Sebuah Hubungan

154 11 0
                                    

Suara ketukan pintu, membuyarkan lamunan Bayu, ia berbalik dari jendela.

" Pak, ada ibu Resna di luar, ingin bertemu." Sekretaris Bayu. Sonia berdiri di depan pintu. Bayu mengangguk mengiyakan.

"Hello..." Resna masuk, sebelum Sonia mempersilahkannya.

"Ada apa?" Bayu menatapnya dingin. Resna menghela napas, mengibaskan rambut coklat panjangnya ke belakang. Tas di bahunya ia letakkan di atas sofa.

"Kau tak rindu padaku??"tanyanya kesal. Bayu mengangkat bahunya.

"Oh, oke...aku ke sini hanya ingin tahu kabar kalian!"

"Hanya itu?"

Resna mendelik. Ia menggelengkan kepalanya, seakan tak mengerti.

"Kamu tak berubah...Aku heran kenapa adik-adikmu betah tinggal dengan manusia es sepertimu?!"

Bayu tak menjawab, ia menatap jalan raya di luar dengan tatapan kosong.

"Sejak om dan tante meninggal, kau sangat berubah..Apa kau masih ingin sendiri terus??"

"Apa maksudmu?" Bayu menoleh mendengar ucapan Resna yang sedikit aneh.

"Oh, ayolah..kamu mengerti maksudku kan?? Menikah..kau tak ingin menikah??" Resna berdiri, berjalan ke samping Bayu, menatap lelaki itu dengan tatapan bertanya.

"Apa penting bagimu menanyakan itu?"

Resna mengangkat alisnya, bibirnya terbuka sesaat.

"Aku kakakmu, yah walau pun hanya kakak sepupumu.. Tapi aku peduli padamu!"ucapnya kesal.

Bayu memandang Resna. "Sejak kapan kamu peduli?"

"Bayu..apa maksudmu bicara seperti itu??"Resna mulai emosi.

"Aku sudah cukup bahagia dengan keadaan seperti ini, lagi pula Rama dan Yusi masih kecil, jadi.."

"Mereka masih kecil, katamu?? Mereka sudah remaja!!"

"Resna!!" Bayu mulai kehilangan kesabaran, matanya menatap tajam.

"Kau tahu, mereka butuh sosok ibu..Kau bisa menjadi ayah bagi mereka, tapi Kau tak bisa menjadi ibu, terutama untuk Yusi!"

"Apa yang kamu tahu tentang Yusi?!"

Resna terdiam, tak habis pikir dengan sikap Bayu yang keras.

"Dia perempuan. Bayu..dia butuh seseorang untuk mengutarakan isi hatinya.. Dia.."

"Dia bisa mengatakannya padaku!"

"Oh..Kau??"Resna menunjuk Bayu, tersenyum sinis.

"Kenapa??"Bayu tersinggung dengan sikap Resna.

"Dia gadis remaja yang butuh banyak perhatian, apa yang bisa kamu lakukan padanya, hah?? Kau hanya bisa mengaturnya di dalam rumah, tapi apa yang kau tahu dengan apa yang Yusi lakukan di luar sana?? Dia punya mimpi!"

"Mimpi?mimpi khayalan??" Bayu tertawa sinis. Resna menggeleng.

"Kau hanya akan menyakitinya dengan sikap dinginmu, kau harus lihat apa dia bahagia dengan peraturan yang kau buat??!"

"Dia baik-baik saja.."Bayu bergumam, meski ragu.

"Dia tidak baik-baik saja, dia sedih dan dia tidak bahagia!"

"Cukup, Resna!!" Bayu menarik bahu Resna tanpa sadar, mencengkramnya begitu kuat, hingga membuat perempuan di depannya kesakitan.

"Kau dan keluargamu tak tahu apa-apa! Kalian hanya bisa mengatur tanpa tahu apa yang kami rasakan!"

Dream NoteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang