BAB INI SUDAH DIREVISI, SELAMAT MEMBACA!😀😀😀
-------
Motor di kendarakan oleh Dylan dan Gilang, terus mengikuti jejak motor ninja putih milik Al yang mulai memasuki wilayah perumahan yang berada di daerah kawasan Braga, Bandung.
Dari jauh, mereka berdua bisa melihat ada dua gerombolan anak remaja sebayanya yang mereka yakini adalah—anak geng motor lainnya. Dylan dan Gilang bisa melihat, jika salah satu dari gerombolan itu adalah geng Arnold, dan yang satunya lagi adalah teman-temen se geng Al.
Al yang baru saja sampai di tempat, langsung memposisikan dirinya serta motor yang ditumpakinya di samping Arnold yang kini sudah siap di sampingnya. Lawan nya kali ini adalah Arnold, dan mungkin seterusnya lelaki itu akan terus menjadi lawan Al. Dia Arnold. Mantan sahabat nya. Mantan sahabat yang sudah membuat masa muda nya penuh dengan dendam dan masa lalu yang menyedihkan. Arnold dan Al memang sempat bersahabat saat SMP. Tetapi, penghianata Arnold dan juga kelakuan Arnold di belakangnya membuat Al benar-benar muak. Bukan hanya itu, Arnold ternyata selama ini hanya memanfaatkan Al sebagai penghasil uang untuknya. Al memang termasuk kedalam orang yang berada, da Arnold memanfaatkan itu semua.
"Siap, tuan Alvian?" tanya Arnold, dengan senyuman devilnya.
"Jangan banyak bacot."
"Udah siap untuk kalah ternyata?." Arnold tertawa licik. "Baiklah kalo negitu. Apa kita mulai sekarang, tuan?" tanyanya dengan nada meremehkan.
"Anjing. Kita mulai sekarang!"
Setelah mendengar ucapan Al. Mereka pun sama-sama menyiapkan diri mereka masing-masing, serta tidak lupa memanaskan motor mereka dengan suara knalpot yang tidak bisa di katakan tidak berisik itu. Di balik helm yang di pakai oleh Arnold. Lelaki itu menyeringai jahat. Senyum licik terpampang jelas di balik helm nya. Sayang, yang ia gunakan adalah helm fullface. Siapapun pasti tidak bisa melihatnya.
"Siap?" tanya seorang perempuan yang menengahi diantara keduanya."1....2....3 GO!"
Al melajukan motornya dengan kecepatan gila-gilaan. Dia emosi, dia terlalu emosi kali ini. Saat ini yang Al pikirkan hanya bagaimana cara mengalahkan Arnold, dan membuat lelaki itu tidak terus menerus mengganggu hidupnya. Saat di pertengahan jalan. Al merasa jika kini Arnold berada pas di sisi samping kanannya. Awalnya, Al biasa dengan hal itu. Tetapi di luar dugaan, ternyata kaki Arnold dengan kencangnya mendorong bagian tubuh motor milik Al, dan itu membuat keseimbangan motor Al menjadi tidak stabil. Sungguh, Al tidak menyangka Arnold sepicik itu.
Al mencoba untuk menyeimbangkan kembali motornya, agar tidak oleng dan terjatuh. Tapi sayang, didepan nya terdapat bebatuan yang menyebabkan keseimbangan Al semakin terganggu. Dan kali ini, tidak ada yang bisa ia lakukan lagi selain membanting stir motornya ke arah kiri. Sehingga kepala bagian kirinya terbentur sangat keras ke terotoar jalanan. Kaki kirinya tertindih bagian motor besar yang ia kendarai. Semua tubuh bagian kirinya terasa mati rasa, kaku, dan tidak bisa ia gerakan sama sekali. Semuanya terasa sakit sampai ia merasa pandangannya kabur, berkunang kunang dan semuanya terasa gelap.
***
"Sialan, si Al kemana? Si Arnold aja udah nyampe." tanya Gilang heran saat ia belum melihat motor Al memasuki garis finish. "Biasanya, dia yang menang!"
"Ini nggak beres Lang. Firasat gue nggak enak. Kita cari Al lewat jalur belakang!" Gilang mengangguk lalu mereka pun menaiki motor mereka masing masing, dan mencoba untuk mencari keberada sahabat mereka.
Mereka berjalanan berlawanan arah di area balap antara Al dan Arnold tadi. Jalanan ini memang sepi karena rumah-rumah di perumahan ini masih belum jadi, atau masih dalam tahap pembangunan. Dan tempat ini selalu menjadi sarang kedua segerombolan kelompok itu untuk bertanding, saling menunjukan aksi kehebatan yang mereka punya. Bukan hanya balapan motor saja. Terkadang jalanan ini di salah gunakan untuk balapan-balapan liar lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milan [Completed] [Sudah Di Bukukan]
Teen FictionRank: #12 IN TEEN FICTION 10 Mei 2017 Dylan itu anak yang baik, tapi jahil. Dylan itu pinter, tapi suka di bego-begoin. Dylan itu cinta Milan, tapi di sia-sia in. Tau cinta pada pandangan pertama? Ya, mungkin Dylan mengalami itu, tapi tidak dengan M...