TIMELESS

quena appearance

Huaaa , maaf hari ini agak malam updatenya. Aku banyak ulangan huhu . Numpuk . Tapi yang penting update kan ? Hehe . Happy reading :)

"Guk guk" suara max membangunkanku dari alam mimpi.

"Eng, sudah pagi.mataku perih sekali". Kataku sambil bergumam dengan mata tertutup.

"Kenapa gelap sekali hari ini ?" Kataku sambil berusaha membuka mataku.

Lengket. Mataku lengket seperti di lem. Tak mau terbuka. Aku berteriak histeris dan memanggil lusy pelayan pribadiku agar ia memanggil ayah dan ibuku kemari.

"Emma , ada apa ?" Kataku ibuku buru-buru duduk di sampingku . Walaupun aku tak melihat , tapi aku tahu.

"Ma...taku tak bisa terbuka" isakku.

"APA ?!?" kata ibuku.

"Callysta , ada apa dengan emma ?" Kata ayah yang baru datang dari ruang belajarnya.

"Matanya tak bisa terbuka" kata ibuku lirih.

"Zenzo , panggil pandora kesini" perintah ayahku

"Baiklah , baginda raja" katanya menurut lalu pergi ke kediaman pandora.

Tak lama kemudian , pandora datang.

"Salam , yang mulia. Ada apa memanggil hamba kesini ?"

"Mata emma tak bisa terbuka. Ada apa dengannya ?" Kata ayah

"Apakah quenanya mulai terbuka ?"

"Iya. Kemarin ia bilang dia bisa mendengar suara-suara aneh" kata ibuku. Kurasa ibu merahasiakan quenaku yang bisa membaca hati orang lain.

"Itu hanya efek quena. Tapi setahu saya , hanya quena kuat saja yang bisa membuat mata pemiliknya tak bisa terbuka. Itu hanya akan berlangsung sebentar , putri. Pakailah waktu itu untuk merenung dan pikirkan kekuatan apa yang ada dalam dirimu"

"Kau yakin dia akan baik-baik saja , pandora ? Itu bukan efek samping lukanya kemarin kan?" Kata ibu khawatir.

"Bukan , baginda ratu . Putri emma akan baik baik saja . Kalau begitu saya akan undur diri" kata pandora.

"Emma , ayah dan ibu akan meninggalkan-mu sendiri dahulu . Akan lebih baik untukmu jika diberi waktu sendiri disaat seperti ini bukan ?"

"Baiklah. Nanti aku akan keluar , kalau mataku sudah bisa terbuka" kataku.

"Ibu akan membawa max keluar dari sini. Atau kau ingin dia menemanimu ?"

"Biarkan dia disini saja" kataku

"Baiklah kalau begitu . Kalau ada sesuatu panggil ibu saja ya" katanya sambil menutup pintu kamarku.

"Hyuh , batal aku pergi ke tempat kei. Ngomong ngomong bagaimana dengan leona ? Ah sudahlah , memikirkannya saja aku sudah kesal"

"Guk guk" max naik ke tempat tidurku lalu duduk tepat di sampingku . Bulu-bulunya halus masih dapat ku pegang dan kebelai.

"Max , apakah menurutmu aku selfish ?"

"Guk"

"Apakah pilihanku benar ? Aku sama sekali tak tahu mana jalan yang benar dan mana yang salah. Aku tak bisa meninggalkan dunia ini , tapi aku juga tak bisa meninggalkan dunia lama-ku"

"Guk" kata max sambil menjilati wajahku.

Perlahan mataku sudah mulai terbuka. Aku langsung berlari ke kaca dan melihat apa yang terjadi dengan mataku.

Mataku yang tadinya berwarna cokelat , kini berubah menjadi warna ungu tua . Kalian tahu alexandria syndrom ? Syndrom yang membuat iris mata menjadi berwarna ungu . Bahkan aku saja tak percaya syndrom itu nyata. Tapi kini hal itu terjadi padaku , lebih tepatnya mataku.

"Ayah , ibu !" Kataku sambil berlarian di lorong istana.

"Emma , matamu su.... . Mata yang indah , nak" kata ibuku.

Mata ibuku berwarna biru gelap. Sedangkan ayahku memiliki mata berwarna hijau.

"Emma , warna matamu sungguh cantik . Apakah kau pernah lihat orang bermata ungu , callysta ?"

"Sebelumnya gak pernah , baru kali ini aku melihatnya . There's always first."

"Ah , iya . Aku akan pergi ke kota , untuk menyapa rakyat-rakyat seperri biasa siang ini"

"apakah aku boleh ikut ?" Kataku

"Kau ingin ikut ? Tentu boleh , bagaimana aku menolak jika gadis manis bermata ungu di depanku ini yang meminta . Bersiaplah . Ayah akan menemuimu di kamarmu nanti"

"Sounds great . Baiklah sampai nanti ayah . Ibu aku kembali ke kamar ya" kataku keluar dari kamar ibu dan ayahku.

"Callysta , aku akan kembali ke ruang belajar . Kau tak mau ikut ke kota ?" Tawar ayahku

"Tidak. Aku akan membiarkanmu pergi bersama emma."

"Baiklah kalau begitu. Aku akan kembali mengurusi berkas berkas kerajaan"

"Roland , kau sudah dengar tentang ibu kandung dari pangeran aiden ?"

"Sudah" kata ayahku.

"Oh begitu , sudah sebaiknya kau kembali bekerja. Selesaikan pekerjaanmu dan bawa emma pergi lebih cepat"

"Baiklah , my queen"

Ayahku menutup pintu kamar , meninggalkan ibuku sendiri di kamar.

"Aku merasa pandora menyembunyikan sesuatu . Emma harus berhati-hati" gumamnya pelan