                    

Aku masih mengingat dan memikirkan tentang rencana apa yang akan Agnez lakukan padaku.

'Kenapa hatiku sangat gelisah? Ada apa ini? Semoga gak ada kejadian yang tidak diingankan.' batinku.

Aku berangkat menuju kantor dengan mobilku. Mike meneleponku. Aku mengganti nomor dan hp.

"Hallo, Mike?"

"Agnez gak ngapa-ngapain kamu kan?"

"Nggak kok, Mike. Aku dimobil, mau berangkat ke kantor."

"Baiklah. Aku mau bertanya, wisuda kamu kapan?"

"Ohiya, lusa adalah wisudaku. Untung kamu ingetin."

"Haha aku pasti akan datang."

"Makasih, Mike."

"Yaudah, hati-hati dijalan dan semangat kerjanya ya, Mel."

"Kamu juga ya, Mike."

"Baiklah, kututup ya."

"Oke."

Aku tersenyum dan menancap gas menuju kantor.

***
-As Agnez-
'Kenapa gue ngerasa ada seseorang yang mengetahui rencana gue ya? Ada apa ini? Gue harus telpon Fredo.' batinku.

Aku menelepon Fredo.

"Hallo, Nez?"

"Gue pengen lo cari tau apakah Melisya dan Mike mengetahui rencana gue. Lo paham?"

"Baiklah. Ada lagi?"

"Selidiki juga Phire, Meri, dan Kelvin. Firasat gue gak enak."

"Siap."

"Yaudah, gue tutup teleponnya."

Gak ada yang boleh tau rencanaku. Gak ada.

***
-As Melisya-
Aku telah sampai di kantor.

"Selamat pagi, Mel." Ucap Phire.

"Halo, selamat pagi juga Phire."

"Hari ini, kita banyak pesanan. Dan mungkin kita lembur lagi."

"Emm, baiklah. Ayo kita kerjakan bareng-bareng."

"Oke. Gak ada yang ganggu kamu kan?"

"Tenang aja, gak ada kok hehe."

"Baguslah."

Pekerjaan.. pekerjaan.. pekerjaan.. ya, kini menjadi prioritasku.

Aku dan Phire melakukan pekerjaan seperti biasanya. Sasa juga membantu kami dan para karyawan lainnya juga.

"Mel, 2 hari lagi wisuda. Kamu udah nyiapin 3 desain?" Tanya Phire.

"Udah kok. Kamu gimana?"

"Aku juga udah kok haha."

"Aku gak sabar ingin wisuda. Telah berakhirlah perjalanan kuliah kita haha."

"Iya, benar. Aku inget deh disaat pertama kali kita bertemu. Aku masih lugu banget."

"Haha wajar sajalah. Dulu, kamu kan pindahan."

"Mel, aku harap orangtuaku datang ke wisudaku. Tapi, itu gak mungkin."

Phire terlihat sedih.

"Jangan sedih, Phire. Aku, Mike, Meri, Kelvin bersamamu. Kita semua kan keluarga."

"Iya, aku harus terbiasa tanpa kedua ortuku. Bersama kalian, aku sudah bahagia. Makasih ya."

"Iya, sama-sama. Jangan sedih lagi, oke?"

I Love You. Do You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang