Suara dering telpon terdengar ketika Yusi masih berada di dalam kamar mandi. Bayu yang masuk untuk mengantarkan sebuah paket, mengerutkan alisnya melihat ponsel adiknya yang terus bergetar tak henti.
Perlahan ia mendekat, meraih ponsel di atas meja dan membaca satu nama yang tertera di layar.
Bayu menekan tombol yes.
"Hallo..Baby, kamu dimana?"
Wajah Bayu menegang, suara pemuda asing terdengar di telinganya.
"Baby??"
Klik! Bayu mematikan telpon begitu saja, dadanya bergemuruh hebat, wajahnya memerah.
"Mas Bayu??" Yusi nampak kaget, ketika melihat kakaknya di dalam kamar, ia menatap curiga ketika Bayu berada di depan meja riasnya sembari memegang ponselnya.
"Mas cuma mau pinjam ponsel kamu untuk telpon Rama." Bayu meletakkan ponsel Yusi, wajahnya terlihat datar.
"Memangnya ponsel Mas kenapa?" Yusi mendekat, meraih ponselnya.
"Habis pulsa." Bayu mundur sejenak.
"Oh ini paketmu!" Bayu mengulurkan kotak paket ke Yusi. Sebelum adiknya itu menjawab. Bayu sudah pergi keluar dari kamar.
Di depan meja makan. Pikiran Bayu berkecamuk, ia hanya mengaduk makanannya tanpa selera. Yusi turun dari kamarnya ketika Rama datang.
"Ught panas sekali!" Rama mengelap keringatnya yang membanjir, baju olahraganya basah kuyup selepas berlari pagi.
"Oh ya Mas..nanti siang aku ada pertandingan basket di kampus, mungkin pulang sorean!" Rama meneguk segelas air putih dengan cepat.
Bayu hanya mengangguk pelan.
"Yusi juga mau jalan Mas.." Yusi duduk di depan Rama, meraih piring. Bayu menatap Yusi dengan pandangan tajam.
"Sama siapa?"
Yusi mengigit bibirnya, begitu mendengar nada Bayu yang ketus.
"Sama aku!" Resna muncul di depan pintu, ia melangkah masuk dengan santai. Pagi itu ia terlihat lebih casual, rambut panjang coklatnya terkuncir rapi, tubuh seksinya terbalut kaos yang di tutupi jaket berwarna coklat dan celana jeans biru pudar.
"Hai mbak!" Rama berdiri, memeluk kakak sepupunya itu dengan riang.
"Hai Ram.. makin tinggi juga kamu!" Resna mengacak rambut Rama dengan gemas. Matanya kemudian beradu pandang dengan mata Bayu yang dingin.
"Kalian mau kemana?" Rama menatap Yusi yang hanya diam.
"Kami akan berbelanja.. Sudah lama kami tidak jalan berdua kan?" Resna menarik kursi di depan meja makan, tepat menghadap Bayu.
"Hanya berdua?"Bayu menatap penuh selidik, ia merasa Resna menyembunyikan sesuatu darinya. Resna tersenyum manis.
"Tentu, memangnya ada lelaki yang betah untuk menemani kami belanja?"tanyanya sembari cekikikan. Yusi hanya tersenyum tipis.
Sejam kemudian, rumah terasa sepi. Bayu masih duduk di depan meja makan, tatapan matanya nanar memandang pintu yang terbuka lebar. Sesekali ia memejamkan mata mencoba menenangkan hatinya yang gundah.
"Yusi.."nama adiknya itu berulang kali ia sebut.
"Greek!!" Bayu berdiri, meraih kunci mobil dan bergegas keluar.
.....
"Ugh..hampir saja Mas Bayu curiga, Mbak..!" Yusi menarik napas lega di dalam mobil. Resna meliriknya sejenak dan tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Note
RomanceTak selamanya, impian menjadi semangat untuk menjalani hidup, Bahkan, ketika kamu dan aku, tidak bisa saling melepaskan. Aku dan kamu yang di takdirkan hidup dengan keegoisan.