BAB. 2 YONA ROSEHALF

609 61 7
                                    

Aku tiba pagi-pagi sekali disekolah. Entah karena apa dan karena tidak ada kerjaan aku langsung menuju ketempat kesukaan ku di sekolah. Apalagi kalau bukan... KANTIN.

Kumasuki kantin yang tampak lenggang dipagi hari. Hanya terdapat mas-mas penjual makanan yang kelayapan kesana kemari layaknya hantu gentong--ehh.. salah ding. Hantu gentayangan maksudnya.

Aku menduduki salah satu kursi yang berada di tengah-tengah. Sengaja supaya orang-orang tau kalo aku ada disini.

"Mas bakso... Yuhuu~~" ucapku sedikit keras dengan nada melengking. Kulihat seseorang laki-laki berjalan kearahku. Langsung saja aku menatapnya garang.

"Ya.. mau pesan apa?" Tanya laki-laki itu yang belakangan kuketahui adalah si tukang bakso.

"Nasi goreng campur kepiting rebus yang udah lepas dari dari kulit-kulitnya ditambah ubur-ubur dari perairan samane keke, jangan lupa dengan saus keju dengan rasa sambalado yang pedesnya.. GILLAAA." Ucapku dengan kecepatan berbicara diatas rata-rata. Kulihat si mas bakso menganga mendengar pesananku.

"Saya nggak jual itu mbak. Saya cuma jual bakso." Ucap si tukang bakso akhirnya. Aku memutar mataku malas.

"Ya elah.. trus ngapa lo nanya gue pesen apa kalo yang lo jual cuman bakso. Lagian lo manggil gue mbak lagi.. emang gue penjual terasi apa?" Ucapku garang. Kulihat laki-laki itu semakin takut saja. Sepertinya dia juga tau reputasiku itu seperti apa.

"Ah elah.. gue pesen bakso aja deh.. cepetan! GPL!" Sambungku.

"Wokehh.. mb.. eh neng. Ngemeng-ngemeng GPL apa yah neng?" Tanyanya. Nih.. tukang bakso kepo amat.

"GPL.. Gak Pake Lama!! Buruan!" Ucapku dengan penekanan disetiap katanya. Langsung saja si tukang bakso melompat berlari menyiapkan pesananku. Aku hanya tersenyum tipis melihat kelakuan si tukang bakso itu. Tukang bakso itu terlihat masih muda. Dia juga ganteng. Tapi sayang.. tukang bakso.

Tidak sampai lima menit si tukang bakso kembali membawakan satu mangkuk bakso yang menggugah iman. Langsung saja kuserobot bakso itu sambil menyuruh si tukang bakso mengambilkan air mineral untukku. Tidak beberapa lama setelah si tukang bakso pergi muncul dua kutu kupret pengganggu yang memghancurkan selera makanku.

"Yah.. gini deh kalo cewek kampung makan. Belepotan. Jorok banget." Ucap anggun. Kakak kelas kurang ajar yang berani melawanku. Tanpa memedulikan kedua orang itu aku tetap meneruskan makan. Kulihat si mas bakso kembali dengan sebotol air mineral.

"Yah.. lo dikacanging, Gun! Mau dikasi nih cewek." Ucap tia teman anggun yang selalu setia menjadi babu anggun.

"Yah gini nih. Sifat orang nggak berpendidikan. Nggak diurus orang tua sih." Dan seketika itu juga air mineral yang ada di dalam mulutku melompat ke muka anggun--oke... istilah melompat sepertinya terlalu berlebihan. Kita sebut saja menyembur.

Kudengar anggun memekik karena jijik. "Oh my god.. lo gila yah?! Jorok banget lo."

Semua orang dikantin mulai memerhatikan kami. Dan suasana tiba-tab berubah mencekam. Hening menguasai kantin.

"Kayaknya lo harus ke pasar deh. Tanya harga kacang berapa. Makanya jangan suka ngehina orang. Dasar!" Ucapku lalu meminum air mineral itu lagi. Kuberikan selembar uang dua puluh ribuan kepada si tukang bakso lalu langsung berlalu keluar kantin diiringi tatapan-tatapan takut dan juga teriakan anggun.

