Bibir mereka kembali bertemu. Tak hanya itu, mata mereka memandang sejajar garis lurus, sejenak Yuki merasa pipinya bersemu. Tatapan tak direncakanan itu membuat alam nyata mengabur. Mata hazel miliknya, bertemu dengan manik serupa almond yang terasa menghipnotisnya.
Algha mengangkat wajahnya, perlahan pemuda itu mengelus pipi merona Yuki, membuat desiran aneh di tubuh Yuki menginteripsinya untuk memejamkan mata. Bahkan sudah tak ada lagi penolakan dari tubuhnya, wanita seperempat abad itu sangat menikmati apa yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
"I am crazy because of you."
Algha kembali meletakkan bibirnya di bibir Yuki, baginya bibir Yuki serupa candu yang selalu bisa membuat dirinya ingin selalu menyesapnya.
Deringan suara dari gawai Yuki membuat Algha menghentikan aksinya. Yuki menyadari apa yang barusan mereka lakukan adalah kesalahan, sigap wanita Itu berdiri dan mengabaikan Algha yang terjatuh. Wajah Yuki memerah, dan sedikit salah tingkah. Matanya menatap tak tentu arah.
Algha yang melihat Yuki salah tingkah hanya bisa memperhatikan dengan senyum yang mengulum. Bahkan sesekali kepalan tangannya menutup mulut agar tak terkedan meledek. Dari matanya Algha bisa melihat Yuki tengah sibuk mencari handphone yang jelas terletak di tempat tidur. Tapi, Yuki justru mengobrak-abrik bantal di sofa panjang depan TV.
"Kemana sih tu Hape?" Yuki masih sibuk mencari, sedang Algha berjalan santai ke arah ranjang Yuki dan mengambil HP yang masih berdering itu.
"Hape!" Yuki menyambar HPnya di tangan Algha, dan segera menggeser gambar warna hijau.
"YUKI ... !!" Wanita itu menjauhkan telinga saat suara Bundanya menusuk gendang telinganya.
Bip ...
"Mampus. Lupa!" Segera, wanita Itu berlari ke arah kamar mandi.
Algha mengendikan bahunya tak acuh, dan dengan santainya duduk di sofa panjang dan menyalakan TV.
Belum lima menit, Yuki kembali keluar kamar mandi dan berlari tergopoh mengambil koper di dekat pintu, dan menyeretnya ke kamar mandi, tanpa perduli ada Algha yang tengah mengamati setiap geraknya.
Duapuluh menit berlalu, Yuki keluar dari kamar mandi dengan jumsuit warna putih dan stilleto hitam, dengan clutch LV warna senada dengan jumsuitnya. Rambutnya ia gerai indah, poni depannya pun tertata rapi. Yuki nampak seperti wanita dewasa yang elegan dan cantik.
"Mau kemana?"
Hampir saja wanita itu terjatuh karena kaget, karena Algha masih setia menunggunya. "Astagah! Kamu masih di sini?"
"Hehe .... " Pemuda itu terkekeh dengan tangan yang menggaruk tengkuk yang tak gatal.
"Mending sekarang kamu pulang. Saya mau pergi. Lagian saya heran, kok bisa-bisnya kamu tiba-tiba masuk ke sini. Lain kali kalau mau masuk rumah orang itu permisi dulu, jangan langsung nyelonong kayak gitu. Bikin jantungan." Ucap Yuki dengan memoleskan bedak di wajahnya.
"Hehe ... berarti aku boleh donk ya, datang ke sini lagi?"Algha tersenyum girang, menunjukkan susunan giginya yang rapi.
"Terserah! Udah sana pulang. Anak kecil gak boleh pulang malam, nanti di marahin papa, hush .... sana!" Yuki terkikik, entah kenapa ia sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Algha yang selalu menganggunya itu.
"Iyah! Aku pulang. Aku pulang. Eh ... awas ya jangan selingkuh." Algha menhacungkan jari telunjuknya ke arah Yuki.
"Ih .... emang situ siapanya saya? Sok-sok ngatur. Udah sana pulang." Yuki mendorong tubuh Algha, sedang yang didorong tubuhnya hanya bisa mencembik sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perempuanku (END)
FanfictionApa yang terjadi jika cowok SMA yang baru menginjak kelas XII dan masih berumur 18 tahun, jatuh cinta pada wanita dewasa yang berumur 25 tahun?! Apakah mereka bisa memiliki pemikiran yang sama? Akh... jangan terlalu jauh dulu, apakah cowok SMA itu b...