BAB INI SUDAH DI REVISI, SELAMAT MEMBACA, DAN TERIMAKASIH.😊😊😊
-----
"So-sorry." Ucap Milan saat ia menabrak seorang gadis yang sedang berjalan di depannya. Ia merutuki dirinya karena ia terus saja memikirkan keadaan Al, sampai-sampai ia tidak melihat seseorang yang ternyata berjalanan berlawanan arah dengannya. Milan membulatkan matanya saat melihat gadis yang ia tabrak ternyata jatuh dengan pantat yang terlebih dahulu mendarat di lantai ubin. Dan lagi, saat ia melihat wajah orang yang ia tabrak, ia semakin terbelalak kaget.
Ya, ia menabrak Mentari. Mentari adalah gadis terpopuler di Nusa Bangsa. Bukan, dia bukan terkenal karena jahat dan sangar seperti di TV TV. Tetapi justru sebaliknya, Mentari sangat cantik, tidak hanya wajahnya yang cantik tetapi sikap, kelakuan, dan hatinya pun sangat cantik se cantik wajahnya. Dia adalah gadis yang di idam-idamkan lelaki manapun. Tutur katanya lembut dan ke pintarannya yang menjadi nilai tambah seorang Mentari. Ah, bahkan tidak akan ada yang bisa menolak pesona seorang Mentari. Selain itu, Mentari juga selalu menjadi juara umum pertama di NB. Dia juga menjabat menjadi ketua KIR (Karya Ilmiah Remaja). She so perfect, right?
"Iya nggak pa-pa kok." Mentari membersihkan bagian rok di daerah pantatnya yang sedikit kotor.
"Maaf ya, gue bener-bener nggak liat." Milan menatap Mentari dengan tidak enak. Sambil membantu gadis itu berdiri.
"Iya santai aja, Nggak pa-pa kok. Lagian nggak sengaja ini." Mentari tersenyum. Nah kan sudah di bilang, gadis itu sangat baik. "Yauda gue kesana dulu ya, Milan?" ucap Mentari sambil melirik kearah nametag yang berada di dada kanan Milan. Milan mengikuti arah pandanga Mentari lalu mengangguk.
"Iya, sekali lagi maaf ya Tari." Mentari tersenyum lalu akhirnya mengangguk. Setelah Mentari pergi dari hadapannya, Milan kembali melangkah kan kakinya kearah kelasnya di X-2.
"Ngapain?" tanya Reina, saat melihat Milan terlihat sibuk mengeluarkan buku-buku di dalam Tas nya.
"Gue lupa ngerjain PR Senbud." Ucap Milan seraya membuka bukunya.
"Nah ini kabar bagus yang mau gue kasih tau sama lo Mil!" Milan menoleh pada Reina, lalu mengangkat alisnya menunggu kelanjutan. "Bu Fitri nggak masuk, Yeay!" ucap Reina sedikit berteriak.
"Sumpah?" tanya Milan tak percaya. Reina mengangguk mantap. "Jadi nggak usah ngerjain nih?" Reina menggeleng sambil tersenyum.
"Lo darimana?" tanya Reina.
"Kantin. Ohiya, tadi gue nabrak Mentari masa." Ucap Milan.
"Lo nabrak Mentari? Terus-terus gimana? Dia marah nggak?" tanya Reina. Milan menggeleng semangat.
"Ternyata bener kata orang-orang, dia tuh baik banget. Padahal gue bikin dia jatoh sampe pantatnya darat duluan ke lantai. Tapi dia nggak ada marah-marah atau sebel sama gue." Ucapan Milan membuat Reina mengangguk.
"Iya dia emang udah paling baik banget. Si Dylan berarti beruntung juga ya." ucapan Reina membuat Milan mengerutkan dahi nya. Apakatanya? Dylan? Apa hubungannya Mentari dengan Dylan?
"Maksud lo?" Milan menatap Reina dengan dahi mengerut.
"Lo nggak tau?" Milan menggeleng. "Mentari kan mantannya Dylan." Lanjut Reina.
"HAH?!" teriak Milan. Membuat Reina menutup telinga nya. "Sumpah?" Reina hanya mengangguk."Serius?" Milan masih bertanya. Reina menghela nafasnya, lalu mengangguk mantap.
"Serius banget. Lo kemana aja?" Reina memandang Milan heran. "Eh—bukannya lo lagi deket ya sama Dylan? Atau jangan-jangan lo berdua udah pacaran? Atau lagi PDKT? Atau adik-kakaan? Iya kan? Ngakuuu." Tuduh Reina membuat Milan menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milan [Completed] [Sudah Di Bukukan]
Teen FictionRank: #12 IN TEEN FICTION 10 Mei 2017 Dylan itu anak yang baik, tapi jahil. Dylan itu pinter, tapi suka di bego-begoin. Dylan itu cinta Milan, tapi di sia-sia in. Tau cinta pada pandangan pertama? Ya, mungkin Dylan mengalami itu, tapi tidak dengan M...