"Selamat yah Mas!"Yusi memeluk Rama, erat. Rama terlihat sumringah mendapatkan pelukan hangat dari adiknya. Di depannya Bayu juga tampak berseri, tangannya menepuk pundak Rama.
"Ayo kita foto dulu!" Rama menarik tangan Bayu dan Yusi ke arah aula. Di sana beberapa wisudawan nampak bergerombol, wajah-wajah mereka terlihat bahagia.
Rama memeluk kedua saudaranya dengan senyum mengembang. Rasa haru dan bangga di rasakannya sekaligus atas keberhasilannya untuk lulus.
Bayu menghela napas lega melihat kebahagiaan Rama. Ia melirik Yusi yang berdiri di sampingnya, wajah adiknya nampak merona, sepasang matanya memperhatikan sekeliling kampus.
"Nyari siapa Si?"
"Hah?? Nggak kok Mas ." Yusi menunduk malu.
"Kenapa?"
"Em..Mas..Yusi bisa nggak yah masuk kampus ini juga?"
Bayu mengerutkan alisnya, heran. "Memangnya kamu mau masuk jurusan apa?"
Yusi menatap kakaknya, ekpresinya sedikit kaget, lama ia tak menjawab.
"Iya..Yusi nggak tahu Mas.."Yusi tertawa kecil. Bayu menggeleng, tangannya mengusap kepala adiknya dengan lembut.
"Pilihlah jurusan apa yang kamu mau, asalkan kamu bisa bertanggung jawab dengan pilihanmu."
Anggukan kepala Yusi yang antusias membuat Bayu tersenyum. Tak lama Rama datang mendekat.
"Ayo Mas kita pulang..Aku sudah gerah!" Ucapnya seraya mengibas baju kebesarannya.
"Mas mau ajak kalian ke suatu tempat."
Rama dan Yusi saling menatap heran.
"Nanti kalian akan tahu."
Suasana pemakaman nampak lenggang, ketika mereka memasuki gerbang. Yusi memegang erat lengan Rama, ada rasa tak nyaman di hatinya.
"Kita..ngapain ke sini Mas.."nada Yusi bergetar. Rama menepuk kecil punggung tangan Yusi berusaha menenangkan.
"Di sini."Bayu berhenti tiba-tiba. Membuat kedua adiknya terkejut.
"Di sini??"Rama celingukan menatap ke sekelilingnya.
"Mas..aku takut..Ayo pulang..."rengekan Yusi membuat Bayu tersenyum tipis.
"Kalian tidak kangen ayah ibu?"
Rama nampak terkejut, di pandangnya dua nisan berdampingan ketika Bayu berlutut. Napasnya seketika panas.
"Maksud Mas?"Yusi nampak belum mengerti.
"Sini!"Rama menarik tangan adiknya, ikut berlutut di samping Bayu.
"Ayah, ibu..Bayu datang bersama Rama dan Yusi.. Ayah dan ibu bisa lihat Rama telah lulus kuliah." Rama melirik Bayu, suara kakaknya terdengar parau. Ia menunduk dalam berusaha merendam gejolak hatinya.
" Kami merindukan kalian.." Bayu mengusap kedua nisan bergantian. Wajahnya sendu. Yusi menatap kakaknya, kini ia mengerti maksud Bayu.
" Kenapa Mas nggak pernah membawa kami ke sini?" Yusi menyentuh nisan di depannya, dengan tangan bergetar.
"Mas butuh waktu Si." Rama melirik adiknya.
Suara ponsel Bayu berbunyi, satu pesan yang di terimanya membuatnya gugup.
"Kenapa Mas?" Rama menangkap kegelisahan di wajah Bayu. Mereka berdiri saling menatap.
"Kita pulang sekarang, Mas ada keperluan!"jawaban Bayu yang tertekan membuat Rama sedikit curiga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Note
RomanceTak selamanya, impian menjadi semangat untuk menjalani hidup, Bahkan, ketika kamu dan aku, tidak bisa saling melepaskan. Aku dan kamu yang di takdirkan hidup dengan keegoisan.