18. Late

69.2K 4.8K 26
                                    

PART INI SUDAH DI REVISI YA;) SELAMAT MEMBACA.

--------

"Lan, emang kita mau beli apa?" tanya Mentari saat sampai di salah satu Mall didaerah Bandung.

"Buku deh kayanya Tar"

"Buat?"

"Bunda, kayaknya di Book Store itu kumplit deh. Kita kesana ajaya?" Mentari mengangguk dan mengikuti Dylan yang berjalan disampingnya.

Mereka pun masuk kedalam toko buku yang dimaksud Dylan. Mereka masuk ke bagian buku resep resep makanan dan memilih buku yang bagus untuk dihadiahkan kepada Tika. Tika memang mempunyai Hobby memasak, dan tidak jarang juga Tika membeli buku resep. Entah mengapa walaupun sekarang di Internet sudah banyak resep makanan, tetapi Tika tidak pernah mencoba resep dari Internet itu. Tika lebih suka mengoleksi dan mencoba resep dari buku buku yang ia beli.

"Bunda kamu suka Masak Lan?" tanya Mentari sambil melihat buku buku resep kue. Dylan mengganguk mengiyakan pertanyaan Mentari.

"Kayaknya gaada yang bagus deh, kita liat buku buku lain aja yu" ucap Dylan. Mentari hanya bisa mengganguk dan mengikuti Dylan dari belakang.

"Kok kita ke bagian buku Matematika sih Lan?" tanya Mentari sambil memperhatikan wajah tampan sang mantan yang belum hilang dari hatinya. Ia masih mencintai Dylan, semua orang tau itu. Mentari hanya bisa mencoba untuk menutup perasaannya. Mentari memang tidak ingin melupakan Dylan, Karena ia mencintai Dylan dengan Tulus, Karena memang mereka tidak ditakdirkan untuk bersama.

"Buat Milan, dia lagi latihan Olimpiade" ucap Dylan semangat sambil terus memilih buku buku yang berhubungan dengan hitung menghitung. Entah mengapa ucapan Dylan membuat hati Mentari sedikit terhenyak.

"Oh ya?" Ia mencoba untuk membiasakan dirinya. Dylan menggangguk sambil mengambil 4 buku yang berbeda."Mau beli sebanyak itu?" tanya Mentari. Dylan mengangguk lagi.

"Harga harga buku itu mahal loh, kamu gatakut uang jajan kamu habis?" tanya Mentari ragu. Pasalnya harga harga buku itu tidak main main. Buku buku itu memang dibuat oleh penerbit yang sangat terkenal, dan memang sudah terjamin kualitas dari buku itu sangat bagus. Dylan yakin, pasti Milan akan membaca buku buku yang ia beli. Ia yakin.

"Iya juga sih, tapi gapapa deh kali kali hehe" ucap Dylan sambil berjalan menuju kasir pembayaran buku buku itu.

"Makan yu? aku traktir deh, kamu mau makan apa Tar?" tanya Dylan, saat selesai melakukan pembayaran buku yang akan ia berikan kepada Milan.

"Engga deh pulang aja, lagian takut malem banget pulangnya" ucap Mantari, Dylan mengangguk lalu menuju parkiran, dan menjalankan motornya menuju rumah Mentari yang berada di daerah Dago, Bandung.

***

Tika mengetuk pintu kamar anak sulung sambil membawa segelas susu hangat dan baju seragam untuk dipakai Dylan bersekolah, besok.

"Masuk Bun, Yah, atau siapa pun yang ngetok" ucap Dylan yang sedang sibuk memainkan gitar nya. Tika pun masuk dan menaruh gelas susu itu di nakas tempat tidur Dylan.

"Kamu tuh ya, udah malem gini bukannya belajar malah main gitar, kasian tuh tetangga kamu" ucap Tika sambil menunjuk jendela kamar Milan yang terlihat dari pintu balkon kamar Dylan yang terbuka besar.

"Ohiya, Abang lupa hehe" jawab Dylan sambil langsung meminum susu yang dibawakan Tika sampai habis.

"Abang ini buku yang Abang beli sama Mentari tadi?" ucap Tika saat melihat tumpukan buku buku tebal yang berada di atas meja belajar. Dylan mengangguk sambil kembali memetik senar gitarnya."Tadi Milan kesini loh" ucapan Tika sontak membuat Dylan mengalihkan matanya kepada sang Bunda.

Milan [Completed] [Sudah Di Bukukan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang