1. Bad Day

4.7K 157 8
                                    

I keep myself busy with the things i do. but everytime i pause, i still think of you.


***

Senin, hari dimana setiap pelajar harus bangun dini hari. Hari dimana bendera merah putih dinaikan ditiangnya. Hari dimana seorang perempuan yang bernama Olivia Delvira Alexander malas untuk mengikuti upacara pada hari itu. Waktu telah menunjukkan jam 05.35 WIB dan mamanyapun beberapa kali keluar masuk untuk membangunkan anak bungsunya itu.

"OLIV, KAMU MAU TERLAMBAT? INI SUDAH JAM 5 LEWAT 35!"teriak mamanya, Audrey. yang suaranya menggelegar diseluruh ruangan.

Olivia pun segera bangun, sambil mengucek-ucek matanya, matanyapun melirik jam dinding di kamarnya sendiri.

"ASTAGA SUDAH JAM SEGINI, MAMA OLIV TELAT!"teriaknya dan langsung ke kamar mandi.

***

OLIVIA POV

Hari pertama aku menginjakkan kaki dikelas 10 semester dua, aku mempunyai wajah yang baby face, suara yang sangat cempreng, serta postur tubuh yang pendek, tak jarang aku dianggap sebagai adik. Akupun memiliki seorang kakak perempuan bernama, Syahila Delvira Alexander. Ka Aca umurnya beda 4 tahun denganku, artinya dia sudah lulus SMA, ya aku memanggilnya aca, karena kalau memanggilnya dengan Syahila itu kepanjangan.

Hari pertama sekolah tidak terlalu buruk, cuman tadi, aku telat 10 menit, dan ini mengakibatkanku berada dibarisan paling depan. Semua orang pasti tak akan mau baris paling depan pada saat upacara, kecuali anak-anak paskibra. Panas, man.

Menunggu upacara sampai selesai memang menyebalkan ya? Apalagi barisan paling depan, gak bisa gerak. Semua guru pasti melihat kalau aku gerak.

"UPACARA SELESAI, BARISAN DIBUBARKAN!" thanks god, ini kalimat yang sedari tadi aku tunggu.

Aku segera berlari ke arah tangga, please, aku tidak mau terlibat dalam kemacetan ditangga. Tapi, aku telat. Sudah sangat macet didepan tangga. Aku menghela nafas. Aku memilih untuk ke kantin sebentar untuk mencari minuman, ups bukan mencari lebih tepatnya membeli.

WHAT? Kenapa jadi ke kantin Utara? Kantin Utara adalah tempat yang sangat ku hindari, kenapa? Lihat saja nanti.

Aku harus bisa menstabilkan detak jantung ini, dan skakmat dia dan teman-temannya sedang ada disini, oke Oliv kau pasti bisa. Aku segera mengambil sebuah aqua botol dan segera membayarnya. Dan yang terjadi selanjutnya,

"EH?"

"Oliv, tumben sendiri?"sapanya,

Keringat sudah menurun didahiku, pertanda aku gugup bertemu laki-laki ini

"Eh iya dav, gue duluan ya."sebut saja aku orang terbodoh didunia, harusnya kan ngobrol dulu, sudah lama aku merindukannya, biar aku koreksi. Aku sama sekali tidak merindukannya, setelah kejadian beberapa bulan lalu, aku berharap tidak pernah melihat wajahnya lagi, eh aku merindukannya, tapi sedikit. Ya sedikit.

Dia Davin Prasetya, laki-laki yang selama setahun mendekatiku selama masa SMP, tapi tidak memberiku kepastian. Sahabatku, Vira bilang "Menurut gue, udah cukup lo nunggu dia liv. Diapun juga menjauhi lo kan? Bahkan lebih parahnya dia udah jadian sama kakak kelas kita dulu. Mending lo move on aja." Akhirnya aku memilih move on, tapi ternyata move on tak semanis apa yang Vira katakan. MOVE ON ITU SANGAT SULIT!

Kembali dengan insidenku tadi yang buru-buru ke kelas membawa sebotol aqua. Aku melirik kelasku dari bawah, anjir tidak ada lagi teman sekelasku didepan kelas. Itu artinya kau harus bergegas ke kelas. Sepertinya guru Biologi sudah datang.

You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang