14. Bad and Good

1.5K 89 1
                                    

"Kalau cewek lagi pms jangan pernah bikin mereka berubah jadi singa liar, tetapi ubahlah mereka menjadi anak kucing yang menggemaskan dengan cara memberinya makanan. Misalnya, cokelat."

***

Aku baru saja menginjakkan kakiku keluar kelas, Adit berjalan melewatiku. Aku harus menceritakan moment indahku padanya.

Aku menarik tangan Adit sambil tersenyum, "Dit, kantin bareng yuk. Gue mau cerita nih."

Adit mengangguk dan tersenyum tipis.

Sesampainya di kantin Adit bertanya padaku, "Lo mau makan apa?"

Aku berpikir sebentar, "Gue siomay aja deh sama teh es manis ya."

Adit mengangguk dan berjalan ke arah kerumunan penjual siomay.

Aku menunggu Adit dengan tidak sabar, aku tidak sabar untuk menceritakan aku dan Davin hari sabtu kemarin.

Adit datang membawa siomaynya, "Nih liv."

Aku tersenyum girang, "Makasih Adit."

Adit mengangguk, dan duduk dihadapanku.

Akupun mulai bercerita, "Davin itu so sweet banget ternyata dit."

Adit menyeruput minumannya sambil berdehem, "So sweet'an juga gue kemana-mana."

Aku berdecak kesal, "Gak, lo nyebelin. Gak ada so sweet -nyasama sekali."

Adit tertawa kecil, "Oh iya gimana lagu yang gue nyanyiin tadi malem?"

Lagu? Oh yang kata Shila dan Vira kalau Adit cemburu itu. Aku tanya blak-blakan aja kali ya.

"Gue tahu maksud lo nyanyiin lagu itu."ucapku sambil menyendoki siomay.

Adit menaikkan sebelah alisnya, "Apa coba?"

"Lo cemburukan dit?"

Sontak Adit tertawa terbahak-bahak, "Najis ngapain cemburu begok."

Aku terdiam, sial memalukan sekali ini. Disaat kita udah geer dia cemburu, dan nyatanya dia ga cemburu sama sekali. Sedikit rasa kecewa terbesit dihatiku.

Aku mengangguk-ngangguk sambil memandang ke arah lain, "Oh gitu. Yaudah gue ke kelas ya."

Akupun memundurkan kursi dan segera beranjak pergi dari kantin.

Mengusap sebutir air mata yang ada di pelupuk mata.

***

"OLIV KENAPA?"

"OLIV, LU ABIS DIAPAIN?"

"SIAPA ORANGNYA LIV? SINI BIAR GUE PUKULIN"

Mendengar berbagai kalimat dari teman laki-laki sekelasku, membuat air mataku kembali mengalir.

Ardi mendudukkan bokongnya disampingku, "Lu kenapa liv? Cerita aja sama kita. Vira sama Shila lagi disuruh ke perpus."

Dion yang menjabat sebagai ketua kelas mengusap bahuku perlahan, "Kalo lo emang gak mau cerita gapapa liv. Gue bisa jadi punggung lo untuk menangis kok."

Sontak yang mendengar kalimat itu langsung menoyor kepala sang ketua kelas.

"Modus lu kambing!"

"Cari kesempatan lu dasar."

"Ketua kelas paling kampret ya gini."

Akupun terkekeh kecil, "Udah ah. Lagian cuman guenya aja yang lebay pake nangis segala."

You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang