Ria menunduk mendengar penjelasan Fino.
"Aku minta maaf.."
"Kamu memang harus meminta maaf padanya, kita tak bisa begini Ria."
"Seandainya aku serius?" Ria menatap balik Fino. Fino terdiam sesaat.
"Aku tahu kamu tak mungkin melakukannya. Cinta di hatimu bukan untukku."
"Fin..aku.."
"Sudahlah, Ria..aku mengerti keadaan sekarang telah berubah, aku tak bisa melakukan ini."
Ria menunduk dalam.
"Awalnya aku tak ingin menyerah begitu saja, tapi setelah aku melihat Bayu adalah lelaki itu, aku tak mungkin mengkhianati sahabatku sendiri."
"Kita bisa melakukannya!"
Fino menggeleng pelan. "Tidak Ria, aku tak bisa.."
"Tapi, Fin.."
Fino berdiri, ketika peluit panjang terdengar dari kejauhan. Sesaat ia menatap kereta jurusan Malang memasuki stasiun.
"Jaga dirimu baik-baik!" Fino mengusap kepala Ria, tanpa menunggu jawaban Ria ia berlalu pergi.
Ria memandang langkah Fino yang menjauh, mendesah pelan.
"Kau tidak tahu kenapa aku melakukan ini semua Fin.."sesalnya.
.....
" Apa ini?" Bayu menatap Rama dan Ria bergantian. Kedua adiknya saling memandang kaku.
"Tiket.."
Bayu mengangguk. "Iya Mas tahu ini tiket..Tapi untuk apa?"
"Tiket ke Joyja Mas.."Yusi berdiri di belakang Rama dengan wajah takut.
"Kalian..!" Bayu menggeram kesal.
"Kami ingin Mas melakukan sesuatu untuk Mbak Ria." Rama menepuk pundak kakaknya pelan. Bayu menatap tajam tak lama menghela napas.
"Sudahlah. Rama..Yusi. Mas tak ingin mendengar apapun lagi!"
"Tapi, Mas.."rengekkan Yusi terhenti ketika melihat raut wajah Bayu mengeras marah. Ia menunduk tak berani menatap.
"Ambil tas kalian dan jangan ungkit ini lagi!!" Bayu memberi perintah dengan nada suaranya yang keras. Rama mendesah pelan, berbalik dan menarik tangan Yusi menjauh.
"Aku tidak perlu melakukan apapun untuknya!"Bayu mengerutu kesal sebelum meraih tas kerjanya dan melangkah keluar kamar.
Suasana kampus nampak sepi ketika Yusi turun dari mobil. Hari ini hari pertama ia ikut tes masuk kuliah, di liriknya Bayu yang berdiri di sampingnya.
"Rama akan menemanimu selama tes, setelah selesai Mas akan jemput kalian!" Bayu mengulurkan satu tas berisi makanan dan minuman pada Rama.
"Semoga berhasil.."Bayu mengelus kepala Yusi dan memberinya semangat. Yusi tersenyum kecil, hatinya masih di liputi kegelisahan, dan Bayu bisa menangkap itu.
"Jangan pikirkan apapun. Mas tidak mau kamu gagal dan ingat Rama jangan bicarakan ini lagi." Bayu menatap Rama tajam. Yang di tatap hanya menelan ludah tanpa ekspresi.
Rama melirik Yusi yang masih berdiri mematung di sampingnya. Mobil Bayu telah hilang di tikungan.
"Masuk sana Si, Mas tunggu di depan ya?"
Yusi mengangguk lemah.
"Aku ingin Mas bahagia.."gumamnya. Rama menatap adiknya merasa terenyuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Note
RomanceTak selamanya, impian menjadi semangat untuk menjalani hidup, Bahkan, ketika kamu dan aku, tidak bisa saling melepaskan. Aku dan kamu yang di takdirkan hidup dengan keegoisan.