Jika ada orang yang bertanya tentang apa penyesalan terbesar yang pernah Mandy lakukan dalam hidup, maka pemandangan di depannya adalah jawabannya.
Ya, tubuh ringkih Mandy tengah berjuang keras dengan sisa-sisa tenaganya untuk bisa bertahan, lebih tepatnya lagi, dia tengah berjuang keras untuk tetap berdiri tegak, sementara peti mati yang berisi jasad cucunya di masukkan secara perlahan ke dalam liang lahat.
Sesak.
Tidak, rasanya lebih dari itu..
Sakit. Pedih. Nyeri dan semua rasa tidak mengenakkan di dunia berkumpul dalam rongga dada nenek tua yang pasti menjadi orang yang paling terpukul disini. Sementara mata tuanya hanya bisa menatap nanar pada gundukan tanah yang mulai di tumpuk di atas peti mati dengan sangat cepat.
Kenapa kau harus pergi secepat ini, Sayang?
Kenapa kau meninggalkan Grandma?
Mandy menghapus air mata yang tidak kunjung berhenti mengalir, padahal sudah tidak terhitung lagi berapa lama ia menangis. Ya, penyesalan memang akan selalu muncul di belakang. Akan selalu seperti itu. Dan ini salah satu contohnya.
Kenapa Grandma sungguh bodoh? Kenapa Grandma membiarkan saja ketika wanita Jalang itu bergerak menyakitimu? Kenapa dengan bodohnya Grandma menyamakanmu dengan wanita jahannam yang paling Grandma benci? Batin Mandy lagi dengan rasa lelah dan sakit yang tidak tertahankan lagi di dalam dadanya.
Dia menyesal. Mandy benar-benar menyesal.
Jika saja Mandy bisa membuat perjanjian dengan iblis untuk membuat cucunya kembali di sampingnya, sudah pasti ia akan melakukan segala cara untuk membuat hal itu dapat terwujud.
Wanita ini rela, bahkan sangat rela untuk melakukan segala upaya seandainya saja hal itu bisa membuat Angel kembali bersamanya. Bernapas di dekatnya, memanggilnya Grandma dan menganggapnya sebagai satu-satunya orang yang paling mengerti dirinya.
Mandy rindu itu semua, ia sangat merindukan saat-saat Angel memberitahunya tentang segala yang membuatnya tidak senang, tentang segala yang dia inginkan, dan tentang bagaimana ia mengagumi Rafael hingga bagian hatinya yang terdalam. Mandy sangat rindu itu semua, tetapi sayangnya kejadian seperti itu tidak akan bisa dia dapatkan lagi. Angeline telah pergi.
Cucunya telah pergi akibat kesalahannya.
Kesalahannya tidak termaafkan...
Suasana yang sedang mendung seakan sangat mendukung geliat hati orang-orang yang sedang berduka itu. Pelayat yang terlihat seragam dengan baju hitamnya seakan menambah suasana kelam yang telah menggelayuti hati setiap orang.
Setelah upacara pemakaman itu berakhir, dan beberapa pelayat sudah melangkah pulang. Mandy bergerak untuk berjongkok di sisi makam Angel dengan Javier yang menuntunnya. Sementara di hadapannya, putrinya—Ariana, Jason, Evan, Albert, dan Lucas sedang terlihat berdiri dengan wajah menatap makam di bawah mereka.
"Kenapa kau meninggalkan Grandma secepat ini, Sayang? Seharusnya Grandma yang pergi lebih dulu, bukannya dirimu," isak Mandy sembari membelai pusara cucunya dengan tubuh bergetar.
"Kenapa kau meninggalkan Grandma sendirian? Grandma menyayangimu.. benar-benar menyayangimu.. Kenapa kau tidak memiliki perasaan yang sama pada Grandmamu sehingga kau memilih pergi begitu saja?" isak Mandy lagi dengan tubuh yang semakin melemas tidak berdaya.
Javier dengan sigap menangkap tubuh Mandy dan memapahnya berdiri. Wanita itu sempat berontak, tetapi tidak ada hal lain yang sanggup ia lakukan selain mengikuti pergerakan Javier. Dia sudah benar-benar tidak memiliki tenaga. Tenaganya telah terkuras habis karena rasa kehilangannya yang besar atas cucu kesayangannya. Angeline—malaikat kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile Heart✅ [STEVANO#3]
Storie d'amoreComplete✅ BISA DIDAPATKAN DI TOKO BUKU & ONLINE BOOK STORE | Published under Kubus Media Group Publisher. Highest rank #4 in romance category |Some chapters due in private mode | follow me first Kehidupan Angel tak ayal seperti Putri. Apapun yang i...