Chapter 5 - Ku Sayang Kamu

3.3K 373 40
                                    

Sudah sebulan ini Yuki selalu mendapatkan sebuah buket bunga yang entah dari siapa, karena note yang ada pada buket bunga itu hanya bertuliskan 'Untukmu, Perempuan cantik yang dipilih Tuhan untuk menjadi tulang rusukku'.

Sudah sebulan ini Yuki selalu mendapatkan sebuah buket bunga yang entah dari siapa, karena note yang ada pada buket bunga itu hanya bertuliskan 'Untukmu, Perempuan cantik yang dipilih Tuhan untuk menjadi tulang rusukku'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunga Itu selalu tersemat di spion mobilnya, jika ia membawa mobil. Tapi jika tidak, Pak Rhoma, Satpam kantorlah yang menjadi penyampai pesan. Tapi beliau tak pernah mau memberi tahu siapa orang yang memintanya untuk memberikan bunga Itu pada Yuki.

"Dapet bunga lagi loe. Akh... Yuki seneng banget sih jadi elo, punya penggemar rahasia gitu."

Sepulang kerja tadi, Yuki tak langsung pulang ke rumahnya, dan semua itu karena bumil resek yang tetiba ngidam pem-pek Pak Ridwan yang terkenal maknyus itu.

"Apaan sih Prill, gue risih sebenernya dapet bunga kek gini, berasa kayak anak remaja aja." Yuki membanting sekuntum bunga mawar itu ke meja, dan meletakkan kedua tangannyan ke dagu.

"Mau gak loe, ya ampun... enak banget, sumpah." Prilly menikmati pem-pek kapal selamnya dengan mata terpejam, sebuah kenikmatan yang dialami oleh seorang ibu hamil, adalah saat ngidamnya keturutan.

"Laki loe mana sih? perasaan lembur terus,"

"Biasa, mendekati akhir bulan. Pekerjaannya numpuk."

"Elo udah gak curiga lagi kan?" Yuki menatap Prilly penuh tanya.

"Enggak donk, laki gue setia." Cengiran khas Prilly membuat Yuki bernafas lega.

"Sayang... suami tercintamu pulang." Suara Ali terdengar samar di ruang makan, raut wajah Prilly nampak cerah, segera dia menuju ke ruang tamu dan menyambut suaminya itu, akhir-akhir ini ia selalu suka mendengar suaminya berteriak saat sampai dirumah, mungkin bawaan bayi.

"Akhh.., cuami aku pulang. Capek ya cuami aku?!" Prilly memeluk Ali dan memainkan jarinya di dada bidang milik Ali.

Yuki yang melihat hanya bisa berdecih, tangannya mengurut kening dan tetiba ia ingin sekali pulang kerumah. Eneg juga kalau melihat adegan yang males ia lihat.

"Gue balik aja ye, laki loe kan udah pulang tu."

"Kok pulang sih Ki?! Loe gak mau ngobrol dulu sama gue?!" Ali menjatuhkan pantatnya di sofa, tangannya melepas sepatunya.

"Males akh... gue gak mau jadi obat nyamuk, so... gue pulang bye." Yuki meraih tas nya dan pergi meninggalkan rumah Prilly setelah bibirnya mencium pipi cuby Prilly.

Ali dan Prilly hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Yuki mengendari mobilnya hati-hati, kalau boleh jujur ia ingin pulang ke rumah, tapi ia malas, mau pulang ke apartement capek, karena jaraknya yang terlalu jauh.

***

"Hai cewek, godain abang dong, abang jablay kesepian." Elang, berbekal ketampanan yang ia miliki selalu saja memiliki cara untuk menggoda gadis-gadis cantik yang lewat di tempat tongkrongan barunya, warung kopi, depan kantor bisusuri Al.

Perempuanku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang