Dengan mood yang benar-benar hancur, Angel berjalan melewati barisan security yang terdapat di depan kantor ayahnya, Stevano inc tanpa berusaha membalas segala sapaan dari orang-orang yang melihatnya.
Gadis bermata biru itu langsung memasuki lift khusus direksi dan memencet tombol ke lantai dimana ruangan ayahnya berada. Jason memang sesekali masih memegang kendali atas perusahaan. Sambil mengawasi Evan yang sebenarnya masih pantas disebut anak nakal.
"Dimana Daddyku?" tanya Angel dengan nada datarnya, begitu gadis itu telah berhadapan dengan sekretaris lelaki yang mejanya berada di depan ruang kerja ayahnya. Sepertinya sekretaris ini masih baru, jika melihat bagaimana cara ia menatap Angel sekarang.
Angel mendesah kesal, karena bukannya menjawab pertanyaannya, lelaki ini malah terus menekuri wajahnya seakaan dirinya adalah patung yang sedang dicari kelemahannya. Sialan!
"Sudahlah...," ucap Angel akhirnya. Dengan cepat gadis itu telah membuka pintu ruangan ayahnya dan mendapati Jason sedang duduk di atas kursi kebesarannya dengan berbagai macam berkas yang terbuka di depannya.
"Daddyy...," panggil Angel dengan gayanya yang merajuk. Membuat Jason mendongakkan kepalanya dari berkas-berkas dan menatap putrinya yang terlihat kesal ketika menutup pintu ruangannya.
Sepertinya ada hal yang mengganggu tuan putri saat ini. Pikir Jason langsung.
Angel memang mudah ditebak. Karena gadis kecil ini akan selalu merengek padanya ketika dia mendapati keadaan yang tidak ia sukai. Keculai jika Jason sedang tidak ada, tentu saja.
"What's wrong?" tanya Jason ketika Angel telah menyeberangi ruangan dan berdiri di sebelah kursinya. Dan sekarang gadis itu telah memeluk lehernya dengan erat dengan kepala yang disandarkan ke bahunya. Tanpa mau menjawab pertanyaannya.
"Daddy sedang sibuk?" tanya Angel sembari melepaskan pelukannya.
Jason mengulas senyum di wajahnya sebelum menjawab pertanyaan princess paling manja di dunia ini, "Hanya melihat hasil kerja Evan. Dan sepertinya Daddymu ini bisa pensiun dengan tenang beberapa saat lagi." Jelas Jason yang membuat Angel mengangguk tanda mengerti.
"Sekarang ada apa denganmu, princess?" tanya Jason lagi yang langsung membuat Angel mengerucutkan bibirnya kesal.
"Aku hanya merindukan Daddy...," ucap Angel sembari melangkah ke arah sofa dan mendudukkan dirinya disana.
Jason hanya mendesah pelan sebelum kembali terfokus dengan berkas-berkasnya lagi. Ucapan Angel merupakan tanda jika ia tidak mau menceritakannya. Lalu dia bisa apa lagi?
"Apapun itu... Kau harus ingat, kau mempunyai Daddy untuk membereskan apa saja yang tengah kau hadapi. Tidak ada yang boleh mengusik putri Daddy... kau mengerti?" ucap Jason tanpa menolehkan wajahnya sama sekali.
Di tempatnya, Angel tersenyum sembari meraih majalah yang tergeletak di depan sofa yang didudukinya. Sepertinya ayahnya sengaja menaruhnya disana untuk mengantisipasi agar Mommynya tidak merasa bosan ketika menunggunya.
"Aku tahu Daddy... aku tahu...," ucap Angel sembari membalik-balik majalah fashion di tangannya.
Tetapi tidak sekarang. Batin Angel dalam hati.
***
Rafael memijat keningnya yang mendadak pening memikirkan satu objek yang kini masih tidak ia ketahui keberadaannya. Kemana perginya adik kecil itu? batin Rafael berkali-kali.
Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, dan itu berarti seharian ini hanya ia habiskan untuk berkeliling tanpa hasil sama sekali. Dapat digambarkan, jika Rafael tidak ubahnya dengan seorang nelayan yang telah melaut semalaman tanpa mendapatkan tangkapan ikan sedikitpun. Miris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile Heart✅ [STEVANO#3]
RomanceComplete✅ BISA DIDAPATKAN DI TOKO BUKU & ONLINE BOOK STORE | Published under Kubus Media Group Publisher. Highest rank #4 in romance category |Some chapters due in private mode | follow me first Kehidupan Angel tak ayal seperti Putri. Apapun yang i...