Cintakah

100 6 0
                                    

Seminggu setelah kejadian itu. Bayu memang tak lagi datang ke pesantren, meski secara diam-diam ia melihat Ria dari kejauhan. Hati Bayu gelisah, tak biasanya ia merasakan perasaan yang tak biasa. Mereka tak pernah sejauh ini setelah sebelumnya bertemu kembali di waktu yang tak tepat.

Sore itu seperti biasa. Bayu memarkirkan mobilnya tak jauh dari pesantren. Ia lantas turun dan berjalan ke arah taman depan. Di lihatnya segerombolan santri yang sedang duduk dan melakukan kegiatan di dalam pesantren. Dari tempatnya berdiri Bayu menanti kedatangan Ria.

Lima belas menit kemudian. Sosok Ria datang bersama Yusi. Bayu bisa melihat wajah adiknya yang cerah, nampak riang dan tersenyum. Tanpa sadar bibir Bayu ikut tersenyum, ia senang bisa melihat perubahan yang lebih pada diri Yusi. Ia merindukan adiknya.

"Kurasa aku punya alasan untuk bertemu dengannya!" Tanpa pikir panjang lagi Bayu keluar dari tempat persembunyiannya, masuk perlahan dan mendekat ke arah Yusi dan Ria.

"Mas Bayu??!" Yusi memekik girang melihat kedatangan Bayu yang tiba-tiba. Bayu tersenyum membalas pelukan Yusi. Matanya melirik ke arah Ria. Wajah wanita itu terlihat datar tanpa ekpresi.

"Nanti kita sambung lagi Si." Ria meletakkan buku pelajaran di atas bangku dan pamit pergi tanpa bicara pada Bayu.

"Sebenarnya ada masalah apa Mas?" Yusi melihat punggung Ria yang menghilang di koridor.

"Entahlah, Mas juga tak mengerti..Tiba-tiba saja Ria bersikap seperti itu."

"Mas nggak ada ngelakuin kesalahan??" Bayu menggeleng. Ia terduduk lemas di samping Yusi.

"Mas rasa ada seseorang yang mengatakan sesuatu yang tak baik padanya."

"Siapa??"

Bayu menggeleng. "Mas tidak tahu." Yusi terdiam, di pandangnya Bayu.

"Mas..aku ingin pulang." Yusi mengamit lengan Bayu, menyandarkan kepalanya di lengan kakaknya dengan manja. Bayu menatap adiknya, sejujurnya ia juga merindukan suasana rumah mereka saat bertiga.

"Belajarlah yang rajin, bila kamu lulus Mas akan bawa kamu pulang!" Bayu mengelus kepala adiknya lembut. Yusi menoleh kaget, matanya seketika berbinar.

"Serius Mas???!" Bayu mengangguk.

"Yeee....!!" Yusi mengangkat tangannya ke udara kemudian memeluk kakaknya dengan bahagia.

Bayu tertawa pelan, tak lama matanya menangkap sosok Ria dari balik tembok koridor. Dadanya kembali berdegup kencang.

"Si..Mas bisa minta tolong?"

"Minta tolong apa Mas??"

"Itu..-"

.....
Yusi menatap Ria dengan seksama.
Yang di tatap hanya berpura tak melihat bahkan acuh.

"Teteh tetap nggak mau jujur?"

Ria mengerutkan alisnya. "Jujur masalah apa?"tanyanya.

"Itu..soal teteh menjauhi Mas Bayu.."

Ria terdiam, ia malas untuk membahas masalah Bayu.

Dream NoteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang