24. What else?

1.3K 71 0
                                    

"It's just sad that when i push people away, they just go and don't even try to stay."

***

Aku meletakkan tasku di kursi, aku duduk dan mulai membuka handphoneku. Terlihatlah, beberapa pesan dari aplikasi LINE, karena semalaman suntuk aku mengerjakan PR matematika.

[LINE]

Tumbler: hai syg

Sarcasm: mau berpenghasilan tinggi......

Vira: oi liat pr mtk dund

Shila: Oliv cantik, fotoin pr mtk dund

Adit: maafin gue klo ada slh

Davin: udh tidur liv?

Anjay, beberapa pesan dari official account di Line membuatku berdecak kesal. Satu nama yang membuat jantungku berdebar kencang.

A d i t.

Aku memutuskan untuk membalas pesannya.

Oliv: lo gak ada slh. Gue yg slh buat deket ama cowo org.

Maudy added you by id line

Kok? Maudy pacarnya Adit kan yang add ini?

Maudy: kita bisa ketemu gak?

Aku mengerutkan keningku setelah membaca pesannya.

Oliv: bisa, kapan?

Maudy: jam 4, café black sugar.

Oliv: ok

Ada apa sih? Kok Maudy ngajak ketemuan? Apa-

"WOI!"suara Shila mengejutkanku yang sedang fokus berpikir mengenai Maudy.

Aku berdecak kesal, "Suka banget gangguin orang."

Shila menatapku dengan cengengesan, "Abisnya lo serius banget main handphonenya."

"Gue diajak ketemuan sama pacarnya Adit."ucapku dengan pelan.

"HAH?"jerit Shila sambil langsung duduk disebelahku dan menatapku prihatin, "Hati-hati lo liv, lo dilabrak sama pacarnya Adit. Lo sih deketin Adit."

Aku menyentil dahi Shila, "Yang deketin duluan kan Adit? Bukan salah guekan, lagian Aditnya juga ngungkapin perasaannya waktu itu. gue mana tahu dia udah punya pacar."

Shila mengangguk-angguk serius, "Tapi, Aditnya gak ngakuin dia pacar kan?"

Aku menggeleng, "Tapi gue udah terlanjur sayang, dan gue juga udah terlanjur sakit hati."

Shila menepuk-nepuk bahuku, "Let it flow."

Aku memutuskan untuk menuju taman belakang sekolah. Pagi ini pasti masih sepi.

Aku kembali men-scroll chat di line, aku lupa membalas pesan Davin dan Adit.

[LINE]

Adit: lo gak tau yg sebenarnya liv

Oliv: lo jg gak tau seberapa sakitnya gue ketika tau itu semua.

Aku menitikkan air mataku. Aku menunduk dan menatap sepatuku.

Tiba-tiba ada yang mengulurkan sapu tangan dihadapan wajahku, akupun mendongak untuk melihat si yang punya sapu tangan.

Kak F a d e l, kakak kelas yang waktu itu di wastafel kan? Si kakak kelas ganteng, tapi cuek dan jutek.

You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang