Chapter 6 - Saingan Berat

2.9K 352 63
                                    

Part ini saya didedikasikan buat rohasanah terimakasih karena sudah menuangkan ide liarnya.

****

"Pokoknya besok saya mau ajak kamu pergi nonton, karena besok sabtu, saya jemput jam 1 siang di tempat kerja. Tidak ada penolakan karena ini adalah bayaran karena saya sudah menolong tante. Gak ada yang gratis di dunia ini."

Bayangan pemuda yang tidak Yuki ketahui namanya itu mengusai otak dan fikiran wanita itu, hingga membuat beberapa pekerjaannya sedikit terbengkalai. Kalau saja ini bukan hari sabtu, bisa habis dia dicaci Bu Elly.

"Pamrih banget sih jadi orang."

Matanya menatap malas jam dinding di ruangan kantornya, lima menit lagi jarum panjang itu menuju angka 13. Kalau boleh jujur ia malas untuk pergi, apalagi dengan anak SMA, apa yang nanti dikatakan oleh teman kantornya jika mereka tak sengaja ketemu.

Hembusan nafas panjangnya menghantarkan kepala Yuki tertelungkup di meja. Mengingat kejadian demi kejadian semalam mendadak membuat kepalanya berdenyut.

Tapi... berkat kejadian itu juga akhirnya senin besok Yuki bisa tinggal di apartement bekas Tamara yang resign, dan yang lebih melegakan dari Itu Yuki terhindar dari semua celotehanan bundanya soal 'nikah'.

"Woy... kenapa sih? Loe laper ya?"

Yuki hanya mengintip keberadaan Veby dengan memiringkan kepalanya tanpa terangkat. Mata cantiknya berkedip lucu.

"Genit banget si tu mata, cinta ya loe sama gue." Suara tarikan kursi yang dihasilkan oleh Veby membuat Yuki memberengut.

"Iyah... gue cuinta sama elo..." Tubuh Yuki condong kearah Veby.

"Gila loe...," tangan Veby mendorong pelang kening Yuki yang mendekat ke arahnya. "Balik aja yuk, udah jam pulang."

"Loe duluan deh, gue masih mau ke rumah Prilly." Dusta Yuki, karena tak mungkin wanita itu akan mengatakan yang sebenarnya.

"Yaelah, tu bumil kenapa suka banget nyiksa elo sih," Yuki hanya meringis menanggapi ucapan Veby. Sori ya Prill.. elo jadi korban gue.

"Yaudah gue balik dulu."

Langkah malas, Yuki keluar dari gedung kantornya. Matanya meniti setiap penjuru gedung. Dia tak ingin ada mata yang melihatnya kencan dengan anak SMA. Apa kata dunia jika seorang Yukilia Lembayung, wanita dengan umur 25 tahun, kencan dengan seorang anak SMA yang lebih pantas jadi adiknya.

Yuki menggelengkan kepalanya kuat, saat entah kenapa dalam fikirannya dia menyebut ini kencan, padahal kan belum tentu bocah SMA itu mengatakan jika ini kencan, ini cuma nonton. NONTON. Nanti selesai nonton ya pulang, gak ada makan malam atau apapun, setelah itu selesai. Mereka tak mungkin bertemu lagi setelahnya.

"Tante..."

Yuki tersentak kaget, suara dari samping telinganya menarik paksa jiwanya yang tengah melayang-layang dalam otaknya.

Algha, berdiri di samping Yuki dengan penampilan yang terlihat sedikit berbeda, seragam putih abu-abunya berganti dengan kaos warna hitam, dan skinny jeans warna serupa. Topi bisbol yang bagian depan di putar kebelakang menampilan gaya Al yang kekinian ala anak remaja. Tak lupa sepatu kets warna putih menambah kesan keren yang juga berguna melindungi telapak kakinya.

 Tak lupa sepatu kets warna putih menambah kesan keren yang juga berguna melindungi telapak kakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perempuanku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang