"Peterpan says think of beautiful memories and you'll fly, but when i think of you, i fall."
***
Aku menjalani hari seperti biasa adanya. Seperti kata Adit, "Lupain aja tentang perasaan gue." aku merasa bersalah untuk tidak mencoba membuka hatiku dengan Adit dan mencoba move on dengan sungguh-sungguh. Selama ini, aku move on dengan main-main, artinya aku tidak tahan dengan perlakuan Davin yang sweet ke semua perempuan. Apalagi mendengar penuturan Rendi kemarin, aku semakin yakin untuk menjauhi Davin dan melupakannya.
"Liv, lo bawa baju ganti olahraga?"tanya Shila dengan panik.
Aku mengangguk santai.
Shila menepuk dahinya, "Mati gue liv! Gue lupa bawa baju ganti huee. Mana pa Afif kan galak gak nerima alasan kenapa gak bawa baju ganti."
"Minjem kelas Davin aja. Kan dia olahraga sehabis kita."ucapku sambil mengeluarkan baju gantiku.
Shila tersenyum penuh arti, "Oh iya juga ya. Temenin gue dong ke kelas Davin liv."
Aku mendengus kesal, "Ga mau ah. Gue mau menghindari Davin shil, gue mau move on dengan serius."
Shila mengerjapkan matanya, tanda dia heran. "Yakin serius?"
Aku mengangguk mantap, "Gue mencoba membuka hati untuk orang lain. Cape tau stuck diposisi kayak gue. Mencintai orang yang mendekati kita tapi tidak memberi kejelasan untuk apa dia mendekati kita."
Shila mengacungkan jempolnya, "Yap, dan gue setuju. Yaudah, gue mau ke kelas Davin dulu minjem baju ganti."
***
Aku berusaha menetralkan nafasku yang tersengal-sengal, karena lari memutari lapangan sebanyak 6 kali. Gila ini cape banget asli.
"Shila Anatasya!"panggil Pa Afif. Mampus lu shil, sekarang giliran lo. Lari memutari lapangan dianggap sebagai ulangan bulanan, dan bergiliran menurut absen.
Tiba-tiba ada sebotol aqua dihadapanku, akupun menengok ke samping, dan disebelahku sudah ada Adit dengan senyumannya.
"Nih buat lo. Capekan?"
Aku mengangguk dan tanpa menjawab pertanyaan Adit aku segera merebut botol aqua tersebut dan segera membukanya. Lega.
"Berapa kali putaran liv?"tanya Adit.
Aku menghela nafas, "6 kali. Sumpah cape banget gila."
Adit terkekeh kecil,"Terus lo dikasih berapa sama pa afif?"
"75 doang anjir, pas kkm tai. Gara-gara gue lari melebihi waktu yang telah ditentukan."gerutuku dengan wajah kesal.
"Biasanya nilai lo melebihi kkm loh liv."godanya
Aku mendengus sebal, "Itu kalo pelajaran yang gak bikin cape njir. Lah ini olahraga, tau aja kan gue olahraga paling lemah. Mana minggu depan praktek basket lagi. Lo kan tau gue paling gak suka basket, karena badan gue yang gak tinggi."
"Mau gue ajarin basket?"
Mataku langsung berbinar dan mengangguk pasti, "Maulah! Kapan lo mau ajarin gue?"
Adit tertawa kecil, "Lo maunya kapan? Gue sih kapan aja bisa, asal sama lo terus."
"Ih gombal receh."
Adit tertawa dengan terbahak-bahak, "Canda ae mba."
"OLIVIA!"panggil pa Afif. Mampus. "Siapa yang nyuruh kamu pacaran disitu? Cepet kesini baris dulu."
Kita ga pacaran pa. duh berapa kali harus bilang sama guru-guru yang ngira pacaran padahal enggak.
"I-ya pa!"ucapku smabil bergegas berdiri dan berlari menuju barisan teman sekelasku.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are
Fiksi RemajaAku adalah perempuan biasa saja, perempuan yang sangat susah melupakan seseorang dimasa lalu. Sampai akhirnya ada dia yang mencoba membantuku move on, tapi dia sempat membuatku sakit hati dan membuatku ingin dia menjauh dari hidupku, kenyataan berka...