"Ehh.. tanggung jawab lo! Dasar anak kampung! Sialan." Ucapnya terus menerus. Yang kujawab hanya dengan lambaian tangan.

Siapa suruh berurusan denganku??

Tanpa memedulikannya lagi aku terus berjalan menuju kelasku yang berada lantai dua.

***

Bel istirahat berbunyi mengakhiri pelajaran yang dibawakan oleh Bu yati. Guru pkn. Pelajaran itu kuikuti dengan mata tertutup rapat. Benar.. selama pelajaran aku tertidur dengan tenang. Karena mejaku tepat berada disamping jendela maka tiupan angin membuat mataku terus saja mengantuk.

Seketika itu juga kelas XIPA1 menjadi seribut pasar. Entah karena apa aku dimasukkan kekelas yang berisi orang-orang berotak cemerlang dan sangat penurut ini. Bukannya menghina diriku bodoh. Kuakui aku agak pintar. Tapi aku merasa tidak pantas berada disini--bukan karena aku merendahkan diri--kurasa aku tidak pantas berada di antara orang-orang yang terus-terusan mengejar obsesi mereka demi uang. Katanya demi mencapai cita-cita. Kuberitahu saja cita-cita mereka adalah mendapatkan gelar yang banyak dan mendapatkan gaji yang melimpah. Dasar mata duitan.

Aku melemparkan pulpenku kearah Jessy--cewek culun dikelasku--yang langsung menoleh kearahku dengan wajah takut-takut.

"Pinjem pulpen dong!tuh pulpen tintanya abis!" Ucapku santai tapi penuh ancaman. Langsung saja si culun itu meraba tempat pensilnya untuk mencari pulpen yang kupinjam. Dia memberikan pulpen dengan kepala domba diatasnya. Pulpen itu berwarna ungu. Langsung saja aku menoleh kearah felic.

"Fel.. lo pakai yang ini yah? Jijik gue. Harga diri gue bisa tercoreng." Kulihat felic menahan tawanya sambil manggut-manggut.

"Lagian ini unyu kok." Ucapnya sambil memain-mainkan pulpen itu. Aku hanya mendelik sebentar lalu kembali mengalihkan pandangan kearah si culun.

"Eh jess.. tahun depan gue ganti yah." Kulihat jessy hanya mengangguk sedikit lalu kembali fokus kearah kamus besar yang daritadi dibacanya.

"Lagian ngapain lo minjem pulpen? Lo nulis aja nggak pernah." Ucap felic disampingku. Aku menatap kesamping.

"Ciyus gue nggak pernah nulis?"

"Iya."

"Enelan??"

"Apaan sih? Iya."

"Miapah?"

"Mi goreng, mi rebus, mi kari. Ah.. udah ah. Capek ribut sama lo."

"Makanya jangan ribut sama gue. Eh.. ni apaan?" Ucapku sambil mengeluarkan lipatan kertas dari dalam tasku. Felic mengangkat bahunya tanda tidak mengerti.

Aku membuka lipatan kertas itu dan seketika itu juga mataku dan mata felic melebar.

Dasar..
Kalian berdua..
Aku tidak akan memaafkan kalian..
Semua yang kalian lakukan akan aku balas. Ingat itu!!
Nyawa dibayar nyawa....!!!
F & Y..

SALAMKU..

The Killer...

Siapa yang berani menaruh surat ditasku? Kalau sampai orang itu kutemukan akan kucincang dia. Berani-beraninya.....

-------------

Hy.. hy...
Im back...
Semoga kalian menikmati ceritaku. Please rate, comment, and follow yah..
Oh iya yang di mulmed bab pertama itu yona. Dan di mulmed diatas itu Felic.
Semoga banyak yang baca..
Dan makasih buat RyantiAzmy ..
Orang pertama yang baca novelku ini.. teman sekelasku.. Muah muah 😘
Lope you my prend ... heheh..

Happy reading all 😀
I hope you like my storyyy

Behind The Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang