Yusi terbangun dari tidurnya, ketika matahari menerobos masuk melalui celah jendela kecil. Tangan Yusi menutup matanya, ia merasa sangat terganggu, sayup suara gaduh kian membuatnya kesal.
"Selamat pagi dik!" Suara sapaan seseorang membuat dahi Yusi berkerut, matanya menyipit setengah terbuka.
Di samping tempat tidurnya, berdiri seorang perempuan berjilbab lebar, senyum perempuan itu terlihat menawan dan lembut.
"Kamu..siapa??"Yusi terduduk cepat. Namun, lima menit kemudian ia menyadari sesuatu yang berbeda.
"Ini..ini dimana???" Yusi menatap ke sekeliling, ia tak habis pikir kenapa tempat tidurnya berubah sempit, dan bukan itu saja, banyak tempat tidur yang sama di kanan kirinya, di depannya lemari berjejer rapi berhadapan dengan tempat tidur, dinding kamar berwarna putih bersih dan Yusi semakin tak mengerti ketika tangannya meraba baju yang ia kenakan.
"Sudah waktunya untuk bangun!" Perempuan berjilbab lebar yang sedari tadi memperhatikannya itu menyingkap tirai gorden lebih lebar. Yusi menunduk ketika sinar matahari menyilaukan matanya.
"Aku dimana?? Kenapa aku di sini??!" Yusi menatap bingung dan panik.
"Bangunlah, maka kamu akan tahu jawabannya!" Perempuan itu kembali tersenyum, ia berjalan ke depan lemari, membuka dan meraih sesuatu dari dalam.
"Bersihkan dirimu, dan pakai baju ini!" Perintahnya lagi. Yusi masih tak mengerti, ia tak bergeming.
"Kenapa, aku harus memakainya??"tanyanya lagi.
Perempuan itu tak menjawab, hanya tersenyum dan memberi isyarat untuk Yusi bergegas.
Di dalam kamar mandi, keheranan Yusi semakin menjadi, kamar mandi yang di lihatnya berbeda dengan kamar mandi di kamarnya, hanya ada satu bak kecil, satu gayung, closet dan barang-barang yang ia tak pernah sentuh sebelumnya.
"Kamu belum menjawab pertanyaanku!" Yusi menatap perempuan berjilbab lebar tadi yang kembali masuk ke dalam kamar untuk membantunya memasang kerudung.
"Kita turun ke bawah, dan kamu akan tahu semuanya!" Perempuan itu menarik tangan Yusi dengan lembut. Yusi mengikuti, pikirannya berkecamuk ketika melewati lorong di depannya, mereka menuruni anak tangga dan sampai di sebuah ruangan yang cukup luas.
"Mas Rama??" Yusi berlari dan memeluk kakaknya. Rama menyentuh pundaknya sesaat kemudian mendorongnya pelan. Yusi menaikkan alisnya merasa kaget dengan sikap Rama yang berbeda.
"Duduklah Nak Yusi.." Yusi menoleh, melihat seorang perempuan separuh baya sedang menatapnya dengan ramah, di sampingnya seorang lelaki yang juga separuh baya tersenyum penuh makna. Yusi semakin kebingungan. Ia duduk di samping Rama, masih memegang lengan kakaknya erat.
"Mas..kenapa kita di sini??" Yusi menoleh, menatap Rama bingung. Rama melirik sekilas. Namun, tak bicara sepatah kata.
"Yusi.." Yusi menoleh mendengar namanya di sebut. Matanya melotot kaget, ia berdiri dan menatap tak percaya.
"Mas Bayu..!!" Yusi menubruk tubuh Bayu dan memeluknya erat. Bayu memeluk adiknya, mengusap kepalanya dengan kasih. Yusi mendongakkan kepalanya, melihat wajah kakak lelakinya yang ia rindukan.
"Mas Bayu kemana saja.. Yusi kangen Mas.."air mata luruh di pipi Yusi. Bayu tersenyum getir.
"Ada yang mau Mas bicarakan."ucapnya pelan. Yusi menggeleng cepat.
"Mas..ayo kita pulang..!" Yusi memeluk kakaknya lagi. Bayu menatap Rama sesaat, kedua wajah lelaki itu terlihat sendu.
"Sayangnya..kita tak bisa pulang Si."jawaban Bayu membuat Yusi kaget. Ia melepaskan pelukannya, menatap kakaknya dengan pandangan bertanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/71128752-288-k742833.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Note
RomanceTak selamanya, impian menjadi semangat untuk menjalani hidup, Bahkan, ketika kamu dan aku, tidak bisa saling melepaskan. Aku dan kamu yang di takdirkan hidup dengan keegoisan.