"Angel? Ingin mengakhiri hidupnya? Tapi kenapa? Bagaimana keadaannya sekarang?!" Jantung Rafael berpacu cepat ketika mengatakannya. Lelaki itu langsung melupakan semua perkataan yang diucapkan Mandy kecuali bagian dimana Angel dan mengakhiri hidupnya disebut.
"Aku tidak tahu kau terlalu bodoh atau naih, Rafael. Sebenarnya apa maksud pertanyaanmu itu?" ejek Mandy yang membuat Rafael mengusap wajahnya kasar.
"Demi Tuhan... Grandma... Tolong katakan bagaimana keadaan Angel sekarang!!" Rafael berteriak frustasi sembari menatap Mandy nyalang. Mandy tersenyum miring. Dasar...
"Kenapa kau tidak mencari tau sendiri? Kenapa kau masih menunggu orang lain memberitahumu? Berapa memangnya umurmu?"
Sialan! Rafael ingin sekali mencekik leher wanita tua di depannya. Dia sedang merasakan ketakutan yang amat sangat, dan wanita tua ini bersikap tidak kooperatif. Menyebalkan!
Rafael menggeram,"Bagaimana caranya aku mencari tahu?! Hah?! Bagaimana?!! Bahkan Angel sama sekali tidak pernah mengangkat panggilanku sejak dia memutuskan panggilanku sepihak?!" teriak Rafael sembari bangkit dari duduknya dan menatap Mandy dengan mata hazel menyala-nyala.
"Kau ternyata benar-benar bodoh." Decih Mandy sembari membiarkan pelayan menaruh dua cangkir kopi di hadapannya.
Sekali lagi, Rafael kembali terpancing dengan ucapan Mandy,
"AKU TIDAK PEDULI AKU BODOH ATAU APA! YANG SEKARANG INGIN AKU TANYAKAN, BAGAIMANA KONDISI ANGEL!!" teriakan Rafael bergema ke penjuru ruangan mansion yang besar. Mandy berdecak tidak suka,
"Well.. well... Ternyata selain bodoh, kau juga berani kepada orang tua. Aku tidak percaya orang seperti ini yang Angel cintai..." Mandy mengatakannya tanpa takut.
Dengan gerakan anggunnya, wanita paruh baya itu telah bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Rafael yang sedang dalam keadaan napas yang memburu. Lelaki itu menatap Mandy lekat, sementara wanita itu lebih memilih untuk memiringkan kepalanya sembari tersenyum mengejek pada Rafael.
"Coba kau pikirkan... Jika kondisi Angel tidak baik baik saja..." Grandma Angel menekankan pada kata baik baik saja, "Apakah aku akan tetap disini?" tambahnya dengan senyuman melecehkan.
Rafael menutup matanya.
Benar. Jika Angel terluka, tidak mungkin wanita tua ini masih berdiri di depannya dan mengaduk-aduk emosinya.
"Tapi... melihatmu yang terlihat seperti orang gila lepas seperti tadi..." Mandy menegakkan kepalanya dan menunjukkan seringaiannya pada Rafael, "Sepertinya kalau kupikir... Kau juga bisa menjaga cucuku..." tambah Mandy yang membuat Rafael mengernyit tidak mengerti.
Tetapi paling tidak, Rafael merasa lega. Angel baik-baik saja. Dia tidak apa-apa.
Dengan gerakan pelan, Mandy meraih tangan Rafael yang masih mengepal dan membuka kepalannya,
"Dengar, Rafael. Aku mengatakan ini karena aku masih ingin memberikanmu kesempatan, atau bisa dibilang aku kasihan padamu... jadi aku ingin menunjukkan sebuah arah jalan untukmu." Lebih tepatnya membuka jalan pada Angel untuk bisa memilikimu. Tambah Mandy dalam hati.
"Tidakkah kau merasa ada yang aneh? Coba tanyakan salah satunya padaku... dan aku akan menjawabnya jika aku tahu.." Rafael mengacak rambutnya ketika mendengar ucapan Mandy.
Ya. Dia memiliki banyak pertanyaan. Bahkan saking banyaknya dia masih bingung ingin menanyakan yang mana dulu! Terlebih lagi pikirannya masih tidak bisa berpaling dari Angel! Dia mengkhawatirkannya. Bayangan jika Angel masih tergolek lemah masih memenuhi kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile Heart✅ [STEVANO#3]
RomanceComplete✅ BISA DIDAPATKAN DI TOKO BUKU & ONLINE BOOK STORE | Published under Kubus Media Group Publisher. Highest rank #4 in romance category |Some chapters due in private mode | follow me first Kehidupan Angel tak ayal seperti Putri. Apapun yang i...