Chapter 19 - Menyerah

2K 276 59
                                    

"Algha!"

Elang mencoba untuk menyamai langkah sahabatnya itu. Untung saja tinggi mereka sejajar. Langkah kaki Algha yang panjang bisa disusul dengan mudah oleh Elang.

"LO LIAT KAN SEKARANG?! LO JAUH LEBIH BERUNTUNG DARI GUE. BANGSAT!" saking emosinya Algha, ia berbicara dengan urat leher yang kentara. Ludah yang muncrat pun ia tak perduli. Ia sedang emosi.

Elang hanya mengembuskan napasnya pasrah. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Soal cinta ia memang tak tahu. Soal sakit hati, Elang mengerti. Seandainya saja ia yang ada diposisi Algha saat ini, ia juga akan merasakan rasa sakit yang sama.

"Yaudah lebih baik sekarang kita pulang. Lo nginep di rumah gue aja." Elang memegang pundak Algha dan menepuknya beberapa kali.

Algha tak menanggapi ajakan Elang dengan ucapan. Pemuda itu hanya mengangguk kecil. Tanda setuju.

"Lo tunggu sini bentar. Gue ambil motor," ucap Elang sambil menoleh kanan kiri. "Anjirr! Lo lari tadi gak kerasa capek, ya? Ini jauh banget dari apartement. Males banget kalo mau balik ke sana." Elang baru sadar jarak antara mereka dengan apartement kurang lebih satu kilometer.

"Ini juga di mana lagi!" Elang kembali celingukan. Tempat mereka berdiri saat ini mirip dengan gang sempit di film-film noir jaman dulu. "Bau pesing lagi." Hidung Elang memyempit dan mengembang.

Algha tertawa dibuatnya. Elang memang tidak pernah mengerti kondisi. Sejenak Algha melupakan rasa sakit di hatinya.

"Yaudah. Kita naik taksi aja. Jangan kayak orang susah." Ucap Algha sembari merangkul pundak Elang dan berjalan beriringan menuju ke jalan besar.

"Btw, lo kalo ngambek kayak cewek juga ya. Sok-sokan lari-lari. Mau niru film India, lo?"

Tak...

Genggaman tangan Algha melayang ke kepala Elang.

"Suek lo."

***

Yuki duduk termenung di apartment-nya. Sepi. Kosong. Biasanya kamar ini akan selalu ramai dengan tingkah Algha yang lucu dan menggemaskan.

Beberapa kali ia berusaha untuk menghubungi Algha. Mulai dari menelfon, dan mengirim pesan singkat lewat media sosial milik Algha. Hasilnya Nihil. Tidak ada balasan atau apapun yang Yuki harapkan. Algha menghilang. Dan, semua ini adalah salahnya.

Flashback on.

"Makasih banget, ya. Udah ditolongin, dianter pulang. Ditraktir juga lagi." Yuki mengangkat satu kresek berisi dua nasi goreng yang sengaja ia bawa pulang untuk dimakan Elang dan Algha.

"Gakpapa. Kamu makannya banyak juga ya ternyata." Kalo boleh jujur Dewa sedikit heran saat Yuki meminta tambahan dua nasi goreng dan dibungkus.

"Gue kalo malem suka laper gitu. Daripada keluar-keluar kan mending bungkus sekarang. Entar tinggal diangetin bentar terus dimakan deh." Yuki menyatukan jari telunjuk dan jari tengahnya. Satu kebiasaan yang tak akan bisa hilang jika ia berbohong.

"Bolehlah... bolehlah." Ucap Dewa menirukan Jarjit salah satu teman Upin Ipin.

Mereka berdua terkekeh bersama.

"Yaudah gue masuk dulu ya. thanks banget." Yuki tersenyum ramah dan memutar tubuhnya.

"Tunggu, Ki!"

Yuki menghentikan langkahnya dan kembali menghadap Dewa dengan kedua alis mata yang terangkat.

