2. Make Mistake Again

146K 8.2K 224
                                    


BAB INI SUDAH DI REVISI, SEMOGA LEBIH BAGUS DARI SEBELUMNYA. TERIMAKASIH😊

------------------------

Bel tanda istirahat selesai sudah berbunyi, tidak membuat kelima lelaki itu bergegas dari tempatnya. Mereka masih asik dengan rokok dan kopi ditangannya masing-masing.

Dylan menyesap pelan kopi Capucinno yang ia beli di kantin tadi—sambil sesekali menimbrungi obrolan asal teman-temannya itu. Saat ini, kelima lelaki itu sedang berselonjoran diatas rumput hijau taman belakang, yang bertepatan di samping parkiran siswa.

"Goblok banget lu Fil." Ucap Dylan setelah Fila—teman sekelas mereka menceritakan kegiatannya kemarin malam, saat lelaki itu pertama kali menginjakan kakinya di club malam. "Trus tu cewek lo apain? Main kaga?"

"Kaga lah bego. Gue kan bingung harus ngapain, jadi ya gue diem aja." Kata Fila sambil menyulut rokoknya. "Lo pada sering ketempat begonoan?"

Al mengangguk. "Kaga sering juga sih ya. Kalo lagi kepengen aja." Jawabnya sambil menghisap benda yang ia hapit di jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Bagi rokok dong, Daf." ucap Gilang sambil mengambil rokok dan korek dari tangan Daffa.

"Eh eh, gue perhatiin nih ya. Gue kaga pernah liat lo ngerokok, Dyl." Tanya Daffa sambil menatap Dylan yang asik menyesap kopinya.

"Lo kemana aja kambing." Ucap Fila sambil menepuk kepala Daffa. "Masa lo baru ngeuh kalo si doi nggak ngerokok?"

"Ya, gue kan kaga merhatiin satu-satu orang ngerokok apa kaga." Bela Daffa pada dirinya sendiri. "Lo napa nggak ngerokok Dyl?" tanyanya lagi—yang sepertinya masih penasaran dengan alasan mengapa Dylan tidak merokok.

"Nggak ah, takut kecanduan." Jawab Dylan sambil menaikan bahunya. "Eh, sekarang pelajaran siapa sih?" tanyanya.

"Si Haikal." Jawab Fila. "Haikal tampan rupawan semampai."

"Ah bego lo."

Milan sedang menemani Reina ke parkiran motor, untuk mengambil buku paket Biology milik Reina yang tertinggal di bagasi motornya. Tetapi, saat sudah sampai parkiran. Tiba tiba Milan menangkap sosok yang ia kenal—Dylan dan Al yang sedang berkumpul dengan beberapa temannya yang lain, di taman.

Milan memincingkan matanya kearah lima lelaki itu, untuk mengetahui apa yang para lelaki itu sedang lakukan. Dari jauh Milan bisa melihat kepulan asap, yang Milan yakini adalah asap rokok. Tetapi—disana Milan melihat, hanya Dylan lah yang tidak merokok. Dan itu membuatnya sedikit, heran?

"Eh Rei, lo tau Dylan?" tanya Milan sambil menepuk pelan bahu Reina.

"Gila, siapa yang nggak tau dia coba? Emang kenapa sih? Tumben banget lo ngomongin soal cowok kecuali si doi." Ucap Reina sambil menakankan kata Doi nya.

"Ish, apaan sih lo." Milan mencubit pelan lengan Reina membuat gadis itu meringis. "Lo liat situ deh, ko cuma dia ya yang nggak ngerokok?" tanya Milan, sambil menunjuk ke arah Dylan dan teman temannya.

"Dia itu emang anti rokok." jawab Reina sambil menutup bagasi motornya.

"Kok tau?"

"Apa sih, yang Reina nggak tau soal Yayang Dylan." Kata Reina sambil menaik turunkan alisnya.

"Ah jijik banget."

Pandangan kedua gadis itu masih tertuju pada kelima lelaki disana, dan tiba-tiba seorang pria berkepala botak datang dari arah belakang kelima lelaki itu, lalu menghampiri kelimanya dengan tongkat panjang yang setia di pegangannya.

"HEH KALIAN MEMBOLOS PELAJARAN SAYA DAN MEROKOK?! MAU JADI APA KALIAN HAH?! KALIAN SEMUA IKUT SAYA KERUANG BP!"

***

Milan [Completed] [Sudah Di Bukukan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang