Akhirnya aku kembali ke sekolah. Bosan juga dirumah. Aku berjalan menuju ruang loker yang sudah lama tak ku kunjungi. Kurasakan pundakku di sentuh oleh seseorang.
"Rei bilang ke ruang osis abis ini!" Ucap Felic. Aku mengangguk.
"Yon, gue bener-bener minta maaf. Waktu itu gue... "
"Nggak apa-apa. Bukan salah lo juga kali." Yah, memang bukan salahnya aku juga sadar saat itu aku terlalu egois hanya melihat dari sudut pandangku saja. Tidak memberikan penjelasan yang jelas membuat mereka menduga-duga sendiri. Baiklah, kuakui aku yang salah.
Aku membuka lokerku hendak mengambil beberapa buku. Tanganku terhenti melihat sebuah kertas. Lebih tepatnya foto. Kulihat di foto itu Keysha sedang tersenyum bersama beberapa orang lain. Aku terkejut melihat coretan merah itu. Yah tidak salah lagi..
Tanpa buang-buang waktu aku berlari menuju ruang osis meninggalkan Felic yang menatap bingung padaku. Otakku benar-benar lumpuh. Tidak! Aku tidak akan membiarkannya! Sebenci-bencinya aku pada Keysha, dia pernah menjadi sosok berharga dalam hidupku.
Kudorong pintu ruang osis dengan kencang. Mengagetkan dua sosok lelaki yang sedang berbincang dengan serius. Langsung saja kulempar foto itu keatas meja.
"Apa kemarin kalian masih liat Keysha?" Ucapku cepat tanpa memedulikan pandangan bertanya-tanya mereka yang ditujukan padaku.
"Yah, dia sempat nyapa kita. Dia juga nanyain lo."
"Emang kenapa?" Rei bertanya padaku.
"Korban selanjutnya..." ucapku hanya sebatas itu. Tak ingin meneruskan. Aku tahu mereka pasti mengerti setelah melihat foto di meja yng kulempar tadi.
"Berarti.. hari ini?" Tanya Daren. Astaga sampai kapan otak makhluk satu ini akan sembuh. Menyebalkan.
"Menurutmu?!" Tegasku. Udah tahu lagi panik plus otak mumet malah nanya hal yang udah jelas.
"Sebenarnya ada yang ingin kuberitahu pada kalian!" Ucap Rei hati-hati membuatku sedikit heran.
"Setiap ada kejadian gue selalu nemuin benda-benda aneh."
"Jangan bilang, benda itu syal merah sama gelang." Ucap Felic hati-hati. Rei sedikit terkejut lalu mengangguk. Kulihat Rei berjalan kearah meja kerjanya dan membuka laci. Mengeluarkan dua benda itu.
Ada kejanggalan. Aku selalu merasakannya. Ruangan ini...
"Ini dia." Rei meletakkan kedua benda itu di meja. Kuperhatikan baik-baik benda itu. Tunggu dulu!! Sepertinya aku mengenali salah satu benda itu.
Ohh.. jadi begitu.
Aku bangkit berdiri dan melangkah kearah salah satu meja. Ketiga orang itu hanya menatapku dengan pandangan bingung. Dengan cepat tanganku menyambar tumpukan berkas di meja itu. Bukan. Bukan berkasnya. Tapi ponsel di balik berkas itu.
Aku tersenyum "Wah pinter banget lo yah! Pantes aja lo tau rencana-rencana kita. Nguping lo ternyata!"
"Kau pintar juga. Aku sudah tau kau pasti yang akan menemukanku."
Suara diseberang jelas-jelas suara seorang gadis. Tapi suara itu sengaja di buat seserak mungkin.
Aku tertawa terbahak-bahak "Lo kira gue bodoh. Please deh. Sekarang ngomong! Dimana Keysha?!"
"Mau tau? Hmm .. lo dan temen-temen lo temuin gue di belakang sekolah 10 menit lagi."
Sambungan langsung diputuskan. Sialan nih cewek laknat. Berani banget dia ngancem. Dia tidak kenal siapa aku? Baiklah. Kuikuti permainannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Girl
Misteri / ThrillerYona Rosehalf. Seorang gadis SMA yang mempunyai kepribadian sangat jauh dari kata sempurna. Tukang bolos, langganan guru BP, tukang palak. Semua ada pada Yona. Tapi apakah itu kepribadian aslinya atau ada rahasia lain? Rei Kanie. Seorang ketua OSIS...