this is bad

73 19 2
                                    

"Akhirnya kita sempat berkenalan dengan formal , tuan putri" katanya sambil tersenyum ringan .

Lamunanku dibuyarkan oleh suara ayahku

"Marilah kita semua berdoa untuk kebahagian mereka berdua di kemudian hari"

Semua orang mulai berteriak riuh . Aku yang sedikit shock , hanya menatap kedepan dengan tatapan kosong milikku .

"I have a lot of embrace news today , my friends ! Hari ini , pada hari yang berbahagia ini , kami selaku orang tua dari generasi-generasi baru ini akan memberitahu kalian keputusan dari para tua-tua akan pertunangan beberapa putri & putra mahkota disini . Aku akan memberikan kuasa bicaraku pada relion"

Setahuku , relion itu orang yang bersuara keras di kerajaan ini . Selain ayahku tentunya . Seorang raja harus memiliki suara yang kencang .

"Yang mulia putra mahkota klaus dengan yang mulia putri clarissa"

"Deg" aku melepas lamunan keduaku saat mendengar nama klaus disebut . Aku bisa melihat klaus , ditengah tengah kerubunan , dengan wajah kusut. Dan putri clarissa dengan wajah yang jelas-jelas 180 derajat terbalik dengan klaus. Ia "mungkin" akan berteriak atau melompat kegirangan , kalau seandainya tak ada yang melihatnya sekarang. Hanya saja hampir setengah pasang mata di ruangan ini menatap pada dirinya .

Relion kembali melanjutkan bacaannya

"Yang mulia putri ressa dengan yang mulia putra mahkota luciano"

"Yang mulia putri mahkota alarice dengan yang mulia putra mahkota vincent"

"Sekian untuk hari ini , silahkan lanjutkan pesta ini"

Seisi ruangan mulai kembali riuh . Ada yang berjalan ke arah ku , sekedar memberi selamat , atau berbincang sedikit mengenai keadaanku atau apapun itu.

Aku memutuskan untuk mencari klaus , untuk mengucapkan selamat ? Atau mengatakan ikut berbelasungkawa ? Oke , mungkin itu berlebihan .

Aku melihat klaus duduk di ujung ruang pesta , sambil menggoyangkan gelas champagne-nya . Tatapannya kosong menghadap ke lantai.

"Hai . Apa kabar ?" Kataku sambil menepuk pundaknya.

"Tidak baik. Aku tidak menyangka mimpi buruk ini benar benar terjadi" katanya sambil menghela nafas

"Hey , klaus yang kukenal tidak mudah menyerah . Ada 1000 jalan menuju roma , klaus" kataku berusaha menenangkannya

"Terima kasih emma. Kau membuatku jauh lebih baik" ia tersenyum garing padaku .

Sebenarnya aku paham perasaannya saat ini . Dipaksa . Penyesalan . Semua pasti bercampur jadi satu . Karena saat ini , aku juga berpikiran sama . Hanya saja tidak separah itu.

"Klaus , bagaimana kalau kau pergi ke tempat luciano ? Mungkin kau akan lebih baik setelah berbicara dengannya . Aku yakin berbicara dengan teman cukup untuk menghilangkan rasa sedih seperti itu. Hanya sementara mungkin" kataku sambil tertawa ringan

"Mungkin" katanya sambil ikut tertawa

"Kau sudah cukup untuk menjadi pendengarku emma . Kau pendengar yang baik . Lagipula kau juga temanku kan ?"

"Ya" . Mungkin hanya 1 kata . Mungkin hanya 2 huruf . Tapi hati ini terasa berat . Kini aku sadar , kalau sebenarnya aku menyimpan rasa suka pada klaus . Ya , rasa suka yang sama sekali tak bisa kutunjukan maupun kucapai

TIMELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang