Episode 8 : Hurt (2)

2.3K 113 4
                                    

     Malam ini ada acara pesta di rumah Bu Widi. Aku diundang olehnya untuk mendatangi pesta itu. Tentunya Mike pun begitu. Aku berangkat sendiri menaiki taksi.
     Ketika aku sudah sampai di rumah Bu Widi, aku tak tahu harus bergabung dengan siapa. Karena semua yang datang ke acara ini adalah kakak kelas. Aku masih duduk di kelas 11. Akhirnya kuputuskan untuk duduk di meja dekat rumput-rumput hijau dan bunga-bunga yang mekar. Sangat indah.

"Melisya!" ucap seseorang yang memanggilku.
"Oh.. Mike."
"Lo udah daritadi disini? Mana Kelvin?"

     Mike datang bersama Carol. Mereka sangat cocok menjadi sepasang kekasih. Mike sangat tampan ketika memakai jas berwarna hitam.

"Melisya?"
"Ah.. Oh.. Kelvin sedang dalam perjalanan."
"Vin, kesana yuk. Gue haus banget nih." ucap Carol.
"Mel, gue sama Carol kesana dulu ya. Sampein salam gue ke Kelvin kalo dia udah datang."
"Ba.. Baiklah, Mike. Akan kusampaikan."

     Mereka.. Mereka jalan berdua bersama dan Carol memegang tangan Mike. Layaknya sepasang kekasih. Aku.. Sangat lega. Tapi, hatiku ini sakit sekali. Pangeranku, Mike. Sudah dimiliki orang lain. Aku harus segera menelepon Kelvin untuk datang ke rumah Bu Widi.

"Hai! Lo Melisya Queenita, kan? Partner lomba sama Mike?" ucap seseorang yang belum kukenal.
"Oh.. I.. Iya. Aku Melisya."
"Oh jadi ini yang namanya Melisya. Gue.. Temen deketnya Mike. Dia selalu cerita tentang..."
"Melisya!" panggil Kelvin.
"Ah, Kelvin. Aku kesana dulu ya."
"Baiklah."

     Kelvin sudah datang. Aku akan menganggap Kelvin sebagai kekasihku. Aku tahu kami hanya berpura-pura. Tapi, aku akan tetap melakukan ini dan menghilangkan rasa 'cemburu' ku ini.

"Maaf ya, gue datangnya agak telat."
"Iya, Vin. Gak masalah kok. Yang penting, kamu sudah datang."
"Ada apa? Apa Mike kesini sama Carol?"
"Iya, Vin. Aku.. Gak tau kenapa hatiku ini sangatlah sakit."
"Mungkin lo cemburu, Mel."
"Aku rasa begitu. Aku.. Sakit hati."
"Tenanglah, Mel. Gue akan berusaha buat sakit hati lo itu hilang. Percaya sama gue."
"Makasih banyak, Vin. Lo emang sahabat baik aku."
"Ayo, kesana. Sepertinya pesta akan segera dimulai."
"Baiklah."

     Aku menuju ke taman rumah Bu Widi dan bertemu dengan Mike dan Carol. Tanpa kusadari, Kelvin memegang telapak tanganku dan menghampiri Mike dan Carol.

"Eh, ada sepupu gue."
"Hoy, Vin. Kemana aje lu?"
"Gue? Biasalah ngepel. Eh, ngapel maksudnya."
"Jadi sering ngapelin Melisya ya lo. Haha."
"Iyalah. Untuk bidadari gue yang cantik, apa sih yang gak buat dia. Ya kan sayang?"
"Kamu bisa saja, Vin."
"Ah, lo mah suka malu-malu gitu, Mel. Haha."
"Wow! Kelvin dan Melisya makin deket ya. Terus, gue kapan dong makin deket sama Mike-nya?" ucap Carol.
"Apaan sih, Carol." jawab Mike.
"Biasalah ya, Mike orangnya gak pekaan. Harus dikodein mulu. Ya kan, Mike?"
"Sok tau lo."
"Udeh udeh, berantem aje lu pada. Makan yuk. Laper gue. Sayang, kamu mau makan apa? Entar aku ambilin deh."
"Samain kayak kamu deh, Vin."
"Melisya pengennya sama kayak gue aja, bro. Maklum lah. Kita mah sepasang kekasih yang kompak."
"Ada-ada aja lu, Vin." jawab Mike.
"Yaudah ya, gue cus dulu. Bye Vin, Carol."
"Bye."

     Aku tak banyak bicara tadi. Aku hanya ingin diam dan membiarkan Kelvin berbicara dengan mereka. Dan Kelvin masih saja memegang telapak tanganku. Aku segera melepaskannya.

"Oh.. Mel. Maaf ya. Gue harus lakuin ini."
"Ah, gak apa-apa kok, Vin. Makasih udah bantuin aku."
"Sama-sama. Makan yuk. Laper banget nih."

     Pangeranku, Mike. Sudah tidak memperdulikanku lagi. Sekarang dia lebih berbahagia dengan Carol. Aku yakin, pasti mereka berpacaran. Dan Mike pasti sudah lupa denganku. Tapi, aku masih merasakan kejanggalan dihatiku ini. Sangat sakit.

- As Mike -
     Princessku, Melisya. Dia sudah benar-benar dimiliki orang lain. Bahkan dia sudah tak banyak bicara seperti dulu. Sudah lama aku tak mendengarkan ceritanya. Disaat hujan, kami suka berbagi cerita bersama sampai hujan pun reda. Aku yakin, kamu pasti sudah melupakanku. Tapi, dihatiku ini sangatlah sakit. Sangat sakit ketika kamu berada disamping Kelvin. Aku hanya ingin princessku kembali.

"Carol, kita kesana yuk. Gabung sama Kelvin dan Melisya."
"Gue betah disini, Mike. Ngapain sih ikut gabung sama mereka?"
"Terserah. Kalo lo mau disini, silahkan saja. Tapi, gue akan bergabung dengan mereka."
"Please deh Mike, jangan mengulangi permasalahan dulu. Inget, Melisya gak pernah mencintai lo."
"Ini gak ada sangkutannya dengan Melisya. Ini keinginan gue sendiri."
"Mi.. Mike! Tunggu!"

- As Melisya -
     Kulihat Mike dan Carol menghampiri kami berdua dan memintanya bergabung dengan kami.
     Kenapa disaat aku mulai menjauhinya, dia selalu saja datang dan tepat dihadapanku, dimataku. Bagaimana aku bisa melupakannya?

"Vin, Mel. Gue sama Carol boleh gabung sama kalian gak? Disana rata-rata kakak kelas. Gue sih lebih nyaman gabung sama yang sepantaran gue. Boleh ya?" tanya Mike.
"Boleh saja, Mike. Gue sama Melisya juga pengen gabung sama lo. Ya kan, Mel?"
"Ah.. Iya. Gak apa-apa gabung sama kami."
"Makasih, Mel."
"Iya, Mike."
"Ah, Mike. Gimana kalo kita ambil batagor itu? Gue pengen banget. Ambilin buat gue dong. Ya ya ya?" pinta Carol.
"Lo ini kekanak-kanakan banget ya."
"Ayolah, Mike..."
"Gue juga pengen ambil itu buat Melisya. Mel, gue ambilin buat lo ya. Lo tunggu sini. Mike, ayo ambil batagor itu." ucap Kelvin
"Baiklah, Vin."

     Kelvin dan Mike mengambilkan batagor untukku dan Carol. Aku dan Carol menunggu bersama.

"Lo udah cukup berubah."
"Maksudmu?"
"Menurut gue, lo bukan Melisya yang dulu. Lo kelihatan gak lugu lagi. Haha."
"Aku masih sama kok."
"Lo nepatin janji lo untuk menjauhi Mike gue. Sekarang, gue dan Mike makin dekat."
"Iya, Carol. Aku sudah berusaha menjauhi dan melupakan Mike."
"Tapi, Mike masih saja mikirin lo. Emang orang kayak lo perlu dipikirin? Haha."
"Tidak, Carol. Aku disini tidak mau membahas tentang masa lalu kita. Tolong lupakan itu dan jalankan kehidupan masing-masing kita."
"Wow, Melisya sudah berani ya sekarang."
"Aku ngomong gini karena aku gak mau terjadi kesalahpahaman antara aku dan kamu."
"It's okay. Tetap jauhin Mike."

     Beberapa menit kemudian, Mike dan Kelvin datang membawa batagor itu. Kami pun makan bersama. Kelvin menyuapiku. Awalnya aku menolak, tapi aku yakin kalo ini adalah rencananya. Mike pun menyuapi Carol. Kami tertawa bersama. Tapi, sepertinya aku tak tertawa. Aku hanya tersenyum melihat Mike tertawa. Sangat tampan. Dia.. Masih tetap jadi pangeranku.

***
     Acara di rumah Bu Widi telah usai. Kami pun segera pulang. Kelvin sedang menyiapkan mobil. Kurasakan ada seorang cowo yang memegang pundakku. Ternyata dia adalah Mike. Mike tidak sadar bahwa yang dia rangkul adalah diriku. Dia tidak menatapku, tapi menatap kearah depan.

"Carol, makasih banyak ya hari ini. Berkat lo, rasa cemburu gue ke dia sedikit hilang. Lo udah bantuin gue. Gue gak tahu kalo gak ada lo, gimana jadinya. Lo emang teman terbaik gue."
"Mi.. Mike.."
"Iya?"
"A.. Aku.. Bukan Carol. Aku Melisya."
"What? Mel.. Melisya? Ah, kenapa lo gak bilang daritadi?"
"Maaf, Mike."
"Oh my gosh! Ucapan tadi, lupakan aja ya. Gu.. Gue pergi dulu, oke? Bye, Mel."
"Ah, iya Mike."

- As Mike -
     Aku sangat malu sekali berbicara seperti itu ke Melisya. Apa dia tahu apa yang aku bicarakan? Tadi aku gak nyebutin namanya, kan? Iya, kan? Aku sangat malu sekali. Tapi, pertama kalinya aku merangkul princessku, Melisya. Aku sangat senang sekali, Mel. Rasa sakit hati ini hilang ketika aku merangkulmu."

- As Melisya -
     Dia.. Dia tadi merangkulku untuk yang pertama kalinya. Princeku telah merangkul princessnya. Aku sangat bahagia sekali. Tapi, tadi dia berbicara tentang cemburu. Siapa yang dia cemburuin? Apakah Mike menyukai cewe selain Carol? Aku harap, cewe itu adalah aku. Tapi, gak mungkin deh. Karena Mike tidak mencintaiku. Tapi, rasa sakit hatiku mulai hilang ketika Mike merangkulku. Aku mencintaimu Pangeranku, Princeku, Mike.

.
.
.
Next episode!

I Love You. Do You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang