"Tok tok"
"Masuk" kata pandora. Dia melihat ibuku memasuki ruangan gelap miliknya.
"Ada apa yang mulia ratu ?" Katanya sambil membungkuk.
"Bisakah kita bicara sambil duduk ? Aku tidak ingin terkesan blak-blakan."
"Silahkan duduk yang mulia"
Ibuku menduduki sofa yang berada di tengah ruangan itu , diikuti pandora yang menyediakan teh terlebih dahulu.
"Ada apa yang mulia ?"
"Apakah kau menyembunyikan sesuatu dariku , pandora ?" Kata ibuku
"Tidak , tentu saja , yang mulia"
"Sudahlah , kau tak perlu berbohong. Quenaku adalah quena pembaca pikiran. Dan aku tahu kau menyembunyikan sesuatu"
"Baiklah yang mulia , sebenarnya putri emma , sekitar beberapa miggu yang lalu , ia memintaku untuk membuatnya sebentar saja bisa kembali ke masa depan. Menjalani kehidupan normalnya sehari saja , aku masih memikirkan cara-nya , jadi aku belum berani memberitahu yang mulia ratu"
"Apa ? Apakah ada cara ?"
"Aku tidak tahu , yang mulia"
"Baiklah , terima kasih pandora"
----------
"Hey , aiden , apa arti dari namamu ?" Tanyaku pada aiden.
Kami berdua sedang berada di taman istana , mengadakan pesta teh kecil-kecilan.
"Kalau tidak salah , artinya teman yang baik. Kalau memang benar , buktinya aku memang teman yang baik" katanya sambil setengah membanggakan diri.
"Teman yang baik apanya" gerutuku sambil memajukan sedikit dari mulutku.
"Apa warna favorit-mu , emma ?"
" emm , mungkin kuning . What's yours ?"
"Hijau"
"Hijau ? Sangat berlawanan dengan kepribadianmu yang super berisik dan gak bisa diam"
"Apa ?!?"
"Hey , sudahlah aku hanya bercanda"
Tiba-tiba , datanglah seorang perempuan muda berumur 30-an menurut penafsiranku datang dan menghampiri aiden.
"Aiden , lama tak jumpa" seru wanita itu sambil berjalan kearah aiden. Senyum kecil tersungging di wajah putih miliknya.
Kupandangi wajah aiden , karena aku tak tahu siapa itu , dan kujamin aiden tahy siapa itu. Wajahnya mulai pucat , keringat mulai bercucuran dari wajahnya.
"Kau tak menyapa ibumu ?" Kata perempuan itu.
Oh , itu ibu aiden.
"Apa kabar , ratu ?" Kataku menyapanya.
"Kutebak kau pasti putri emma . Seperti yang kudengar , kau memang sangat cantik. Oh ya , aku akan melihat kalian berdua nanti , aku harus pergi menemui ayahmu , aiden . Sampai nanti" katanya sambil berjalan dengab anggunnya dan menghilang di balik pintu istana.
"Bung , kau tidak menyapa ibumu ? Ckckck , etikamu parah sekali"
Hening. Tak ada respon. Aku memandang sejenak wajah aiden. Wajahnya masih pucat seperti tadi.
"kau tak apa-apa ?" Kataku memegang pundaknya.
Dia masih tak merespon , tangannya dengan gemetar memegang tanganku di pundakku dan berkata
"Aku tak apa-apa"
Terdengar suara ,
"Ibu , maafkan aku , aku ini pembunuh. kau mati karena aku , aku ini pembunuh"
Quenaku bereaksi. Ada yang aneh dengan aiden . Apakah ibunya sudah meninggal ? Lalu tadi itu siapa ?
"Aiden , kau bisa cerita padaku"
"Sudah kubilang aku tak apa-apa , emma. Kau tak perlu khawatir" katanya tersenyum
"Jangan berbohong aiden , quenaku bisa membaca pikiranmu. Tidak apa-apa , aku akan mendengarkan. Aku tidak takut" kataku
Tangan miliknya bergetar , dan bergerak beranjak keatas . Mengusap air mata yang mengalir dari pelupuk matanya.
"Aku ini pembunuh. Aku telah membuat ibuku meninggal" katanya sambil menutup wajahnya.
"Apa ?!?" Kataku
"Aku benar benar tak berniat mencelakakannya. Saat itu kami bertiga , ayah , ibu , dan aku , kami bertiga bermain di sebuah sungai. Ayah dan ibu mengobrol di tempat duduk disekitar sungai , sedangkan aku duduk sendirian bermain di sekitar air. Saat itu , aku yang melihat seekor kupu-kupu berlari mengejar kupu-kupu itu dan aku hampir hanyut terbawa arus. Ibu yang pertama kali menyadari aku hilang , dan ia langsung menolongku. Aku selamat , tapi ibuku tidak. Ia terbawa arus. Ia ditemukan ... meninggal " katanya menjelaskan sambil terbata-bata.
"Ya , Tuhan" kataku sambil meninggal.
Suasana kembali hening , aiden masih duduk diam seolah-olah membuka luka yang sudah mulai sembuh , sedangkan aku memilih untuk bungkam.
Aku mengelus rambutnya pelan. Ia memandang kepadaku. Dan aku menariknya kedalam pelukanku.
"Aiden , aku yakin ibumu dan klaus sedang memperhatikan kita sekarang. Setiap orang pasti meninggal , termasuk juga kita. Kita ini hanyalah makhluk fana , tapi jangan takut kamu bukanlah pembunuh , ibumu memang sudah waktunya untuk bertemu pada Tuhan. Aku yakin setiap dari kita akan bertemu lagi dengan orang yang kita sayangi diatas sana. Untuk saat ini , mereka masih hidup. Di dalam hati kita"
Aiden membenamkan wajahnya pada pundakku. Sedangkan aku ? Menitikkan air mata mengingat kedua orang tuaku di masa depan dan kata-kata leona.
Apakah aku terlalu mau menang sendiri ?
KAMU SEDANG MEMBACA
TIMELESS
Fantasy-Ayuri Kobayashi merupakan cewek terbodoh di kelas , bahkan di angkatan ! Dia selalu dapat nilai dibawah kkm dalam setiap ujian ! Suatu hari , karena mengerjakan tugas tambahan , ia harus pulang dengan Kei Kinamoto , cowok yang boleh dibilang perfec...