Prolog.
"Bundaa!"teriak Dylan saat turun dari tangga, sambil memakai dasi di lehernya.
"Sini Abang, sarapan dulu."
"Aduh Bun, Abang udah telat" dengan cepat Dylan mengambil lengan Tika dan mencium punggung tangan Ibu tirinya itu.
"Ayah, Abang berangkat ya" Dylan menghampiri Indra, lalu menciup punggung tangan Ayahnya.
"Hati hati Bang!" ucap Indra sang ayah
"Sip, Assalamualaikum Beijing!"
"Abang!" sahut Tika dan Indra bersamaan
"hehe, Abang becanda kok. Waalaikumsalam."
"DYLAN!"
"Becanda lagi deng. Assalamualaikum."
***
"Milan, Mamah sama Papah kerja dulu yaa." Ucap Dewy sambil mencium kening anak sulungnya itu.
"Iya Mah." jawab Milan cuek sambil meneruskan sarapan paginya .
"Sayang, Mamah pergi kerja dulu ya, kamu hati hati dirumah" Dewy menghapiri Lintang, lalu mencium kening anak bungsunya, Lintang hanya menjawab dengan anggukan.
"Papah kalian udah nunggu Mamah diluar, Mamah pergi ya, Assalamualaikum." Tanpa menunggu jawaban, Dewy sudah meninggalkan ruang makan dengan sangat terburu buru.
"Waalaikumsalam"
KAMU SEDANG MEMBACA
Milan [Completed] [Sudah Di Bukukan]
Teen FictionRank: #12 IN TEEN FICTION 10 Mei 2017 Dylan itu anak yang baik, tapi jahil. Dylan itu pinter, tapi suka di bego-begoin. Dylan itu cinta Milan, tapi di sia-sia in. Tau cinta pada pandangan pertama? Ya, mungkin Dylan mengalami itu, tapi tidak dengan M...