12. Hit The Ground

89.2K 6K 635
                                    

"Aku hamil, El... Anakmu...."

Rafael tidak bisa berkata apa-apa mendengar ucapan Abigail.

What the fish! Bahkan ia tidak pernah merasa menyentuh Abigail sama sekali! Jadi, bagaimana bisa??

"Are you kidding me?" tanya Rafael dengan mata yang menatap Abigail dengan pandangan tidak terima.

"El-"

"Don't speak, Abs!! Shut up!! This is not funny!!" geram Rafael yang semakin membuat air mata Abigail mengalir.

Ternyata memang benar. Yang ia khawatirkan Abigail memang benar.

"Sudah jelas sekarang." Ucapan Abigail semakin membuat Rafael bingung. Setelah mengatakan hal yang tidak masuk akal, kenapa wanita ini malah mengatakan hal yang membuatnya bertanya-tanya??

"Apa maksudmu?" tanya Rafael masih dengan tatapan tajamnya. Ada yang tidak beres disini.

"Perkataan Nenek Angel memang benar," ucap Abigail sembari terus terisak. Rafael mengerutkan keningnya.

"Kau lelaki berpendirian lemah. Cepat atau lambat kau akan meninggalkanku. Baik itu karena Angel atau karena masalah lain...," isak Abigail.

Rafael melebarkan matanya.

Yang benar saja, untuk apa Nenek Angel mengatakan hal itu pada Abigail? Dan kapan mereka bertemu lagi setelah acara konser Angel?

"Kau tidak akan mau mempertahankan wanita sepertiku," ucap Abigail sembari mengusap kasar air matanya. "Kecuali aku tengah mengandung anakmu. Bukankah begitu?" lanjut Abigail yang membuat Rafael tidak bisa berkata-kata.

Sudah jelas.

Perkataan Abigail telah memberikan gambaran jelas bagi Rafael jika yang dikatakan Abigail sebelum ini tidaklah benar. Abigail tidak hamil. Wanita ini hanya berbicara sekenanya akibat pikirannya yang kalut. Dan Rafael tahu betul siapa yang patut disalahkan atas kondisi Abigail. Dirinya, Rafael sendiri.

"Aku tidak pernah memintamu datang ke hidupku, El. Sedikitpun tidak pernah...."

Rafael hanya terus diam sembari menatap Abigail penuh dengan tatapan bersalah. Ya, meskipun tatapannya tidak akan berpengaruh apa-apa. Abigail akan tetap tersakiti, dan itu karena dirinya. Rafael Marquez Lucero, pemenang The Bastard Guy this year.

"Tetapi kau datang. Kau menawarkan kebersamaan pada aku yang selalu sendirian. Tetapi kenapa sekarang... disaat aku sudah tidak terbiasa sendirian lagi... Kau berniat untuk meninggalkanku?" Perfect!

Kata-kata Abigail benar-benar menikam Rafael hingga ke dalam. Membuat dada lelaki itu dipenuhi rasa bersalah yang besar. Tetapi Rafael tetap mengeraskan hati.

Jika ada yang tersakiti disini, yang jelas itu bukan Angeline. Terserah jika semua orang pada akhirnya yang akan hancur. Tetapi tidak dengan Angel-nya. Gadis itu yang selama ini telah Rafael jaga, jadi tidak mungkin ia menghancurkannya dengan tangannya sendiri. Tidak mungkin dan tidak akan.

Katakan saja Rafael egois disini. Tetapi apakah hal ini juga akan tetap dikatakan egois jika Rafael tidak melakukan itu untuk dirinya sendiri? Ini untuk Angel-nya. Hanya Angel.

"Aku memang sangat tahu. Aku tidak akan ada apa-apanya jika dibandingkan dengan putri bungsu dari keluarga Stevano. Tetapi kenapa, El? Kenapa kau memperlakukanku seperti ini? Kenapa kau meninggalkanku setelah sebelumnya menerbangkanku ke langit?"

"Cukup Abigail..." Akhirnya Rafael mengeluarkan suaranya.

Lelaki itu menegakkan wajahnya dan menatap Abigail dengan pandangan hangatnya, seperti biasa. Tetapi yang jelas, Abigail sangat tahu jika keadaan yang akan mereka hadapi sekarang sudah barang tentu tidak akan menjadi seperti biasa lagi. Rafael telah mengambil keputusan, dan itu sangat merugikan dirinya.

Fragile Heart✅ [STEVANO#3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang