Algha mengalihkan pandangan matanya ke telunjuk Yuki dan menariknya. Membuat Yuki terhuyung dan masuk dalam pelukannya.
Stefan dan Arumi hanya bisa menatap kedua orang itu penuh tanya.
***
Mendapat respon tak terduga dari Algha, Yuki membulatkan matanya. Pemuda itu merengkuh tubuh Yuki yang tanpa pergerakan dengan begitu erat. Bahkan Algha sampai menenggelamkam kepalanya di pundak Yuki. Menikmati aroma Yuki yang begitu ia rindukan.
Yuki merasakan sentuhan lembut tangan Algha yang membelai rambut panjangnya. Wanita itu memejamkan mata dan menikmatinya. Tidak bisa dipungkiri jika Yuki pun juga rindu. Hanya saja Yuki memilih untuk bergeming. Kedua tangannya pun masih menggelantung bebas di samping tubuh. Seakan pasrah, Yuki membiarkan suasana itu terjadi cukup lama.
Stefan dan Arumi masih mematung. Gadis berlesung pipi itu memilih untuk mengalihkan matanya ke semabarang arah. Entah kenapa ada rasa tak suka merasuk di hatinya. Sementara Stefan tak bisa berkata apa-apa. Fikirannya pun seakan membeku. Selama dia dekat dengan Yuki tak pernah sekalipun dia berani menyentuh Yuki.
Beberapa pengunjung yang melihat pun hanya bisa berbisik lirih. Negatif maupun positif.
Merasa cukup, Yuki berusaha menyudahi drama yang baru saja diciptakan Algha. Wanita itu mendorong tubuh Algha menjauh. Tapi meski umur mereka terpaut jauh tetap saja Algha adalah laki-laki yang tubuhnya jauh lebih kuat. Yuki tak bisa melepaskan pelukan Algha karena pemuda itu memeluk Yuki semakin erat.
"Lepasin!" ucap Yuki tertahan.
"Nggak!"
"Lepasin gak?!" Yuki mulai meronta.
"Enggak!"
"Ok." Yuki melemaskan tubuhnya. Kedua tangannya yang semula berusaha mendorong tubuh Algha pun ia biarkan melemas.
Algha tersenyum. Penuh kemenangan. "I miss you. Tacan." Lirih Algha tepat di telinga Yuki.
Saat itulah kesempatan Yuki untuk melakukan sesuatu. Perlahan tangan kanannya terangkat. Mendekati telinga Algha yang menempel di lehernya.
Satu...
Dua...
Ti-
"Wadaw... " Algha meringis. Seketika pelukannya terlepas. Pemuda itu merasakan nyeri yang teramat sangat di telinga kirinya.
"Sakit! wadaw. Ampun! Kapok!" Yuki menjewer telinga Algha kuat-kuat.
Arumi yang melihat Algha kesakitan tak bisa berbuat apa-apa. Gadis itu hanya panik sendiri. Sementara Stefan tersenyum, entah karena apa. Mungkin dia merasa menang karena Yuki membalaskan rasa sakit dipipinya.
"Ampun! Sakit!" Algha berteriak histeris.
Yuki tanpa melepas jewerannya menarik Algha keluar dari kafé. Semakin keraslah teriakan Algha karena rasa sakitnya semakin membara.
"Ini hukuman buat kamu!" Yuki menghentikan langkahnya di parkiran. Tangannya masih setia menjewer telinga Algha. Membuatnya memerah padam.
"A... a... hukuman gimana maksudnya? Lepas dulu. Sakit!"
Yuki menarik tangannya. Dan seketika rasa pedih yang semula terasa berubah menjadi ras panas yang membakar. Pemuda itu seketika menggosok telinganya yang ia yakin sudah mirip kepiting rebus.
"Apa-apaan kamu pukul Stefan segala. Merasa jagoan? Iyah?" Yuki melotot garang. Algha mem-pout-kan bibirnya. Tak terima.
"Aku kan cuma... "
"Cuma apa?! Cuma mau bikin malu aku?! Iyah?!" Yuki melipat kedua tangannya di dada. Matanya memandang sinis ke arah Algha yang masih asyik menggosok telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perempuanku (END)
FanfictionApa yang terjadi jika cowok SMA yang baru menginjak kelas XII dan masih berumur 18 tahun, jatuh cinta pada wanita dewasa yang berumur 25 tahun?! Apakah mereka bisa memiliki pemikiran yang sama? Akh... jangan terlalu jauh dulu, apakah cowok SMA itu b...