Diam, Dengarkan

127 8 0
                                    

Tiga hari sebelum ujian kelulusan. Yusi menyempatkan diri untuk menikmati hari weekend bersama Ria. Kedua gadis itu nampak asyik berkutat di dapur, mengaduk adonan kue, sesekali gelak tawa mereka terdengar.

"Si.."

"Em?"

Ria menatap Yusi sejenak, tersenyum tipis.

"Sebentar lagi kan kamu pulang, gimana senang nggak?"tanyanya pelan.

"Wah, senang banget lah teh..bisa kumpul lagi sama Mas Bayu dan Mas Rama!"

"Emm.. Terus kamu nggak balik lagi ke sini?"
Pertanyaan Ria yang terdengar sedih, seketika menghentikan aktivitas Yusi, di tatapnya perempuan itu dengan pandangan mata sendu.

"Iya teh..Yusi ingin lanjut kuliah di luar.."jawabnya. Ria mengangguk, mengerti.

"Baguslah..Kamu harus belajar yang rajin dan harus jaga diri."

"Teteh sendiri bagaimana?"

"Hah?kenapa?"

Yusi membasuh tangannya, menyeret bangku kecil dan duduk di depan Ria.

"Yusi dengar..Teteh mau berhenti mengajar di sini, benar?"

Ria nampak salah tingkah, wajahnya seketika menunduk.

"Teh..jawab teh.."desak Yusi tak sabar. Ria menghela napas berat.

"Iya Si."

"Kenapa teh??apa ini ada hubungannya dengan Mas Bayu??"

Ria terdiam, kemudian menggeleng.

"Aku sudah memikirkannya lama sebelum ini semua terjadi."

"Terus, teteh kerja dimana lagi?"

"Mungkin, di luar kota."

Yusi terdiam.

"Teteh masih sayang sama Mas Bayu?"

Ria terkejut mendengar pertanyaan Yusi, wajahnya merona malu.

"Si, apaan sih!"

"Jujur teh, Mas Bayu juga suka sama teteh.. "

Ria melongo.

Yusi mengangguk berulang kali untuk menyakinkan Ria.

"Aku nggak bohong teh.."

"Apa Bayu yang bilang?"

"Mas Rama yang bilang.."

"Rama??"

"Iya. Mas Rama sendiri yang bilang, setiap Mas Bayu menyebut nama Teteh, muka Mas Bayu seperti muka Teteh, merah."

Ria mengedipkan matanya mendengar ucapan polos Yusi, tak lama tawanya pecah.

"Kamu itu Si, ada-ada aja!"

"Loh, bener teh..Yusi nggak bohong..!" Ria menggeleng, ia tak ingin melanjutkan pembicaraan mereka.

"Sudah, kita selesaikan ini sebelum malam!" Ria melirik Yusi yang berdiri dan bersenandung riang mengeluarkan beberapa adonan roti yang sudah jadi.

Ria mengelus dadanya, ada rasa hangat, perih dan bahagia campur aduk di hatinya.

Ya Allah..Apa ini nyata?

.....

Bayu sedang merapikan kancing kemejanya di dalam kamar, ketika Rama masuk. Wajah adiknya nampak kusut dan tak bersemangat.

Dream NoteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang