"I dont care if we talk about absolutely nothing. I just want to talk to you."
***
Aku menggigit bibir bawahku sambil melihat ke arah es krim, duh ngiler mba.
"Lo mau?"tanya Adit yang menyadari sedari tadi aku melirik ke arah stand es krim
Aku mengangguk antusias. Adit tertawa sambil berjalan menggandengku ke arah stand es krim. Kita berada ditaman kota.
"Bang, es krimnya dua. Rasa coklat ya bang."ucap Adit.
Aku duduk dikursi dekat stand es krim sembari menunggu Adit membeli es krim tersebut.
"Nih."ucapnya sambil memberikan es krim coklat itu kepadaku
Aku tersenyum, "Makasih."
Aku segera menjilat es krim, tanpa peduli keadaan sekitar. Tanpa sengaja, aku melirik ke sebelahku, Adit. Dia memperhatikanku makan es krim tanpa berkedip. Anjir jangan salting liv.
"Makan tuh es krimnya."tegurku
Aditpun tersenyum, "Bawaannya tenang liv, kalo lihat muka lo lagi makan es krim."
DEG!
Aku memalingkan wajahku secepat mungkin, aku yakin wajahku pasti bersemu merah nih. Bego dah. Masa digodain receh gitu doang salting sih?
"Gue ada masalah sama ortu gue liv."
Aku berbalik ke arah Adit, "Masalah apa?"
Adit tersenyum pahit, "Gue cuman mau mereka tinggal dirumah selama seminggu itu sudah lebih dari cukup, gue cuman mau menghabiskan waktu bersama mereka. Gue kesepian liv. Gue anak tunggal. Gue berusaha jadi anak pintar dan rajin buat ngebuktiin ke mereka dan buat mereka bangga. Tapi nyatanya apa liv? Mereka cuman bilang 'kami senang kamu juara satu dit.' Mereka gak pernah ngambilin raport gue dari kelas satu SD, dari dulu cuman mbok darmi yang nemenin gue. kadang gue suka nanya diri sendiri liv, apa gak pernah ada yang peduli sama gue?"ceritanya panjang lebar
Aku mengelus bahunya sambil tersenyum, "Mereka kerja buat lo juga dit, gue yakin terkadang mereka juga kangen sama lo. Tapi kerjaan dikantor merebut semuanya,mereka gak bisa pulang sampe seminggu, mereka cuman bisa doain lo dari jauh. Gue juga yakin, mereka sangat bangga sama lo. Satu hal yang harus lo tahu, gue tulus peduli sama lo."
Tiba-tiba Adit memelukku, dan berbisik, "Gue harap, lo gak pernah ninggalin gue liv."
Aku tersenyum, "Everything's fine now?"
Adit melepaskan pelukannya, "Lo cocok deh jadi ibu-ibu."
Aku menatap tajam matanya, apa maksudnya dia berkata seperti tiu.
"Maksud gue, ibu dari anak-anak gue."
"Receh."
"Biarin."
"Geli."
"Tapi, lo suka."
"Gak."
***
Aku membuka pintu mobil Adit, sambil melihat ke sekeliling taman.
"Dit, ayo dit, ada Vira sama Shila tuh."ucapku sambil menunjuk ke arah mereka
Adit melihat ke arah yang aku tunjuk, "Biarin aja sih mereka liat, lo malu jalan sama gue?"
"Ish bukan gitu, ntar kalo mereka lihat gue bisa diledekin habis-habisan."
"Ya udah yuk, sekarang mau kemana?"
"Pulang aja lah, ntar mama marah kalo pulang malem."
"Minta nomor mama dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are
Novela JuvenilAku adalah perempuan biasa saja, perempuan yang sangat susah melupakan seseorang dimasa lalu. Sampai akhirnya ada dia yang mencoba membantuku move on, tapi dia sempat membuatku sakit hati dan membuatku ingin dia menjauh dari hidupku, kenyataan berka...