Tanpa menunggu atau meminta ijin. Dewa memeluk Yuki. Menumpahkan rasa cintanya yang besar untuk wanita yang dicintainya itu. Yuki bergeming. Jujur ia kaget dengan perlakuan Dewa yang tiba-tiba. Bahkan untuk menolak pun ia tak sangguk. Hingga sepersekian detik kemudian. Dewa menarik tubuhnya menjauh. Kedua tangan Dewa masih menempel di pundak Yuki.

Cup...

Dewa mencium Yuki tanpa peringatan. Yuki yang masih syok dengan pelukan Dewa semakin tambah syok dengan bibir Dewa yang menempel di bibirnya.

Yuki mengedipkan matanya beberapa kali. Hingga...

"Algha!"

Yuki tersentak saat mendengar suara Elang yang khas memanggil nama kekasihnya. Saat itu juga tangan Yuki yang semula lemas kembali terisi tenaga. Tak perduli dengan kresek makanan yang jatuh. Yuki berusaha sekuat tenaga menarik kepalanya menjauh dan mendorong tubuh Dewa kuat.

Plak!

"Sori." Dewa yang merasa tersadar dengan tindakan bodohnya menundukkan kepala. Malu.

"Lo pikir gue cewek murahan yang bisa lo apa-apain seenak jidat setelah lo merasa jadi pahlawan buat gue?! Tidakan lo ini bener-bener kelewatan! Lo ... jangan pernah nemuin gue lagi!"

Yuki pergi menjauh dengan perasaan gusar penuh amarah. Ia lupa untuk mengejar Algha yang pasti sudah melihat semuanya. Perasaan Yuki kini campur aduk. Dia memilih untuk berjalan menuju kamarnya.

Flashback on

***

Yuki masih belum bisa menghubungi Algha. Bocah mesum itu benar-benar menghilang. Mendadak Yuki kehilangan semua hal yang berhubungan dengan Algha.

"Kamu di mana?" Yuki menekuk wajahnya. Menyembunyikannya dilipatan tangan.

Yuki tak pernah merasa begitu kehilangan seperti saat ini.

Merasa sepi sendiri. Yuki meraih kunci mobilnya dan bergegas pergi.

***

"Sumpah. Gue sebel banget sama suami gue. Lo tau gak, semalem dia gak balik ke rumah. Dia lebih milih hang out sama temen-temennya dibanding nemeni gue yang lagi bunting. Kadang gue nyesel kenapa dulu nikah sama dia."

"Makanya, gue bilang apa. Laki lo tu masih belum mateng. Lagian elo, sih. Mau aja diajak nikah sama bocah. Ya gini kan jadinya."

Telinga Algha mendadak panas. Tak sengaja mendengar suara sumbang dari dua orang ibu muda yang salah satu diantaranya sedang hamil.

Mendadak Algha membayangkan bagaimana jika ia dan Yuki menikah. Apakah nasib pernikahan mereka akan berakhir seperti seorang yang tak dikenalnya itu?

Algha lantas turun dari bus setelah tiba di stasiun. Otaknya terus memutar bayangan masa depan yang berbeda jauh dengan impiannya.

Yuki... dan dirinya tak akan bisa hidup bahagia.

Dan mungkin ini waktu bagi dirinya untuk menyerah. Menyerah dengan semuanya. Meski ia tahu hatinya tak akan bisa menyerah semudah itu. Separuh hidupnya masih milik Yuki dan selamanya akan tetap begitu.

***
Senin, 25 Juli 2015
07.44 WIB

Sudah masuk konflik dan itu tandanya? ..... (isi sendiri).

Makasih ya semuanya buat dukungannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Makasih ya semuanya buat dukungannya. Sungguhan aku gak nyangka bakalan sekeren ini respon kalian.

Iloveyouall

Best Regards
AstiPanda

Perempuanku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang