20. So Annoying

1.4K 81 0
                                    

"Ya Tuhan, jika engkau ingin menjatuhkan lagi hati ini. Jatuhkanlah pada mahir yang tak mematahkan." -yang.terdalam

***

Aku menatapnya dengan serius, mendengarnya bercerita.

"Jadi tadi gue nemuin undangan resepsi pernikahan bokap gue liv."ucapnya dengan wajah pucat pasi, "Gue cuma bingung kenapa nyokap gak beritahu gue dari awal. Gue gak marah sama nyokap, tapi gue kecewa aja gitu."

Aku mengusap pelan bahunya, "Nyokap lo gak mau lo sedih dit. Nyokap pengen lo tetap ceria seperti biasanya.

Adit menghembuskan nafasnya dengan perlahan, "Rasanya gue pengen mati aja liv kalo kayak gini."

Aku membelalakkan mataku, "Gila lo! Lo kira dengan mati bisa nyelesein masalah apa hah? Lo itu udah dewasa dit, jangan bersikap kayak anak kecil lagi. Nyokap butuh lo, gue yakin nyokap pasti udah nungguin lo nih di rumah. Gue saranin sih lo balik ke rumah sekarang. "

"Maaf liv."hanya dua kata yang keluar dari mulut Adit.

Aku mengusap bahunya dengan perlahan, "Jangan sampe bikin nyokap tambah sedih dit."

Tiba-tiba Adit berdiri sambil menenteng jaket kulitnya.

"Mau kemana lagi lo?"tanya ku.

"Pulanglah, masa gue nginep disini sih."ucapnya. dan Adit yang nyebelin pun kembali lagi kayak biasanya.

"Goodboy."

***

Aku menyampirkan tas ke bahuku dan menuruni tangga, di meja makan sudah ada papa, mama, bang Raka dan ka Aca yang sedang memakan nasi goreng bikinan mama.

"Ma, Oliv makan di kantin aja ya."ucapku.

"Yaudah, mama buatin bekal aja ya."saran mama. Ok sip kek anak tk. Tapi ngirit uang juga sih.

Aku mengangguk, "Banyakin ya ma."

"Hari ini lo sama pacar lo kan?"tanya bang Raka. Ngawur amat sih nih orang.

Aku mengenyit bingung, "Pacar? Gue g-"

"I mean Adit."

"Dia gak bisa jemput gue buat sekolah bareng, katanya ada urusan."ucapku, "Jadi gue bareng lo aja bang."

Bang Raka menatapku tajam, "Gak bisa, gue harus an-"

"Gak mau? Oke gapapa gue bisa minta jemput temen gue. Tapi jangan harap gue mau bantuin lo nem-"

"Iya iya!"ucap bang Raka pada akhirnya.

Papa dan ka Aca menatapku bingung.

"Ini loh bang Raka itu mau minta bantuin nem-AWW SAKIT BEGO!" kakiku diinjak dengan sengaja sama bang Raka. Damn.

Bang Raka tersenyum manis, "Bantuin tugasnya Raka maksud Oliv pa, ka."

Aku mendengus kesal, "Awas aja lo bang."

"Nah liv. Makan nasi gorengnya ya, awas aja gak."ucap mama sambil menutup bekal makananku.

Aku tersenyum, "Yaudah ah bang, anterin gue."

"Awas aja lo dek."bisiknya dingin.

***

"Pulang sekolah, jangan telat jemput ya abangku sayang."ucapku sambil mengecup pelan pipi bang Raka. Aku sering mencium pipinya kalau bang Raka lagi kesal dan bête.

Bang Raka mendengus sebal, "Iya ah bawel lo. Dah sana hush."

"Yaelah ngusir."desisku sambil membuka pintu mobil.

You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang