Resna masih berbaring di atas tempat tidurnya, ketika dering telpon membuatnya sedikit terganggu.
"Hallo.."Suara Resna terdengar serak, tak bersemangat.
"Hah?? Apa katamu??!" Resna terduduk cepat, matanya sekejap terbuka lebar.
"Jangan bercanda Anoy!!"
"Brakk!!" Resna tersentak kaget, ketika pintu kamarnya terkuak lebar. Di depannya Bayu menatap dengan sorot mata dingin dan marah.
"Srakk!!"
"Aduuhh!!!" Resna mengaduh kesakitan, saat sebuah buku majalah mengenai wajahnya. Ia memungut majalah yang terjatuh di atas pahanya. Tubuhnya mulai bergetar dingin.
"Bangun!!" Bayu menarik lengan Resna, menyeretnya turun dari tempat tidur.
"Bayu..sakit!!!" Resna mengerang, tubuhnya terhuyung.
"Apa yang sudah kamu lakukan pada Yusi, hah??!" Resna menatap Bayu yang marah, sesaat ia mengigit bibirnya, menahan rasa takut.
"Aku.."
"Kamu bermaksud menjadikannya model majalah dewasa??!" Bentakan Bayu semakin membuat Resna menciut.
"Aku..aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya membantunya!"
"Apa katamu?? Membantu??"
Resna mundur melihat tubuh Bayu yang mendesaknya.
" Aku sudah bilang, tidak ada yang bisa kalian lakukan, baik untukku, atau adik-adikku!!"
"Tapi..aku tidak ada maksud apa pun.. Yusi..Yusi yang menginginkan ini semua!" Resna mulai gelisah. Ia tahu kemarahan Bayu kali ini tidak bisa di anggap permainan.
Bayu menggeleng sedih. "Yusi tidak akan melakukan ini semua, bila tidak ada yang mendukungnya!"
"Aku tidak.."
"Diam!!!!" Resna tersentak kaget, matanya menutup takut. Dengusan napas berat Bayu terasa di wajahnya.
"Aku peringatkan kamu Resna, jangan ikut campur dengan semua yang aku lakukan, kalau tidak.."
Resna membuka matanya, mata mereka saling memandang.
"Kalau tidak..apa?"
Bayu menegakkan tubuhnya, memandang dingin, berbalik sesaat dan menolehkan kepalanya.
"Kalau tidak..Aku akan mengatakan pada semua orang tentang kebohongan keluargamu!"
Bayu melangkah pergi, membanting pintu dan meninggalkan Resna yang berdiri ketakutan. Kedua tangan perempuan itu memeluk tubuhnya sendiri meredakan getar.
"Tidak..Dia tidak boleh melakukan itu, karirku akan hancur! Tidak bisa...!"
.....
Rama memarkirkan sepeda motornya di depan rumah besar berwarna cream. Di belakangnya Yusi berdiri, melepaskan helmnya."Mas yakin?" Yusi memandang kakaknya itu dengan gelisah. Rama menghela napas berat.
"Kita harus selesaikan ini Si, ayo!" Rama menarik tangan adiknya, mereka berjalan ke arah pintu yang setengah terbuka, melongokkan kepala dan berseru memanggil.
"Mba Resna, kenapa??" Yusi menatap kaget melihat Yusi yang turun dari lantai atas, dengan wajah linglung dan pucat, rambut perempuan itu berantakan tak karuan.
"Yusi..Rama..mau apa kalian ke sini??"
Rama dan Yusi saling memandang bingung, tak ada raut ramah di wajah Resna, sebaliknya ada pandangan takut dan sinis.
![](https://img.wattpad.com/cover/71128752-288-k742833.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Note
RomanceTak selamanya, impian menjadi semangat untuk menjalani hidup, Bahkan, ketika kamu dan aku, tidak bisa saling melepaskan. Aku dan kamu yang di takdirkan hidup dengan keegoisan.