leona

79 20 8
                                    

Sinar mentari menyinari kamarku . Aku terbangun karena silau . Terang sekali hari ini . Tapi hatiku sama sekali tidak terang . Gelap mungkin , seperti awan hujan .

Aku menghabiskan malamku dengan duduk di balkonku , minum teh , dilanjutkan dengan membaca buku . Itu hanya pelarian . Pelarian dari masalah .

"Putri , pangeran aiden datang berkunjung. Apakah anda mau menemuinya sekarang , atau ingin ia menunggu sebentar lagi ?" Tanya zenzo , kepala pelayan istana ini .

"Aku akan mengganti bajuku . Suruh pangeran aiden tunggu di ruang tamu kamarku saja"

Aku langsung pergi mencuci muka , dan mengganti pakaian tidurku dengan gaun semata kaki berwarna ungu tanpa lengan . Aku mengikat rambutku ekor kuda dan langsung menuju ruang tamu kamarku .

Kamarku memang luas . Ada kamar baju , ruang belajar , ruang tidur , kolam mandi , dll . Jadi jarak antar ruangan cukup luas .

"Ada apa pangeran ?" Kataku sambil duduk di sofa. Aku sama sekali tidak mengangkat wajahku . Aku sedikit takut.

"Kenapa kau tidak melihat mataku ? Dan menurutku kau tak perlu memanggilku dengan sebutan "pangeran" . Kita sederajat . Lagipula aku tidak suka panggilan itu"

"Oke , baiklah . Ada apa , aiden ?"

"Aku mendapat panggilan dari pandora kemarin."

"Pandora ? Penyihir itu ? Dia berbicara apa denganmu ?"

"Dia menyuruhku untuk menemanimu pergi mengunjungi masa depan. Aku bahkan tak mengerti maksudnya. Jadi , aku datang kesini meminta penjelasanmu serinci-rincinya . Toh , tak ada gunanya juga kau menyembunyikannya . Sooner or later , aku pasti mengetahuinya . Kita akan menikah"

Kata "menikah" berdengengung di telingaku . Aku sempat berdiam diri sejenak , sampai aiden menggerakkan tangannya di depan mataku sambil memanggil namaku.

"Emma , emma , kau baik baik saja ?"

"Oh , aku baik baik saja . Baiklah , ceritanya agak panjang . Aku ini tumbuh di masa depan"

"Masa depan ? Mana mungkin ?"

"Pandora mengirimku kesana saat aku masih kecil . Keadaan istana tidak menjamin keselamatanku."

"Kapan kau kembali kesini ?" Ia menopang dagunya seolah olah seperti berpikir keras .

"Aku baru kembali sekitar 3 minggu lalu . Dan sialnya , temanku ikut terbawa kesini"

"Temanmu ? Dia bisa kembali ?"

"Bisa , mungkin dia harus menunggu 4 bulan lagi "

"jadi itukah maksudnya pandora untuk menemanimu ke masa depan ?"

"Sebenarnya bukan itu maksudnya . Tapi aku ingin pergi melihat keadaan disana. Aku ingin lihat ayah dan ibuku yang disana untuk terakhir kali"

"Oke , sekarang aku mengerti . Tapi kenapa pandora memintaku ? Aku baru mengenalmu , bisa saja aku jahat padamu . Bisa juga aku punya niat lain padamu . Mungkin seharusnya ia meminta pangeran klaus . Kudengar dia akrab dengan-mu"

"Aku yakin kau bukan orang seperti itu , saat kita berdansa , walau kau tidak tahu identitasku kau tetap bersikap baik dan peduli . Kita hanya perlu mengenal lebih ... "

Aku belum bisa melanjutkan kata kataku . Keheningan menyelimuti kami , digantikan dengan suara ketukan pintu kamarku . Kulihat zenzo dengan nafas tersengal sengal .

"Putri , ada orang berbaju aneh , di gerbang istana memanggil nama ayu , ayur atau apalah itu . Sebaiknya putri melihat sendiri keadaannya"

Aku memandang aiden sejenak . Lalu ia mengangguk tanda setuju . Lalu aku berlari kecil menuju gerbang istana .

Sesampainya di gerbang istana , aku bisa melihat seorang anak perempuan , dengan rok pendek seragam sekolah meneriakkan nama lainku "ayuri" di depan gerbang istana.

Aku mendekat ke arah gerbang dan melihat itu adalah

"Le..ona" kataku sambil terbata bata

------------------

Haiii , hari ini updtate 2 chapter . Hihihi . Baik kan ? Btw , aku mau minta saran nih . Menurutmu nanti mau ada konflik apa lagi ? Aku sudah kepikiran , tapi mungkin ada yang mau tambahin . Lumayan kan 😉😉😉 . Saran kalian sangat berharga . Comment di kolom yaa . Ditunggu juga votenya ! Mercyy

TIMELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang