"How beautiful is it that someone could make your lips can smile again, when you dont want to smile anymore."
-Anonymous
***
Aku memasang converse-ku dengan hati dongkol, dari tadi malem satu keluarga ngeledekin aku. Apalagi dua bocah itu. Hih kesel!
"Ka Oliv pergi ke sekolah sama bang Adit ya? Cie cie."ucap Dina
"Jadi, lo gak butuh gue lagi liv?"sindir bang Raka
Aku memutar bola mataku, "Stop ledekin gue. Gue mau berangkat."
Ka Aca berdehem keras, "Beuh, buru-buru amat neng. Gak sabar lagi berangkat berdua?"
Papa dan mama tertawa keras, "Jadi inget masa muda deh ya kan pa?"
"Iya ma, Oliv sudah gede ternyata."ucap papa
TOK TOK
Tiba-tiba Adit masuk dan menghampiriku.
"Cie, bang Adit."teriak Deno.
"Jagain adek gue tuh dit."ucap bang Raka datar.
"Iya bang tenang aja."ucap Adit santai
"Nak Adit mau sarapan?"tawar mama
"Gak tante, udah sarapan kok tadi."ucapnya sambil tersenyum
Aku mengambil tasku dan mengajak Adit pergi dari situ, "Udah ah ayo dit."
"Eh om tante saya berangkat dulu."pamit Adit
"UHUYYY OLIV!"teriak ka Aca
Akupun berjalan menuju mobil Adit yang sudah bertengger di depan pagar rumahku, "Cepetan ish."
Adit tersenyum, "Iya."sambil membukakan pintu mobil untukku
"Engg-makasih."ucapku tulus
Diapun duduk dikursi pengemudi, dan mulai menancap gas.
Hening.
"Lo enak ya liv."ucapnya sambil tetap focus mengemudi
"Maksudnya?"
"Ya lo enak aja gitu, orang tua lo sayang sama lo. Bahkan lo punya abang dan kaka perempuan sendiri. Lo gak pernah kesepian."tuturnya sambil tersenyum pahit.
Aku menatapnya dengan khawatir, "Sebenernya lo kenapa dit? Kenapa lo sampe ke club segala?"
"Gue gak tau harus kemana lagi liv. Semua orang gak ada yang peduli sama gue."
"Gue peduli."
"Lo peduli karna kasihan."
"Gue tulus peduli sama lo. Lo ada masalah apa?"
"Lo gak perlu tahu. Lo bukan siapa-siapa gue juga lagian. Lo cuman orang asing yang kasihan sama kehidupan gue liv."ucapnya
Nyesek. Jadi atas dasar apa dia mendekatiku selama ini?
Aku memilih berdiam diri, sebutir dua butir air mata mengalir dipipiku. Sakit kalau kita udah tulus sama orang, orang itu gak percaya sama kita.
Untungnya kita sudah sampai disekolah, aku menyapu air mataku yang sedari tadi mengalir.
"Oliv lo kenapa?"tanya Adit yang menyadariku telah menangis.
"Gapapa, makasih tumpangannya. dan gak usah deketin gue lagi kalau lo nganggep gue cuman orang asing dit. Asal lo tahu ya dit, semenjak lo jagain adek sepupu gue waktu itu. Gue mulai mau temenan sama lo. Tapi sekarang, maaf gue akan menjadi orang asing yang kayak lo katakana tadi."ucapku sambil tersenyum pahit dan membuka pintu mobil sambil berlari menuju toilet.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are
TeenfikceAku adalah perempuan biasa saja, perempuan yang sangat susah melupakan seseorang dimasa lalu. Sampai akhirnya ada dia yang mencoba membantuku move on, tapi dia sempat membuatku sakit hati dan membuatku ingin dia menjauh dari hidupku, kenyataan berka...