"Jatuh cinta itu memang indah, lebih indah lagi jika orang yang kita suka meresponnya dengan baik. Tetapi, ingat dua hal ini; kita bisa saja menyakiti hati mereka, dan mereka juga bisa nyakitin hati kita. Dan yang terjadi padaku sekarang adalah; disakiti oleh mereka."
***
Aku memulai hariku dengan mata yang sedikit sembab, akibat kurang tidur, gadeng, ini akibat nangis gara-gara Adit. Tapi, tenang. Perasaanku sudah menjadi lebih baik daripada kemarin, karena bang Raka sudah habis-habisan menemaniku menonton drama korea tadi malam, even he's too cold but, he's my moodbooster sometimes.
Jadi disinilah aku di ruang makan, sambil melahap sepotong roti dengan selai strawberry. Aku sudah siap hari ini, sudah siap untuk bertemu Adit. Oh iya, for your information, semenjak kemaren aku mematikan handphone-ku. Lah bodo amat.
"Liv, gue pulang sekolah gak bisa jemput, gimana dong?"tanya bang Raka sambil memberi selai pada rotinya.
Aku tersenyum, "Tenang, gue bisa numpang sama temen gue kok. Oh iya jadi kan?"
Bang Raka mengangguk mantap, "Jadi dong. "
"Jadi apaan sih?"tanya mama, kepo.
Aku menaik-turunkan alisku menatap jahil ke bang Raka, "Gue beritahu aja ya bang. Jadi gini lo ma, bang Raka tu hari ini mau nembak cewe."
"RAKA NEMBAK CEWE?"
"Bang, papa kira kamu suka sesama jenis."
"Ih sama pa. untung deh kalau kamu masih suka lawan jenis. Kalau udah jadian, ajak aja ke rumah kita rak."cerocos mama.
Aku tertawa ngakak, "Mampus lu bang, disangka maho."
Bang Raka hanya bisa merengut kesal.
***
Aku memasuki sekolah dengan hati berdebar-debar, perasaan tadi biasa aja dah. Kenapa malah gugup gini sih? Ah bodo, mungkin cuman perasaanku saja kali ya?
Disaat aku berjalan menuju kelas, dibelakangku ada yang meneriakiku.
"Oliv!"panggil Davin.
Aku berbalik ke belakang, dan tersenyum ke Davin, setidaknya Davin tidak menyakitiku tidak lebih parah dari Adit.
"Hai? Oh iya, lo ikut olimpiade Biologi gak?"tanya Davin sambil berjalan disampingku.
Aku menatap matanya, "Lah gue aja baru tahu kabar olimpiade itu baru sekarang. Ih gue pengen ikut."
"Gue ikut olimpiade matematika. kebetulan yang mengadakan satu organisasi."jelasnya.
Aku mengangguk mengerti, "Terus kalau mau daftar gimana?"
"Gue sih emang dipilih sama guru matematika gue."ucapnya.
Aku menunduk sambil menghela nafas, "Semoga aja gue dipilih ya. doain gue vin."
Davin tersenyum, dan mengacak-acak rambutku, "Iya. Oh iya pulang sekolah lo dijemput gak?"
Aku menggeleng, semoga Davin menawarkan tumpangan kepadaku.
"Pulang bareng yuk?"
***
Aku memasuki kawasan anak IPA dengan berusaha santai. Tenang Oliv.
"Oliv!"shit.
Aku berbalik kea rah belakang, dan syukurlah ternyata itu Yuda, "Kenapa yud?"
"Lo dicari Bu Eni di ruang guru tuh. "ucapnya dengan nafas tersengal-sengal.
Aku mengernyit bingung, "Serius kan lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are
Genç KurguAku adalah perempuan biasa saja, perempuan yang sangat susah melupakan seseorang dimasa lalu. Sampai akhirnya ada dia yang mencoba membantuku move on, tapi dia sempat membuatku sakit hati dan membuatku ingin dia menjauh dari hidupku, kenyataan berka...